Denia membungkam mulutnya rapat-rapat sedari tadi. Di hadapannya ada Davian yang tanpa lelah mengomelinya sejak setengah jam yang lalu.
Denia ketahuan bolos sekolah setelah Vega menemui Davian untuk menitipkan tas Denia karena ia tak kembali lagi ke sekolah.
Setelah dari mall Denia diajak oleh Veron ke beberapa tempat yang rencananya akan dikunjungi cowok itu dan pacarnya saat merayakan ulang tahun pacar Veron. Dan ia pun sampai rumah hampir berbarengan dengan Davian. Beruntung Davian tidak melihat Veron saat mengantarnya pulang.
"Kak udahan dong ngomelnya, aku laper." Denia menatap kakaknya itu dengan tatapan memohon.
"Laper?" tanya Davian yang diangguki oleh Denia. "Kamu tuh harusnya dihukum bukannya minta makan."
"Jahat," desis Denia menatap kakaknya sengit.
"Oke deh kamu boleh makan tapi beliin kakak es krim dulu."
"Males keluar kak," rengek Denia.
"Beliin atau kamu kakak aduin ke mama kalau bolos?" ancam Davian yang membuat Denia akhirnya menuruti permintaan kakaknya itu.
Denia menghentakkan kakinya ketika berjalan di depan Davian sebagai bentuk protesnya.
Sepanjang perjalanan Denia terus aja menggerutu. Ia menyalahkan Veron atas semua hal menyebalkan yang terjadi hari ini. Ia merindukan hari-harinya yang tenang sebelum mengenal Veron.
"Nih." Denia menyerahkan kantong plastik berisi beberapa batang es krim kepada Davian yang masih betah berada di kamarnya.
Davian tersenyum bahagia mendapat es krim kesukaannya apalagi itu gratis. Karena yang gratis itu biasanya terasa lebih enak.
"Sana buruan lo makan abis itu beresin kamar gue!" perintah Davian sambil mengibas-ibaskan tangannya mengusir Denia.
"Kak aku tuh capek," protes Denia dengan muka dibuat semelas mungkin berharap kakanya bisa luluh.
"Bodo amat."
Oh God. Rasanya percuma memohon kepada Davian. Sifat kakaknya itu persis seperti Veron yang tak pernah mau mendengarkannya.
🐣🐣🐣
"Denia lo disuruh ke ruang BP." Pesan itu disampaikan oleh Clarissa teman sekelasnya yang baru saja memasuki kelas.
"Ngapain?"
Clarissa mengendikkan bahunya tanda tak tau apa alasan sang guru BP menyuruhnya memanggil Denia.
Denia sendiri sudah berasumsi kalau hal ini pasti ada hubungannya dengan pelanggaran yang ia lakukan kemarin.
Hawa dingin menyambutnya ketika memasuki ruang BP. Sepertinya gurunya sengaja membuat suhu ruangannya dingin supaya kesan menakutkannya lebih terasa.
Denia melihat seseorang telah lebih dulu berada di sana dan duduk tepat di hadapan Pak Bandi dan Denia tau siapa orang itu.
"Bapak panggil saya?
"Iya, silahkan duduk." Pak Bandi mempersilahkan Denia duduk di samping cowok yang tak lain adalah Veron.
"Bapak tau kemarin kalian berdua bolos, karena itu bapak akan kasih kalian hukuman... tapi sebelum itu jawab pertanyaan bapak dulu," ucap Pak Bandi dengan serius.
"Kalian pacaran?"
Denia pikir gurunya itu akan menanyakan alasan kenapa ia bolos atau hal lain yang lebih penting tapi gurunya justru menanyakan hal yang sangat tidak masuk akal menurut Denia.
"Enggak pak," jawab Denia yang berbarengan dengan Veron.
"Hmm ya sudah kalau kalian tidak mau mengakui. Tapi bapak doakan kalian langgeng ya."
![](https://img.wattpad.com/cover/172330520-288-k35243.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIA
Teen FictionDenia tidak menyangka bahwa hidupnya akan berubah 180 derajat setelah ia bertemu dengan Veron. Kakak kelas di sekolah barunya itu selalu saja membuatnya dalam masalah. Seolah itu tak cukup, Veron dengan tanpa berdosa memaksanya untuk menjalani hubun...