Mata Denia mengerjap mendengar perkataan Veron. Bagaimana pula cara ia membantu cowok itu balas dendam kepada Agatha?
Pikiran Denia mulai menebak-nebak hal yang mungkin akan Veron perintahkan kepadanya. Pasti tidak jauh-jauh dari membuat Agatha menyesal telah meminta putus dari Veron.
"Gimana lo mau nggak?"
Suara Veron langsung membuyarkan lamunan Denia. "Gimana caranya kak?"
"Lo jadi pacar bohongan gue pura-pura bahagia di depan mata Agatha dan lo juga harus bikin Agatha iri sama lo," jelas Veron dengan sangat santai.
Mata Denia membulat. Ia harus jadi pacar bohongan Veron? Bisa-bisa ia dikuliti oleh seluruh siswi di SMA Dirgantara kalau sampai hal itu terjadi.
"Aku nggak mau kalau gitu caranya kak." Denia menolak dengan penuh penegasan.
Ekspresi Veron mengeras dan tatapan cowok itu terhadapnya semakin dingin. Denia menelan salivanya sepertinya ia salah berbicara. Harusnya ia turuti saja kemauan cowok itu daripada ia harus berhadapan dengan situasi menegangkan seperti ini.
"O-ke aku mau." Denia akhirnya menyetujui dengan penuh keraguan. Sampai kapan ia harus tunduk kepada Veron. Keberadaan Davian juga sepertinya tidak bisa menolongnya lepas dari jerat Veron.
"Good girl." Veron tersenyum miring kemudian mulai menyesap vanilla latte dihadapannya.
🐣🐣🐣
Sesuai rencana Veron, ia dan cowok itu mendatangi perpustakaan kota tempat yang biasa Agatha datangi sepulang sekolah.
Mereka duduk di bagian tengah perpustakaan. Tidak terlalu buruk menurut Denia, justru ia malah suka berada di perpustakaan karena sudah lama ia tak menyambagi tempat itu.
Denia meninggalkan Veron yang sedang memeliti ke seluruh sudut ruangan mencari keberadaan Agatha menuju ke deretan rak yang berisi ratusan bahkan ribuan buku.
Denia meneliti setiap buku yang terpajang di rak mencari buku musik kesukaannya. Tak perlu waktu lama Denia melihat buku yang dicarinya.
Ash kenapa pula buku yang dicarinya harus berada di rak tertinggi yang tentu saja tidak bisa ia capai dengan tinggi badannya yang pas-pasan.
Denia berjinjit mencoba meraih buku yang sangat ingin ia baca itu namun tangannya hanya bisa menyentuh ujung buku saja. "Susah banget sih mana kaki gue sakit lagi."
Tiba-tiba sebuah tangan mengambil buku yang coba diraihnya sedaritadi dan menaruh buku itu di tangan Denia. Denia tersenyum senang karena untungnya ada seseorang yang berbaik hati mau menolongnya.
"Maka--" Kalimat Denia terhenti dan senyumnya luruh seketika kala matanya menangkap siapa yang baru saja membantunya mengambil buku.
Matanya membulat dan buku yang berada di tangannya pun terjatuh sempurna ke lantai.
"Selera lo masih sama ya Den," ucap cowok di hadapan Denia sambil membungkuk mengambil buku yang dijatuhkan oleh Denia.
Denia menatap dingin cowok di hadapannya dan tanpa sepatah katapun Denia langsung pergi dari hadapan cowok itu dengan tergesa menuju tempat duduknya tadi.
"Kak aku duluan," pamit Denia lalu menggendong ranselnya dan pergi meninggalkan Veron secepat yang ia bisa.
Veron yang menyadari tingkah aneh Denia mengejar gadis itu dan menahan tangannya. "Lo kenapa?"
Veron terkejut karena melihat setitik air mata jatuh dari pelupuk mata Denia. Baru kali ini ia melihat gadis itu menangis.
Tanpa menunggu lama Veron langsung menarik tangan Denia menuju mobilnya dan menyuruh gadis itu masuk. "Lo di sini dulu gue mau beli minum dulu."
Setelah menutup pintu mobilnya Veron bergegas menuju mini market yang terletak tak jauh dari lokasi mereka. Denia menatap kepergian Veron kemudian pikirannya kembali melayang ke kejadian tadi.
"Kenapa harus ketemu dia sih." Denia menangis semakin kencang. Beruntung kaca mobil Veron berwarna gelap sehingga orang di luar tak bisa melihatnya menangis.
Denia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya mencoba meredam tangisnya yang semakin menjadi.
Sebuah ketukan di kaca sampingnya membuatnya cepat-cepat menghentikan tangisnya dan mengelap air matanya yang bercucuran. Ia kemudian membuka kaca sampingnya dan menemukan Veron berdiri di sana.
"Nih minum dulu abis itu lo lanjutin nangis lo sampe puas gue tunggu di luar kalo udah puas pencet aja klaksonnya," ucap Veron sambil menyerahkan sebotol air mineral kepada Denia kemudian pergi menuju bagian belakan mobil.
Denia menengok ke belakang dan melihat Veron bersandar di sana sambil memasang earphone ke kedua telinganya. Denia tersenyum tipis, berterima kasih kepada Veron yang bisa mengerti situasinya.
Setelah minum dan merasa sedikit lega Denia kemudian merapikan penampilannya kemudian memencet klakson sesuai perintah Veron.
Tak lama kemudian Veron masuk ke dalam mobil. "Udah lega?"
Denia tersenyum tipis dan mengangguk menjawab pertanyaan Veron. Veron kemudian membuka bagian depan tasnya dan mengambil sebungkus dari banyaknya coklat di dalam sana dan menyerahkannya kepada Denia.
"Makasih kak," Denia tersenyum manis menerima pemberian Veron.
Teryata Veron sama seperti Davian yang selalu punya stock ice cream di kulkas, cowok itu juga selalu punya stock coklat di dalam tasnya.
Denia membuka bungkus coklat tersebut dan mulai memakannya. Rasa manis coklat pemberian Veron benar-benar bisa membuat moodnya kembali naik.
"Kalo boleh tau lo tadi kenapa?" tanya Veron sambil melajukan mobilnya menjauh dari area parkir perpustakaan.
"Nggak pa-pa kak cuma ketemu seseorang yang nggak pengen aku temuin lagi."
"Mantan pacar?"
"Maybe yes maybe no."
Alis Veron terangkat satu. "Lah kok?"
"Ya mungkin karna aku gak bener-bener jadi pacar dia, jadi ya bisa jadi dia mantan aku bisa jadi enggak," jelas Denia yang membuat Veron semakin bingung.
"Nggak ngeh gue."
Denia menghela napasnya. "Intinya dia seseorang dari masa lalu yang nggak pengen aku temuin lagi."
Veron hanya manggut-manggut saja sambil terus fokus menyetir menuju rumah Denia.
"By the way maaf ya kak gara-gara aku kita nggak jadi balas dendam ke kak Agatha." Denia meminta maaf dengan nada penuh penyesalan.
"Nggak pa-pa lagian kayaknya dia nggak ke perpus hari ini."
Denia menghela napas lega karena ia kira ia sudah menghancurkan rencana Veron untuk balas dendam namun ternyata tidak.
🐣🐣🐣
Uwuwuwu penyejuk mata 😍
Yang k-popers pasti tau dia siapa tapi disini anggep aja cogan di atas itu Veron Arsena 😆
🎨 15 Januari 2019
With love
DotterNatt yang belum bisa tidur dan lagi sibuk garuk-garuk gegara alergi abis makan kepiting 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
DENIA
Fiksi RemajaDenia tidak menyangka bahwa hidupnya akan berubah 180 derajat setelah ia bertemu dengan Veron. Kakak kelas di sekolah barunya itu selalu saja membuatnya dalam masalah. Seolah itu tak cukup, Veron dengan tanpa berdosa memaksanya untuk menjalani hubun...