X : Alergi

730 36 0
                                    

Pagi ini Denia hanya mondar-mandir sendiri di dalam kamarnya. Ia bingung karena di hari Minggu yang cerah ini tidak ada yang mengajaknya jalan-jalan. Davian pun juga sedang sibuk les untuk persiapan UN.

Ia mengecek ponselnya hanya ada notif dari grup saja. Kemudian ia meletakkan kembali ponselnya di atas meja belajarnya kemudian meraih gitar yang bersandar cantik di tembok.

Ia duduk di balkon kamarnya dan memetik gitarnya secara asal. Ia benar-benar merasa sangat bosan saat ini.

"Gue bosen," ratapnya dengan wajah lesu kemudian memilih masuk kembali ke dalam kamarnya.

Ia baru saja meletakkan gitarnya saat ponselnya berdering dan menampilkan nama Vega di layarnya.

Dengan secepat kilat Denia meraih ponselnya. "Halo Ve... lo mau ajakin gue jalan-jalan ya? Gue bosen banget sumpah nggak ada yang ngajakin jalan mana Davian lagi..."

"Denia diem dulu ihh gue mau ngomong."

Denia terkekeh. "Maaf maaf ini mulut gue remnya lagi blong."

"Kak Raka ngajakin nonton lo mau nggak?"

"Mau banget banget banget," jawab Denia semangat. "By the way anyway busway kak Raka itu siapa?"

"Itu loh anak sekelasnya Veron nanti sama Daniel juga."

"Okelah kalo gitu gue siap-siap dulu."

Setelah mematikan sambungan teleponnya Denia bergegas menuju kamar mandi. Ia tak menghabiskan waktu lama untuk bersiap-siap. Cukup setengah jam ia sudah siap dengan ripped jeans hitam dan kaos putih dengan outer kemeja oversized berwarna merah dengan aksen kotak-kotak.

Denia mengecek ponselnya dan ada pesan dari Vega bahwa gadis itu sudah hampir sampai rumahnya. Gadis itu langsung beranjak turun dan memilih menunggu kehadiran temannya di teras rumah.

🐣🐣🐣

"Mau nonton apa nih?" tanya Vega.

"Terserah kalian aja deh gue mah nurut aja," jawab Daniel --teman sekelas Denia dan Vega-- yang juga diangguki oleh Raka.

"Beneran terserah ya?"

"Iya iya terserah lo." timpal Raka.

"Okelah... yuk Den."

Vega menarik tangan Denia mengajaknya membeli tiket. Setelah mendapat tiket mereka memutuskan untuk ke bermain di timezone terlebih dahulu karena masih ada 45 menit tersisa sebelum film diputar.

"Ve gue ke toilet dulu ya," pamit Denia pada Vega yang sedang berkonsentrasi penuh berusaha mendapatkan boneka dari salah satu permainan di sana.

"Oke oke jangan lama-lama." Jawabnya tanpa menengok ke Denia.

Denia bergegas menuju salah toilet yang jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka bermain.

Setelah menyelesaikan panggilan alamnya Denia berniat menunggu di depan studio bioskop saja namun ia memutar arah kakinya menuju arah lain ketika ia melihat seseorang yang tampak familiar baginya. Cowok itu sedang mengintip ke dalam restoran seperti seorang penguntit.

"Kak Veron?" Denia memanggil cowok yang tak lain tak bukan adalah Veron.

Veron memutar badannya. "Nah kebetulan banget lo di sini. Itu ada Agatha lagi makan bareng pacar barunya." Veron menarik tangan Denia masuk ke dalam restoran.

"Kak tapi aku udah ditungguin temen-temen mau nonton." Denia melayangkan protesnya yang tentu saja tak akan di gubris oleh Veron.

Denia menyesal telah memanggil Veron karena sekarang ia tak bisa kembali ke teman-temannya dan malah menjalankan misinya dengan Veron.

DENIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang