"Aku pernah hidup di suatu drama memuakkan, dimana peran utamanya terlihat saling mencintai, padahal di balik itu semua mereka hanya saling memanfaatkan satu sama lain"
*****
Bel pulang sekolah sudah berbunyi, Arion segera menemui Freya di kelasnya. Gadis itu masih berada disana menunggu kehadiran Arion, Arion senang setidaknya Freya tidak mengingkar janji.
"Yuk"
Arion mengandeng tangan Freya, mereka berdua menuju parkiran, parkiran yang masih ramai itu kembali heboh, mereka sudah sepenuhnya yakin bahwa Arion memang berpacaran dengan Freya! murid kesayangan guru SMA Pertama.
Arion melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah, selama di perjalanan keduanya memilih bungkam, Freya agak terkejut saat mobil Arion mulai memasuki jalan yang di samping kanan-kirinya adalah hutan.
"Tenang aja, gue gak bakalan aneh-aneh kok" seolah bisa membaca pikiran Freya, Arion berujar menenangkan.
Arion menghentikan mobilnya, ia mengenggam tangan Freya, keduanya masuk ke dalam hutan, Freya awalnya takut, namun setelah beberapa saat berjalan, Freya terpukau saat melihat danau yang begitu indah terpampang di hadapannya.
"Lo suka?" Tanya Arion
Freya mengangguk, dia benar-benar sangat menyukai danau yang masih terlihat sempurna ini, karena belum ada campur tangan manusia.
"Lo orang pertama yang gue ajak kesini"
"Teman lo?" Tanya Freya
"Gue baru nemuin tempat ini dua minggu yang lalu, saat gue gak sengaja buat jalan-jalan nyari angin. Dan gue belum sempat kasih tau sama yang lainnya" jawab Arion
Arion mengajak Freya duduk di samping danau, dia merentangkan jaketnya untuk alas duduk, agar seragam mereka tidak kotor.
"Jadi mulai darimana perkenalan kita?" Tanya Arion
"Terserah lo, soalnya gue udah hampir semua tau tentang lo, gue tau mama sama papa lo, dan gue juga kenal sama adik lo, karena dia pernah ke sekolah sama bokap lo"
"Oke gue mulai dari keluarga terlebih dahulu, lo punya saudara kandung?" Tanya Arion
"Gue anak tunggal" jawab Freya
"Mama sama papa lo dimana? Kok gue gak pernah ketemu, pas gue anter sama jemput lo aja, rumah lo kelihatan sepi"
"Mama sama papa gue sibuk kerja, mama di Australia sedangkan papa di London"
"Lo bukan anak broken home kan?"
"Gue emang bukan anak Broken home Ar, tapi hidup gue jauh lebih menderita di bandingkan anak broken home"
"Kenapa? Gue pengen tau. Kalau lo gak mau cerita juga gak apa" ujar Arion
Freya menatap lurus ke arah danau.
"Mama sama papa gue menikah, tapi mereka gak saling mencintai. Lo pernah dengar kan? Kalau banyak dari pengusaha yang menikah hanya untuk saling memanfaatkan satu sama lain, padahal tidak ada rasa cinta di antara keduanya. Gue salah satu yang terjebak di kasus seperti itu, gue hidup di satu keluarga yang terlihat saling mencintai di depan semua orang padahal di balik itu semua, mama sama papa gue cuma saling memanfaatkan untuk kepentingan perusahaan nya. Gue tau, gue itu anak yang enggak di inginkan, karena mama sama papa gue aja gak saling mencintai, mana mungkin mereka bisa sayang sama gue, mungkin kelahiran gue satu kesialan buat mereka, terbukti sekarang mereka gak pernah ada waktu buat gue, mereka cuma sibuk sama kerja dan kerja, kerja nomor satu buat mereka, sedangkan gue, gue gak pernah tau ada di urutan ke berapa dalam hidup mereka, tapi gue gak peduli Ar, gue sama sekali gak peduli, karena yang jelas gue cuma mau terus berusaha menjadi yang terbaik, meskipun gue tau, gue gak pernah bisa bahagia, gue udah jadi pinter seperti apa yang mereka mau, gue selalu belajar supaya jadi yang terbaik di sekolah. Tapi apa? Setiap kali gue kesana buat nunjukkin prestasi gue, mereka hanya bersikap masa bodoh, mereka gak pernah menginginkan gue Ar" bulir bening itu jatuh membasahi pipi Freya
Arion menarik gadis itu kedalam dekapannya, memeluk Freya erat, membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya, Arion tau Freya pasti sangat terluka.
"Gue pengen ngerasain di sayang, gue pengen mama meluk gue sekali aja, gue pengen kayak anak orang lain, yang pergi sekolah diantar-jemput papanya, gue gak pernah merasakan itu Ar. Sejak Tk, gue selalu berangkat sekolah sama supir. Padahal gue udah sering minta supaya papa mau jemput gue, papa cuma bilang iya, tapi nyatanya dia selalu mengingkar janji, dengan beralasan bahwa dia sibuk bekerja, gue muak Ar. Gue benci sama mereka, tapi gue sadar mereka orang tua gue, sejahat apapun mereka, gue tetap gak bisa membenci karena mereka tetap orang tua gue."
Arion mengelus punggung Freya.
"Lo harus kuat Frey, lo harus bisa nunjukkin bahwa tanpa mereka lo juga bisa berhasil nantinya, perlahan mereka pasti akan sadar akan kesalahan yang telah di perbuat. Percaya sama gue, gue akan selalu ada disamping lo"
Freya melepaskan pelukannya.
"Makasih Ar, gak tau kenapa gue langsung mau berbagi cerita ini sama lo, padahal kita cuma baru beberapa hari saling kenal."
"Itu suatu tanda bahwa gue jodoh lo" Arion mencubit pelan hidung Freya
Freya tersenyum, dia merasakan sedikit lega.
"Jangan pernah nangis lagi ya, gue janji gue bakalan selalu buat lo senyum"
Freya kembali memeluk Arion mencari kehangatan didalam pelukan itu, seraya menatap danau dengan semilir angin yang meniupkan rambutnya.
******
Vote&comment nya😊
Berhubung aku udah gak libur sekolah lagi, jadi cerita ini akan update seminggu sekali yaitu pada hari minggu.
Harap maklum anak kelas XII semester 2 udah sibuk sama les😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal Perfect (Sudah Terbit)
Teen FictionBagiku, Arion Delvin Anggara adalah salah satu siswa yang harus aku hilangkan keberadaannya dari sekolah. Ya meskipun itu sulit, karena dirinya adalah putra pertama dari pemilik sekolah ini. Dia berkuasa, pemberontak, dan aku membencinya! Bagi gue...