"Kita sama-sama terluka, aku terluka melihatmu dengannya dan kamu terluka melihat ku menangis"
*****
Freya merupakan tipikal gadis yang tak pernah ingkar janji, seperti malam ini. Dia ingin sekali membatalkan acara jalan-jalannya dengan Arion. Namun apa boleh buat, dia juga tidak ingin harus berhutang budi dengan lelaki itu. Tepat jam 7 malam Freya keluar dari kamarnya memakai hoodie Pink dengan rok dan sepatu hitam dan jangan lupa sling bag yang juga berwarna hitam.
Sampai diruang tengah dia melihat Alvaro yang sepertinya sedang sangat sibuk dengan tugas kuliahnya.
"Mau kemana? Tumben rapi" Tanya Alvaro
"Mau keluar bentar sama Davina" jawab Freya berbohong, jikalau dia jujur pasti Alvaro tidak akan memberi izin
"Tumbenan keluar, biasa kamu lebih milih belajar daripada keluyuran gak jelas"
"Kak Varo ngomong nya gak mikir-mikir dulu ih, aku tu mau cari buku sama Davina"
"Davina nya mana?" Tanya Alvaro yang hendak berdiri namun Freya kembali mendudukkan nya ke tempat semula
"Davina di depan komplek. Aku langsung kesana kasian kalau dia nunggu lama"
"Kok di depan komplek? Kenapa gak langsung kesini? Kamu bohongin kakak ya" Alvaro tersenyum jahil.
Freya yang sudah panik langsung menggeleng kepalanya.
"Kamu sebenarnya bukan mau pergi sama Davina kan? Tapi sama Gerald?"
"Aku pergi sama Davina kok. Mendingan kakak lanjut buat tugas"
"Awas kalau kamu bohong. Pulangnya jangan lewat jam 10 tu"
"Iya" sahut Freya yang sudah sampai ke pintu utama
Freya berjalan dengan sedikit tergesa, dia sesekali menoleh ke belakang takut jika Alvaro membuntuti nya. Sampai di depan komplek dia menemukan Arion yang duduk di atas motornya
"Maaf lama, soalnya harus izin dulu sama kak Varo"
"Gak papa. Lo cuma telat 5 menit, yuk kita berangkat"
Ada perasaan tidak nyaman saat Freya kembali duduk berboncengan dengan Arion seperti ini. Rasa berdebar-debar yang membuat jantung nya seperti hendak keluar dari posisi nya.
Freya merasakan dinginnya malam karena rok yang di pakai hanya sebatas lutut.
"Kalau tau lo pakek rok, gue bisa bawa mobil tadi. Sorry Frey"
"Gak papa. Ini bukan salah lo kok"
Arion mengambil tangan Freya lalu melingkarkan ke pinggang nya.
"Peluk aja, karena gue gak mau liat orang yang gue sayang kenapa-kenapa"
Freya memeluk Arion bahkan menyandarkan kepalanya ke bahu tegap lelaki itu, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya yang indah.
"Jangan nangis, gue akan selalu ada buat lo''
"Gue gak nangis" jawab Freya dengan suara serak
"Gak usah bohong. Lo itu tulang rusuk gue Frey, gue bisa rasain apa yang sedang lo rasain juga."
"Tulang rusuk apanya, baru pacaran aja udah putus" Freya hanya bisa berujar dalam hati.
Sampai di sebuah Cafe, Arion memberhentikan motornya.
Dia mengenggam tangan Freya, mengajaknya duduk di satu bangku.
"Lo tunggu disini, gue mau pesan makanan dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal Perfect (Sudah Terbit)
Teen FictionBagiku, Arion Delvin Anggara adalah salah satu siswa yang harus aku hilangkan keberadaannya dari sekolah. Ya meskipun itu sulit, karena dirinya adalah putra pertama dari pemilik sekolah ini. Dia berkuasa, pemberontak, dan aku membencinya! Bagi gue...