Fakta yang lain

32.9K 1.2K 29
                                    

"Aku benci hujan. Kenapa? Karena kami berbeda
Hujan meskipun jatuh berkali-kali dia tetap tidak akan merasa kecewa
Tidak seperti aku"

******

Pagi Hari, Hujan turun membasahi tanah ibukota, suasana yang terbilang sangat dingin itu, membuat cowok berhoodie hitam tidak bisa turun dari mobilnya, karena hujan amat sangat deras. Jika iya memilih untuk turun, maka seragam sekolah nya pasti akan basah.

Arion sudah sampai dirumah Freya, lelaki itu tidak bisa turun dan dia lupa membawa payung, dia mengambil ponselnya dan menghubungi Freya.

Sambungan telepon tersambung, namun si penerima telepon tak kunjung bersuara.

"Frey, gue udah di luar ni, turun sekarang ya, lo ada payung kan?" Tanya Arion

Freya tidak juga menjawab, di sela-sela gemercik air hujan, Arion dapat mendengar isak tangis gadis itu.

"Frey, Freya lo kenapa?" Tanya Arion panik

"Gue takut" jawab gadis itu dengan suara bergetar

Arion segera turun dari mobilnya, dia tidak memperdulikan lagi seragamnya akan basah karena air hujan, yang jelas dia harus segera menemui Freya dan mengetahui keadaan gadis itu.

Arion memencet bel rumah Freya, pintu terbuka menampilkan wanita yang berusia hampir setengah abad itu.

"Freya nya ada?" Tanya Arion

"Ada di kamar, kenapa ya?"

"Saya ingin menjemput Freya"

"Tapi biasanya non Freya tidak masuk sekolah kalau sedang hujan" jawab asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Freya

Arion mengernyitkan dahinya bingung.

"Kenapa?"

"Saya kurang tau, yang jelas non Freya tidak pernah mau masuk sekolah kalau lagi hujan"

"Dimana Freya sekarang?" Tanya Arion

"Mari saya antarkan"

Arion mengikuti langkah bibi yang bekerja di rumah Freya, kamar Freya terletak di lantai dua, mereka berhenti tepat di depan pintu kamar bewarna cokelat dengan tulisan "Freya Room".

"Ini kamar non Freya, saya Permisi dulu" ujar bibi itu

Arion mengetuk pintu kamar Freya, namun selang beberapa saat pintu Itu tidak kunjung di buka, karena terlalu panik, Arion membuka pintu yang ternyata tidak di kunci itu.

Arion menemukan Freya, gadis itu masih memakai piyama tidur bewarna pink dan sedang duduk di pinggir ranjang seraya menangis. Arion mendekat dan menyentuh pundak Freya, Freya langsung memeluk Arion.

"Gue takut" ujar Freya di sela tangisnya

"Gue ada disini, jadi lo gak perlu takut" Arion memeluk erat tubuh Freya sambil membelai lembut rambut Freya.

Freya terus saja menangis dalam pelukan Arion, dia sangat ketakutan sekarang. Setelah 30 menit menangis, hujan sudah mulai reda dan Freya pun melepaskan pelukannya.

"Maaf, gara-gara gue seragam lo jadi basah, Gara-gara gue lo gak masuk sekolah juga hari ini" Freya melirik jam yang sudah menunjukkan jam 7 lewat 10 menit,  yang artinya pintu gerbang sudah di tutup sejak 10 menit yang lalu.

"Gak masalah, yang penting sekarang lo baik-baik aja" Arion merapikan rambut Freya yang nampak berantakan akibat menangis

"Boleh gue tau, apa penyebab sampek lo takut sama hujan? Biasanya setiap orang senang dan suka sama hujan, apa alesan lo Frey?" Tanya Arion


Freya menghembuskan nafas pelan, mencoba berpikir supaya mudah menjelaskan kepada Arion penyebab dia takut terhadap yang namanya 'hujan'.

"Hujan emang pembawa kedamaian bagi setiap orang, beberapa orang banyak beranggapan bahwa hujan itu hebat, karena meskipun sudah jatuh berkali-kali dia tetap tidak akan kecewa, dari situ gue bisa membandingkan diri gue sendiri dengan hujan Ar, gue seseorang yang mudah merasa kecewa, gue  kalah akan hujan yang tak pernah menyerah, meskipun kehadirannya kadang kala tidak di syukuri oleh sebagian orang. Dan satu lagi sejak masih kecil gue takut saat hujan turun, gue menangis tapi mama gak pernah ada di samping gue, untuk memeluk gue atau sekedar mengelus lembut rambut gue, ketakutan itu semakin berlanjut sampai sekarang, gue gak tau ini disebut phobia atau hanyalah kesalahan gue sendiri yang takut pada hujan tanpa ada alasan yang jelas" jelas Freya

Mereka berdua memilih diam, hanya dentingan suara jam yang memenuhi ruang kamar Freya.

"Ar" panggil Freya

Arion menatap Freya yang sekarang sedang menatapnya, Arion menatap lekat manik mata bewarna cokelat itu, meskipun matanya terlihat sembab. Namun Freya tetap cantik.

"Jangan kasih tau siapa-siapa kalau gue phobia sama hujan, cuma lo yang tau soal ini. Davina sama Adara juga gak tau soal ini. Cuma lo orang pertama yang tau"

"Emang mereka gak curiga, setiap hujan lo gak pernah masuk sekolah. Apa mereka gak pernah tanya?" Tanya Arion

"Setiap mereka tanya gue pasti udah nyiapin alasannya Ar, termasuk untuk hari ini. Please jangan kasih tau siapa-siapa soal ini. Karena ini merupakan salah satu kelemahan gue"

"Gue gak bakalan kasih tau siapa-siapa. Tapi ada syaratnya" Arion tersenyum penuh arti

"Apa?"

"Mulai Hari ini panggilannya jadi Aku-kamu. Biar lebih romantis ya, bisakan?"

"Iya bisalah itu syarat terpampang"

Arion menarik Freya dalam pelukannya. Mereka berdua terlihat bahagia, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.

*****
Ternyata Freya phobia sama hujan gengs. Jangan anggap remeh ya, semua orang punya phobia masing-masing.

Update karena lagi sempat

Vote&comment nya guys :-)

Berandal Perfect (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang