Fake Again

23.5K 1K 36
                                    

  Freya kembali tersadar, kejadian semalam dengan hari ini sangat jauh berbeda, semalam mereka saling mengenggam, saling menguatkan, saling jujur namun hari ini keduanya kembali seperti semula, kembali menjadi dua insan yang terpaksa saling menjauh karena sebuah status yang sudah tidak berhak untuk bersama.

Di kantin, Davina dan Freya duduk berdua, hingga Rezvan, Nean dan juga Kenzo ikut bergabung. Meninggalkan Arion dan Adara.

"Kenapa? Diusir karena dua curut itu mau pacaran?" Tanya Davina pada Rezvan

"Males banget disana, ngeliat Adara ganjen banget. Kayak cewek gak pernah liat cowok aja. Alay banget, bikin jijik" jawab Rezvan

"Iya, jijik gue setiap kali liat si Adara sok manja, pengen gue jambak sama gue cabik-cabik tu cewek, murahan banget. Gue yang setengah waras aja jijik liatnya nah si Arion malah betah. Udah gila tu orang" Nean sesekali memelotot ke arah Adara yang mengundang tawa teman-temannya.

"Itu bukannya Airin?" Tanya Freya melihat siswi berseragam SMP memasuki kantin bersama dua temannya

"Wah, ada mantan gue. Dia lanjut kesini? OMG gue udah ganteng belum?" Tanya Nean

Temannya hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Nean.

"Mentang-mentang bapaknya donatur belum juga resmi jadi murid sini udah berani ke kantin aja"

"Suka-suka dia lah, kenapa lo yang sewot. Keliatan banget belum move on" Kenzo mencibir

"Bukan belum Move on, kan lo tau sendiri kalau pas si Airin masuk SMA gue bakalan pacaran lagi sama dia"

"Gaya lo kayak dia mau aja" Rezvan melempar kacang kulit ke arah Nean

"Eh liat-liat itu si jalur Gaza ngapain nyamperin Airin?" Nean heboh sendiri

"Dia kan ketua osis sekarang, mungkin ada yang perlu di sampein"

"Gak gue yakin dia mau modus, gue gak terima ini gak bisa di biarkan"

Rezvan menarik tangan Nean yang hendak bangun.

"Slow, lo bukan siapa-siapa Airin. Gak usah sok cemburu segala, gak guna"

Nean menghembuskan nafas kasar tanpa berniat memandang ke arah lain selain Airin yang sekarang nampak tersenyum saat mendengar Gaza berbicara, sesekali dia salah tingkah karena temannya ikut menggoda, Nean tak sanggup menahan emosi tanpa berkata apapun dia mendekati Gaza.

"Bisa gak sih nyari cewek lain aja, dia cewek gue" Nean mencengkram kerah kemeja Gaza

Rezvan dan lainnya yang melihat kejadian ribut itu langsung mendekati Nean, para siswa maupun siswi yang berada di kantin baru pertama kali melihat bahwa cowok petakilan dan humor seperti Nean bisa marah juga.

''Kak Nean apa-apaan sih! Disini itu aku yang perlu sama kak Gaza, aku mau nanya sama dia tentang MOS. Lagian sejak kapan kita pacaran? Kakak lupa atau gimana? Kakak itu cuma mantan aku lho, sadar diri dong" Airin berujar sinis, yang membuat relung hati Nean terluka

Jawaban yang keluar dari mulut Airin membuat Nean kalap, daripada tidak bisa menahan emosi dia berlalu keluar dari kantin, kebetulan juga bel sudah berbunyi, namun bukan kelas yang di tuju oleh Nean saat ini, melainkan sebuah tempat yang membuatnya merasa tenang.

****

  Sekarang Freya berada di perpustakaan meskipun bel tanda pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu.

Freya menyusuri rak buku perpustakaan hingga dia menemukan seseorang yang sedang tertidur di kursi paling pojokan dengan muka tertutup buku. Freya tersenyum samar, dia mendekati sosok yang sangat ia kenali itu.

Freya memidahkan buku yang menutupi wajah Arion, terlihat wajah yang tertidur dengan damai, Freya bahkan tidak sadar saat tangannya terulur memegang pipi Arion yang masih memejamkan matanya.

Lelaki itu mengeliat namun tak kunjung membuka mata, Freya yang kembali tersadar segera menjauhi tangannya takut jika sampai Arion bangun dan menemukan dirinya.

Freya kembali berbalik, namun seseorang menahan tangannya.

"Jangan pergi"

Freya berbalik dan menemukan Arion yang sudah membuka matanya. Dia gelagapan karena tertangkap basah.

"Sorry"

"Enak aja minta maaf, lo udah ganggu gue tidur tau gak?" Arion menguap

"Iya gue tau, makanya gue minta maaf"

"Kok jadi lo yang sewot sih!"

Arion menaikkan sebelah alisnya menatap Freya yang berdiri kaku di hadapan nya.

"Jadi gue harus apa?" Tanya Freya

"Pulang sama gue ya"

"Gak gue gak mau. Lo pacar Adara, gue gak mau pulang sama cowok orang"

"Tau gak kenapa gue ada disini?" Tanya Arion, Freya menggeleng

"Gue sengaja menghindar dari Adara, malas banget harus nganterin dia. Gue lebih milih sama lo lah"

"Kalau lo milih gue, kenapa lo minta putus" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Freya

"Gue kan udah bilang, gue butuh waktu buat kasih tau yang sebenarnya. Gue masih sayang lo Frey, gue ngelakuin ini semua juga demi lo kok. Gue gak bakal suka sama Adara. Lo tenang aja, tugas lo saat ini hanyalah menunggu dengan sabar, gue pasti bakal kembali sama lo. Percaya sama gue"

Arion mengenggam tangan Freya, mereka berdua berjalan keluar dari perpustakaan. Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang melihat kejadian itu semua dengan emosi yang hampir meluap-luap.

"Lo bawa mobil?"

"Iya, biar muka gue gak keliatan nanti sama Alvaro"

"Kenapa? Lo takut di pukul?"

"Gue gak takut, cuma ngilu aja kalau dapat tonjokkan dari abang lo itu" Arion membela diri

"Bilang aja lo takut" Freya tersenyum

Arion terpana melihat senyuman Freya yang sudah lama tak ia lihat.

"Kenapa? Kok natap nya gitu banget?"

"Lo cantik kalau senyum, gue suka. Gue udah lama gak liat lo senyum. Barusan gue kayak liat bidadari lagi senyum"

"Ih apaan sih, gombal mulu" Freya memalingkan wajahnya ke arah lain

"Pipinya merah, tandanya masih sayang" goda Arion

"Sekali lagi lo godain, gue gak mau pulang sama lo"

"Iya, gak di godain lagi kok. Yaudah masuk gih, gak mau pulang apa? Oh atau emang lagi pengen lama-lama sama gue. Kangen ya?"

Freya langsung masuk ke mobil Arion, berlama-lama bersama Arion hanya akan membuat detak jantung nya semakin tidak terkontrol.

***
Kebanyakan siders makanya males update

Beberapa part lagi kalian bakal pisah sama Freya&Arion

Berandal Perfect (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang