°19°

5.7K 475 12
                                    

Ini adalah hari sabtu, dikarenakan sekolah hanya masuk lima hari jadi hari sabtu dan minggu itu adalah hari libur atau bisa dibilang school full day jadi mereka dapat bersenang juga bermalas- malasan. Sama halnya yang dilakukan oleh Prilly, cewek itu masih menggulung selimut doraemon pada tubuh mungilnya padahal waktu menunjukan pukul sembilan pagi.

Nita masuk ke dalam kamar anak gadisnya. Wanita itu berdecak dengan berkacak pinggang layaknya sedang marah.

"Iel iel, kamu itu anak gadis mami loh. Tapi jam segini belum bangun? Malu- maluin aja." Gerutuannya tak di dengar oleh Prilly yang masih nyenyak tertidur.

Pasti semalam anaknya itu bergadang. Dikarenakan banyak buku novel berserakan, kaset cd film kesukaannya juga beberapa bungkus makanan di atas karpet beludru doraemon. Setelah membersihkannya, Nita membukakan gordyn stitch itu supaya sinar matahari masuk ke dalam kamarnya.

"Argh." Erang Prilly saat cahaya matahari menerpa wajahnya

"Bangun kamu tuh. Udah siang juga, gak malu sama ayam tetangga?" Cerca Nita menatap anaknya.

"Aaah mami kenapa suka bandingin iel sama ayam tetangga sih. Iel masih ngantuk." Ucapnya masih setia memejamkan matanya.

"Yee.. lagian kamu bangun siang mulu mentang- mentang libur ya? Ayo cepet bangun ah. Tidur jam berapa sih kamu?" Tanyanya seraya menarik lengan Prilly agar terbangun.

"Iel tidur jam tiga dan masih ngantuk. Mami keluar aja ok?" Usirnya membuat Nita melotot.

"Ya ampun kamu tega usir mami." Ucapnya mendramatisir membuat Prilly memutar bola matanya malas.

"Iih nanti aku mandi jam sepuluh. Sekarang mami keluar aja ya, bye." Prilly beranjak kemudian mendorong Nita keluar lalu menutup pintunya.

Tidak sopan? Tetapi jika tidak seperti itu Nita akan mencerocos tak jelas. Terlalu banyak menonton Ftv membuat Maminya menjadi aktris gadungan.

"Astagfirullah kualat kamu Iel sama Mami. Padahal mami mau bilang kalau di bawah ada Maliq." Seru Nita dari luar membuat Prilly dengan cepat membuka pintunya kembali.

"Mami gak bohongkan?" Tanyanya memastikan.

"Enggaklah. Orang-" Prilly lari turun ke bawah dengan hati yang bergemuruh senang sedanhkan Nita hanya dapat mengelus dadanya sabar.

"MALIQQQ" teriaknya saat melihat seorang anak kecil lelaki berumur lima tahun di sofa ruang tamu.

"Ntee mbemm" balas anak lelaki itu.

Prilly menghampiri Maliq yang duduk di samping Rivan.

"Aah kangen sama Maliq." Ucapnya seraya memeluk erat Maliq dan mengecup pipi gembul anak itu.

"Yee kangen boleh tapi gak usah teriak gitu berisik tahu gak?" Kesal Rivan dihiraukan oleh Prilly.

"Maliq kesini sama siapa, Mi?" Tanya Prilly pada Nita yang baru turun ke lantai dasar.

"Tadi jam tujuh dia dianter sama ibunya. Katanya mau dititipin buat satu minggu ini, soalnya Ela mau pergi ke luar kota buat ngurusin butiknya yang lagi di renov ituloh." Prilly mengangguk- anggukan kepalanya mengerti.

"Nte mbem bau. Nte belum mandi ya?" Pertanyaan Maliq membuat Prilly tertawa renyah.

"Iya hehe. Nte mandi dulu deh nanti soang kita jalan- jalan ya?" Maliq menganggukan kepalanya sebagai jawabannya.

📌📌📌

Prilly mengajak Maliq berjalan- jalan di sekitaran taman yang tak berada jauh dari kompek perumahannya, tangannya terkait pada telapak mungil Maliq. Terkadang cewek itu tertawa karena ucapan lucu Maliq yang belum lancar berbicara.

My Cold Boyfriend [E.N.D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang