Aletta turun dari mobil dan langsung melangkahkan kakinya menuju pintu besar bewarna putih. Sudah pasti di rumahnya hanya ada pembantu. Padahal ia ingin sekali setelah pulang dari sekolah melihat Mamanya dan mencium tangannya tapi itu tidak pernah ia rasakan.
Tapi hari ini mungkin keinginannya akan terkabul setelah melihat wanita paruh baya yang sangat cantik duduk di kursi bewarnah coklat sedang membaca majalah. Tapi Mama Aletta tak menyadari jika putrinya ada diambang pintu.
"Assalamualaikum." Aletta mendekati Marisa Mamanya tapi wanita itu bahkan tidak menjawab salam Aletta dia langsung naik ke lantai 2.
Hati Aletta sakit selalu di perlakukan seperti itu. Kadang ia berpikir mungkin Mama nya menginginkan anak laki-laki bukan perempuan seperti dia karena Papanya pernah memberitahu jika lapangan yang ada di halaman belakang rumahnya untuk anak mereka jika laki-laki.
Tapi itu juga tidak mungkin menurut Aletta karena disebelah kamarnya ada kamar bernuansa Hello Kitty mana mungkin itu dipersipkan untuk cowok. Dan aneh nya lagi kamar itu selalu di kunci oleh Mamanya dan akan di buka jika Mamanya ingin membersihkan kamar itu dan pernah sekali ia ingin masuk ke dalam kamar itu tapi Aletta justru di bentak oleh Mamanya itu membuat Aletta semakin bingung. Dan Papanya jika di tanya hanya diam terkadang mengalihkan pembicaraan.
Sekarang sudah pukul 07.00 malam tapi hujan belum juga reda sejak ia sampai di rumah tadi. Aletta turun ke bawah menuju dapur.
"Bi buatin Aletta coklat panas ya." pinta Aletta pada Bi Inah.
"Udah habis non tadi Nyonya yang minta." ujar Bi Inah.
"Yaudah biar Aletta yang beli di mini market depan Bi sekalian beli camilan." Aletta mengambil payung yang ada disamping kulkas.
"Tapi hujan non biar Bibi aja yang beli. Non Aletta mau camilan apa?"
"Gak usah Bi biar Aletta aja yang beli lagian juga grimis doang. Camilan yang ada di lemari masih Bi?"
"Iya Non masih." Bi Inah mebuka lemari itu dan melihat isinya.
"Yaudah Aletta tetep beli."
Aletta menggunakan baju tidur lengan panjang sehingga udara dingin langsung menusuk kulitnya.
"Pak bukain gerbangnya." teriak Aletta pada Pak Tarjo yang berada di pos satpam.
"Mau kemana Non?" Pak Tarjo membuka gerbang yang lumayan besar dan tinggi.
"Mini market Pak."
Sebenarnya mini market yang di maksud Aletta tidak tepat berada didepan rumahnya mungkin ia harus berjalan sekitar 400 m untuk sampai kesana.
Sesampainya ia langsung membeli Hot Chocolate yang berbentuk kemasan. Lalu menuju ke jajaran Snack yang terlihat mengiurkan.
Tanganya bergerak mengambil Taro yang berukuran jumbo dan hanya tinggal satu kebetulan sekali. Tapi saat uang tangannya sudah memegang Taro itu ada tangan yang memegang tangannya mungkin orang itu ingin membeli Taro itu juga.
Saat menengok ke samping ia melihat laki-laki yang tadi membawanya ke UKS yaitu Genta. Genta sempat melirik Aletta sekilas lalu pergi tanpa mengucap kan apa pun. Entah apa yang terjadi pada Aletta hingga ia menahan Genta dengan mencekal tangan lelaki itu.
"Ini buat lo aja." Aletta menyodorkan Taro itu pada Genta.
Tapi mata Genta menatap tangannya yang dari tadi Aletta cekal. Aletta langsung mepaskannya dan menggaruk tengkuknya.
"Sorry." Genta hanya diam lalu pergi ke kasir tanpa mengambil Taro dari tangan Aletta.
Setelah wanita yang menjadi tukang kasir itu mengatakan jumblahnya Genta langsung keluar dan duduk di bangku dekat kasir yang di sediakan pengunjung karena hujan lebat di sertai petir dan sialnya ia lupa membawa jas hujan. Jadilah ia menunggu sampai hujan reda. Sebenarnya ia bisa saja menerobos hujan tapi Mamanya pasti akan menceramahinya tak karuan membuat Genta tidak ada pilihan selain menunggu hujan reda lagian ini masih jam 19.30 belum terlalu malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BITTER REALITY [ON GOING]
Teen Fiction"Kenapa lo suka sama gue bukan orang lain Kak." ~ Aletta Valerie Carolline ~ "Karena lo itu lo bukan orang lain. Dan gue maunya lo bukan orang lain." ~ Genta Sergio Agastian~ Aletta gadis yang sangat cantik memiliki kehidupan yang perfect di mata or...