BITTER REALITY 04. Private Teacher

27 5 0
                                    

Entah  Genta merasa ada yang aneh dengan Marisa Mama Aletta seharusnya seorang ibu akan sangat khawatir jika anak nya belum pulang apa lagi sampai larut malam. Dan perkataan Marisa yang aneh adalah menyebut Aletta dengan sebutan 'gadis'. Raut wajah Marisa juga nampak tenang seolah tak terjadi apa-apa pada putri nya.

'Kenapa gue jadi mikirin cewek pembawa sial?'

Entah mengapa Genta menyebut Aletta seperti itu tidak ada yang tahu. Genta lelah menerka nerka apa yang terjadi dengan Mama Aletta jadi ia memikirkan untuk tidur.

                                   ••••

Aletta bangun dari tidur panjangnya. Ia masih mengumpulkan nyawanya jadi belum beranjak dari tempat tidur dan tiba-tiba otaknya teringat pada kejadian tadi malam. Seingatnya ia berada di Mini Market tapi kenapa sekarang ia sudah berada di kamarnya. Aletta akan menanyakan itu nanti pada Bi Inah saja jika pada Mamanya ia pasti tidak akan menjawab .

Aletta beranjak dari kasur nyamannya dan menuju kamar mandi. Aletta mengisi bath up dengan air dingin karena jika ia mandi dengan air dingin tubuhnya akan terasa jauh lebih segar dari pada air hangat.

Selesai mandi Aletta langsung bersiap-siap dan turun kebawah untuk melakukan rutinitasnya yaitu sarapan bersama Papa nya saja karena Mama pasti sudah berangkat lebih dulu. Jika ditanya alasannya hanya satu menghindari kemacetan kadang Aletta berpikir jika Mamanya itu bukan menghindari kemacetan tapi menghindari dia.

Dugaan Aletta salah jika ia akan sarapan bersama Papanya nyata nya Papa Aletta tidak ada di meja makan tapi malah Mamanya berada di situ. Dan Aletta terkejutnya bukan main.

"Morning Ma." sapa Aletta dengan sangat gembira karena moment ini jarang sekali ia rasakan bahkan nyaris tidak pernah.

"Hm." Marisa hanya berdemen sambil tagannya sibuk mengolesi roti dengan selai kacang.

"Papa mana Ma?" tanya Aletta dengan tangan yang mengambil roti tawar jangan harap Mamanya itu akan mengoleskan selesai untuknya.

"Pergi meeting." Marisa berdiri lalu bergi ke kantor tanpa mengucapkan sesuatu.

Aletta berdiri hendak mencium tangan Mamanya sebelum berangkat sekolah tapi Mamanya itu sudah masuk mobil dengan di antar sopir. Aletta sangat kecewa tidak bisa mencium tangan Marisa. Aletta tahu jika keluarga nya itu memiliki perusahaan besar dan Papanya yang mengurus sedangkan Mamanya ia sibuk dengan mengurus perkembangan Restoran dan Butiknya yang berada di mana-mana di tambah lagi ia seorang Desainer jadi ia sering keluar kota bahkan keluar negeri untuk menghadiri fashion show.

"Selalu seperti ini." gumamnya lirih dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

Bi Inah menatap Aletta dengan prihatin ia kasihan sekali dengan Aletta yang tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya apalagi seorang ibu.

"Eh Bi kemarin yang anter aku pulang siapa Bi?" tanya Aletta dengan mulut yang penuh dengan roti.

"Bibi nggak tau Non namanya. Pokoknya orangnya itu ganteng. Hehe." Bi Inah terkekeh sendiri dengan ucapannya.

"Halah Bibi bisa aja." Aletta mencium tangan Bi Inah seperti biasa. "Yaudah Bi Aletta berangkat dulu."

"Siapa pun lelaki itu semoga saja bisa bikin Non Aletta kembali ceria."

                                   ••••

Hari ini Aletta tak akan mengulangi kesalahanya seperti kemarin. Jadi ia sekarang datang lebih pagi bahkan hanya ada beberapa murid yang sudah datang maklum bel masuk akan berbunyi 30 menit lagi.

BITTER REALITY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang