BITTER REALITY 08. Surabaya

28 3 0
                                    

Sekarang  sudah pukul 21.00 Aletta sedang berada di Bandara Juanda Surabaya.Ya Aletta sekarang di Surabaya karena di sanalah Olimpiade akan dilaksanakan pada besok hari tepatnya hari minggu.Ia berangkat sendiri karena guru yang menemaninya sudah sampai terlebih dahulu. Aletta turun dari pesawat dan ia melihat Bu Nisa sedang melambaikan tangannya. Aletta tersenyum lalu menghampiri Bu Nisa.

"Gimana perjalanannya Al." tanya Bu Nisa.

"Menyenangkan Bu." ucap Aletta dengan tangan tangan kanan yang memegang ganggang koper.

"Baguslah. Kalau begitu ayo kita ke hotel pasti kamu capek." ujar Bu Nisa.

"Iya Bu." Aletta mengikuti Bu Nisa dari belakang.

Sekarang Aletta sudah berada di depan pintu hotel. Sebelum ia membuka ia mendengar suara tawa anak kecil dan seorang lelaki.

"Maaf Bu apa ini benar kamar saya." tanya Aletta sedikit ragu.

"Ya tapi lebih tepatnya kamu dan Genta." jawab Bu Nisa seraya tersenyum.

Aletta melonggo mendengar pernyataan Bu Nisa.

"Maksud Ibu Genta juga ada di sini." tanya Aletta.

"Iya memangnya kenapa?" tanya Bu Nisa balik.

"Tapi kenapa Bu?"

"Genta akan membantu kamu jika tiba-tiba perlu bantuan jika kamu menemukan kesulitan saat besok sebelum Olimpiade kamu menemukan soal yang sulit." jawab Bu Nisa.

"Ta__tapi apa maksud Bu Nisa saya satu kamar sama Genta."

"Oh kalo itu kamar di hotel ini udah penuh jadi kamu satu kamar dengan Genta. Genta akan tidur di sofa kamu tidak perlu takut Genta itu cowok yang baik saya percaya."

"Saya bisa tidur sama Ibu aja." ucap Aletta cepat.

"Aduh maaf ya Al Ibu bawa anak Ibu yang nakal itu jadi nggak mungkin kamu satu kamar kamu. Sekarang dia sama Genta saya akan memawa anak saya keluar supaya kamu bisa istirahat." Bu Nisa mengetuk pintu kamar Genta.

Ceklek

"Ada apa Bu?" tanya Genta yang berada di ambang pintu.

"Saya mau bawa Nino ke kamar supaya Aletta bisa istirahat." ujar Bu Nisa lalu masuk ke dalam kamar dan mengambil Nino.

"Yaudah kamu istirahat." suruh Bu Nisa seraya mendorong Aletta agar masuk ke dalam kamar hotel.

"Tapi Bu saya sama Kak Genta kan bukan muhrim." ucap Aletta memasang wajah melasnya.

"Kamu tenang aja Genta nggak akan ngapa-ngapain kamu kok. Iya kan Genta." Bu Nisa tersenyum kearah Genta.

"I_iya Bu." Genta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Setelah Bu Nisa masuk ke kamarnya Genta pun melakukakan hal yang sama.

"Lo mau terus berdiri di sana apa masuk." ucap Genta ketus dan pandangan nya tetap fokus pada film Tom And Jerry.

"Iya iya gue masuk." Aletta masuk dengan kaki yang di hentak-hentak kan. Genta tersenyum tapi tipis.

Aletta meletakkan koper bewarna birunya dengan asal dan ia langsung merebahkan badannya di atas kasur yang sangat empuk seperti punyanya dirumah tentunya. Ia memandang langit langit kamar dan sesaat kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah Genta dan mendapati Genta yang masih fokus terhadap televisi di depannya. Akhirnya Aletta memutuskan untuk memejamkan matanya.

Genta sebenarnya dari tadi memperhatikan gerak gerik Aletta tapi pada saat gadis itu hendak menoleh ke arahnya Genta buru buru menatap televisi. Cerdik Bukan?

BITTER REALITY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang