BITTER REALITY 05. Green Tea

39 6 0
                                    

Aletta  sekarang sudah berada di dalam kamarnya menunggu Genta datang. Aletta sendiri bingung kenapa ia jadi aneh tak biasanya ia seperti ini. Dan Aletta ingat ia menjadi sedikit cerewet jika didekat Genta padahal ia tidak pernah dekat dengan cowok bicara pun jarang. Sebenernya Aletta ingin punya kakak cowok agar bisa menjaganya. Tapi itu hanyalah khayalan semata.

"Non ada yang nyari dibawah." teriak Bi Inah dari balik pintu kamar Aletta.

"Iya Bi suruh tunggu bentar." Aletta juga berteriak tidak kalah kencangnya.

Aletta langsung membawa buku serta alat tulis yang diperlukan. Aletta menuruni anak tangga dua dua sekaligus.

"Sorry lama." ucap Aletta setelah meletakkan bukunya di meja ruang tamu.

"Dasar cewek manja." ucap Genta tanpa ia sadari dan itu membuat hati Aletta terluka.

'Ck telat gitu aja dibilang manja. Dasar cowok tengil gue benci sama diri gue sendiri pernah kagum sama lo.' gerutu Aletta dalam hati tentunya.

Memang tadi pagi setelah Aletta bertemu dengan Genta ia sempat men-stalker ig Genta untung saja tidak di lock jika tidak ia harus memfollow ig Genta terlebih dahulu dan itu tidak akan pernah ia lakukan.

"Lo mau minum apa entar gue suruh Bi Inah bikinin." tawar Aletta sebagai tuan rumah yang baik.

"Nggak usah sok baik." ucap Genta tanpa ekspresi tetapi menusuk.

"Ck dasar cowok aneh." gumam Aletta tapi masih dapat Genta dengar.

"Gue nggak budeg." Genta menatap tajam Aletta.

"Yaudah sekarang mulai darimana gue udah muak liat wajah lo." ujar Aletta dengan mebalik-balik halaman buku.

"Lo yang nggak paham mana?" tanya Genta masih tetap datar.

Akhirnya Aletta dan Genta memahas salah satu materi yang menurut Aletta kurang dimengerti tetapi tidak ada senyum diantara mereka hanya ada tatapan sinis atau datar. Sungguh Aletta sangat amat menyesal pernah mengagumi cowok seperti Genta yang ternyata sangat menyebalkan. Sudah 2 jam berlalu akhirnya Genta berpamitan pulang.

"Gue pulang." Genta berjalan menuju pintu utama rumah Aletta.

Melihat Genta berdiri Aletta mengikutinya dari belakang saat Genta ingin keluar nampaklah Marisa yang hendak masuk ke dalam rumah.

"Kamu kesini lagi." ucap Marisa ramah pada Genta.

"Eh iya tante." Genta menyalami Marisa.

"Nama kamu siapa maaf tante lupa. Maklum faktor Usia." Marisa terkekeh setelah mengatakan itu.

"Genta tante. Tapi tante tetep cantik kok." memang yang diucapkan Genta itu benar Marisa terlihat lebih muda dari usianya. Tidak heran jika Aletta juga cantik.

"Kok keluar udah mau pulang ya." tanya Marisa.

"Iya tan udah dari tadi."

"Yah padahal tante pengen ngobrol sama kamu. Apalagi tante pengen banget punya anak laki-laki."

"Tante boleh kok anggap aku anak tante."

"Wah makasih ya Genta."

"Iya tante yaudah Genta pamit dulu."

Aletta hanya diam menyaksikan adegan adegan antara Marisa dan Genta. Marisa begitu lembut pada Genta. Padahal ia hanyalah orang asing yang baru Marisa temui. Sedangkan dirinya adalah darah dagingnya sendiri tidak pernah mendapatkan perlakuan seorang ibu pada anaknya.

BITTER REALITY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang