BITTER REALITY 07. Afraid

22 3 0
                                    

Aletta perlahan membuka matanya lehernya terasa sakit karena ia tertidur di lantai dengan kepala yang berbantal kasur jadi Aletta tidur dengan kondisi duduk. Seragam nya juga masih melekat pada tubuhnya. Aletta bangkit dari tidur dan bercermin.

Ia bisa melihat rambutnya yang lurus nan-indah sekarang menjadi acak-acakan. Dan di bawah matanya terdapat kantung mata. Sungguh penampilan Aletta sekarang jauh dari kata baik bahkan bisa dibilang hampir seperti orang gila. Aletta berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah mandi Aletta berbaring di kasurnya. Aletta berencana akan membolos untuk hari ini saja. Rasanya ia ingin menenangkan pikirannya sejenak untuk memulai hari-hari nya seperti biasa.

Tok Tok

"Non Aletta udah bangun?" terdengar suara Bi Inah dari balik pintu kamar Aletta.

"Udah Bi." sahut Aletta.

Ceklek

"Non nggak sekolah ya?"

"Enggak Bi, Aletta pusing." bohong nya.

"Perlu Bibi panggilin Dokter?" tanya Bi Inah dengan raut wajah yang terlihat Khawatir.

"Enggak usah Bi paling bentar lagi sembuh." ujar Aletta sembari tersenyum.

"Yaudah Bibi ambilin sarapan." Aletta hanya mengganguk pasrah sejujurnya ia memang lapar karena sejak pulang sekolah kemarin ia belum makan sama sekali.

••••

Sekarang Genta sedang di kantin bersama dengan Aldo dan Aron tentunya. Mata Genta tertuju pada dua orang cewek yang sedang memakan bakso sembari tertawa lepas. Ia kenal dengan cewek yang memiliki poni seingatnya namanya Linda. Cewek yang ia panggil untuk menemui Aletta di UKS.

Dan Genta biasanya melihat cewek itu bersama Aletta tapi kenapa sekarang tidak? Apa Aletta sedang di Perpustakaan seperti kemarin? Daripada Genta hanya menebak-nebak akhirnya ia bangkit dan menuju perpus.

"Lo mau ke mana?" teriak Aron.

Genta tetap berjalan tanpa menjawab atau pun sekedar menoleh.Aron hanya menganggat bahunya ia sudah terbiasanya dengan sifat Genta yang cuek.

"Udah tahu Genta orang ya gimana masih aja ditanya." Aldo menepuk pundak Aron seraya terkekeh.

"Tai lo." umpat Aron.

Sekarang Genta sudah keluar dari perpustakaan dan di sana ia tidak menemukan Aletta. Dimana gadis itu Genta lelah mencarinya. Tapi ngomong ngomong sejak kapan Genta jadi khawatirkannya dan kepo tentang keberadaan Aletta.

"Gue kenapa sih." ucap Genta yang masih diambang pintu perpustakaan.

"Kamu ngapain berdiri di sini?" tanya sekarang Ibu penjaga perpustakaan.

"Jadi satpam." setelah melontarkan kata itu Genta langsung pergi ke lantai 2 dimana kelas Aletta berada.

Sesampainya di kelas Aletta Genta langsung masuk dengan saya sok
Cool nya. Dan itu membuat seisi kelas langsung menjerit histeris. Tapi Genta tetaplah Genta tidak pernah menaggapi bahwa mereka semua ada.

"Aletta." ucap Genta pada Linda yang sedang sibuk menyalin PT.

"Lo ngganggu gue aja sih." ucap Linda tanpa menoleh lawan bicaranya. Jika ia menoleh dan tahu siapa yang mengajaknya berbicara pasti ia akan melakukan hal yang sama yaitu menjerit karena di depan nya berdiri soak Genta.

"Aletta Di Mana?" kali ini Genta mengucapkan penuh penekanan membuat Linda sontak menoleh.

"Eh Al Aletta gak masuk." ucap Linda gugup.

BITTER REALITY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang