BITTER REALITY 09. Gift

26 4 0
                                    

Aletta  berusaha berpikir positif jika ia akan menang dalam olimpiade kali ini. Ya walaupun saingannya berat berat. Bagaimana tidak berat jika ini adalah yang di ikuti oleh seluruh provinsi yang ada di Indonesia dan setiap provinsi hanya mengirimkan satu perwakilan saja.Dan sekarang adalah saat-saat yang Aletta tunggu yaitu pengumuman juara 1, 2 dan 3.

"Baiklah saya perwakilan dari seluruh dewan juri akan mengumumkan pemenang Olimpiade Ipa Biologi tahun 2019 tingkat Nasional.Juara 3 diraih oleh Kevin Maulana perwakilan dari Jawa Timur mari kita tepuk tangan."

Prok prok

Aletta semakin gugup kini kesempatan nya hanya juara 2 atau 1 atau tidak sama sekali.

"Sedangkan juara 2 diraih oleh Jennie Claretta perwakilan dari Bali."

Prok prok

"Dan juara 1 diraih oleh Aletta Valerie Carolline dari Jakarta Pusat."

Aletta senang bahkan sangat senang ia rasa sangat bangga karena membawa bisa membuat bangga sekolah dan orang tuanya.

"Selamat ya sayang sekarang kamu naik ke atas panggung." ujar Bu Nisa.

Aletta menuju panggung dengan senyum dibibirnya yang tak pernah luntur. Setelah Aletta di beri piala dan medali, Aletta segera turun.

Aletta sangat senang tapi saat ia mengingat Genta tak ada di sini saat pengumuman juara Aletta sedikit kecewa, dimana lelaki itu?

"Selamat Aletta Ibu bangga sama kamu." Bu Nisa memeluk Aletta.

"Makasih Bu, tapi ini juga berkat Genta Bu dia udah mengajari banyak teori agar saya menjawab pertanyaan dengan mudah dan cepat, seperti tadi yang Ibu lihat." ujar Aletta.

"Iya kamu betul dan nggak sia-sia saya bawa Genta ke sini selain tadi pagi bisa mengajari kamu sekarang dia bisa bantu nemenin Nino jalan-jalan."

"Emangnya mereka jalan-jalan kemana Bu?" tanya Aletta dengan dahi berkerut.

"Nemenin Leo beli mainan. Oh iya kamu tunggu sini dulu ya, Ibu mau mau bilang sama panitia kalo kamu nggak bisa ke Amerika buat ikut Olimpiade Internasional."

"Maaf ya Bu gara-gara Papa saya nggak ngizinin saya jadi nggak bisa ikut."

"Nggak apa-apa kok kamu udah menang aja udah bikin sekolah bangga." lalu Bu Nisa pergi meninggalkan Aletta.
  
                                   ••••

Sekarang Aletta berada di depan pintu kamar hotel saat ia akan membuka pintu Aletta mendengar suara seorang anak kecil yang tertawa dan Aletta pastikan itu adalah suara Nino anak Bu Nisa. Tapi sesaat kemudian suara tawa itu berhenti.

Sekarang Aletta sudah berada dalam kamar dan ia melihat Genta yang sedang melihat ke arah luar jendela. Aletta langsung lari memeluk Genta sebelum itu ia melempar piala ke sofa. Genta yang belum siap di peluk akhirnya tangannya berpegangan pada tembok.

"Lo ngapain peluk gue?" tanya Genta.

"Gue seneng banget Gen." bukannya melepaskan pelukannya pada Genta, Aletta malah semakin kuat memeluk Genta.

"Lo gak malu apa diliatin sama anak kecil?"

"Lo gak pengen tau gitu gue seneng karna apa?" bukannya menjawab Aletta malah bertanya balik pada Genta.

"Lo juara satu kan?" ujar Genta.

"Lo kok tau sih padahalkan gue belum kasih tau." Aletta melepaskan pelukannya tapi sekarang Aletta mengguncang guncangkan bahu Genta.

"Udah gue ramal. Lepas dong Al badan gue SAKIT nih." Genta sengaja menekan kata sakit agar Aletta cepat menghentikan aktivitas konyol Aletta.

"Aduh lo kok jadi kayak Dilan ya suka ngeramal." Aletta terkekeh."Tapi kalo Dilan itu romantis nggak kayak lo_."

BITTER REALITY [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang