9

5K 170 16
                                    

Happy Birtday untuk author sendiri yang usianya sudah tidak muda lagi 🤗🤗🤗
Yuk buruan voment yaa anggap saja ini kado buat author dari kalian.
Maaf atas keterlambatan update karena akun yg lama Vhivie93 sedang bermasalah jadi semua cerita aku pindah ke akun ini, tpi kita satu orang yg sama kok.

Okey...happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Seperti malam-malam sebelumnya, Devant selalu meminta Viona untuk melayani nafsunya yang berlebihan itu. Sudah hampir dua jam pria itu mengajak sang istri dalam pergumulan panas, entah mengapa Viona merasa mudah capek. Akhir-akhir ini ia merasa kurang enak badan, serta perutnya yang terasa sangat mual. Mungkin karena kemarin siang ia telat makan, dan menyebabkan ia seperti ini.

Hari sudah larut, Viona tidur meringsut menghadap Devant. Entah mengapa Devant merasa bahwa ini adalah percintaan mereka yang terakhir kalinya. Sebuah firasat buruk atau tidak, yang jelas firasat itu tak pernah meleset sedikitpun selama usianya 27 tahun ini.

Pernah juga dulu juga ia merasakan firasat buruk, lalu keesokan harinya ayahnya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia. Dan sekarang firasat buruk itu kembali menghampiri benaknya, namun ia tak tahu apa yang akan terjadi. Devant membelai wajah sang istri dengan penuh kasih sayang. Entah mengapa akhir-akhir ini Viona sangat manja pada dirinya, ia tak mau makan jika tak ada Devant. Meskipun itu aneh tapi Devant senang. Karena pada akhirnya ia mau menerima pernikahan ini dengan sesungguhnya, meskipun pada awalnya ia merasa hanya ingin menolong gadis malang itu. Tapi denhan lambat laun, ia merasa jika mulai mencintai wanita yang kini sudah menjadi istrinya selama 2 bulan terakhir.

"Emmmbb" Viona merasa tidurnya terusik, karena Devant tak henti-hentinya membelai wajah cantik sang istri dan sesekali mencubit puncak payudaranya serta meremasnya pelan karena kedua benda kenyal itu terlihat semakin membesar.

Segera ia menutupi tubuh polos Viona dengan selimut tebal dan ia pun tidur memeluk pinggang sang istri.

🍁🍁🍁🍁


Viona terusik dari tidurnya karena merasa ada sesuatu yang menggelitik dibawah sana. Segera ia membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Terlihat Devant tersenyum penuh kemenangan saat menatap wajah Viona yang sudah memerah karena malu.

"Dev, apa yang kau lakukan ? Dan sssssttt ini sudah pagi, kau harus ke kantor bukan ?" Viona merasa frustasi karena Devant terus saja menggodanya dengan jarinya bermain di area kewanitaannya. Tidak berhenti disitu saja, Devant mulai menghisap kuat-kuat payudara Viona secara bergantian.

"Aahhhh" suara desahan mulai terdengar dari mulut Viona.

Seringai tajam Devant muncul. "Ck, kau mudah sekali ku goda honey, biarkan aku menikmati ini untuk beberapa menit. Entah mengapa aku menyukai payudaramu yang semakin membesar ini" Devant terus saja memandangi kedua payudara Viona yang terbuka. Kedua tangannya meremasnya pelan, memilinnya sampai puting itu mengeras sempurna, sedangkan mulutnya menghisap secara bergantian seperti bayi yang sedang menyusu ibunya.

"Ennnggghhh" Viona mulai menggeliatkan tubuhnya sampai bunyi ketukan pintu terdengar.

Tok...tok...tok..

"Sial, siapa yang berani mengganguku sepagi ini ?" Devant merasa geram pasalnya hasratnya untuk pagi belum terpuaskan.

"Ya tunggu sebentar !!" Teriaknya. Segera ia mengambil celana pendek yang berserakan di lantai dan memakainya secepat mungkin. Sedangkan Viona segera mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.

"Ada apa bi ?" Bi Ijah sudah berdiri di depan pintu dengan raut wajah ketakutan.

"Maaf Tuan, nyonya besar sudah ada dibawah menanyakan Tuan dan non Viona !!" Bi Ijah sempat melihat Viona duduk bersandar pada kepala ranjang dengan selimut yang menempel didadanya dan pandangannya kembali terarah pada benda segitiga yang tergeletak di lantai.

Devant mengerti arah pandangan asisten rumahnya itu. "Bilang sama mommy aku dan Viona akan segera turun !!" Bi Ijah mengalihkan pandangannya.

"Baik Tuan !!"

"Ada apa Dev ?" Viona mulai turun dari ranjang dan mengambil bajunya yang masih berserakan di lantai.

"Mommy ada disini, ayo cepatlah mandi, kau tahukan mommy orangnya seperti apa ?"

"Ya aku mengerti !!"

🍁🍁🍁🍁

Viona menuruni tangga sudah mendapati Hera sedang berbincang dengan seseorang yang sepertinya ia kenal sebelumnya. Meskipun ia tahu jika mertuanya tidak pernah menyukainya namun ia masih menghormati dan menghargai sebagaimana mestinya.

"Mom " Sapanya pada wanita paruh baya itu.

Hera menoleh, senyuman sinis terlihat dibibirnya. Ia tak mengindahkan sapaan dari menantunya itu dan lebih memilih asik berbincang dengan Alexa. Gadis yang ingin Hera jodohkan pada Devant. Merasa tak ada sahutan akhirnya Viona menuju dapur untuk menyiapkan makanan. Melihat kehadiran sang majikan di dapur membuat bi Ijah terkejut.

"Non duduk saja ya, biar bibi yang menyiapkan makanan untuk Tuan dan Nyonya besar." Bi Ijah merebut pisau dari tangan Viona namun ia menolaknya.

"Sudahlah bi gak papa kok, saya sudah biasa masak beginian, mending bibi siapkan minuman saja !!"

"Baik non."

Devant yang sudah rapi dengan stelas jas dan kemeja turun ke bawah untuk menyambut sang ibunda tercinta.

"Hai mom, maaf membuat menunggu lama !!" Pria tampan itu memeluk wanita paruh baya itu dan tak lupa mencium kedua pipinya.

"Kau ini masih saja seperti anak kecil " Hera memukul ringan lengan kekar putranya itu.

"Kau tidak menyapa Alexa ??" Hera menoleh pada gadis yang duduk disamping Hera dan ia langsung saja memeluk erat tubuh Devant.

Sedangkan Viona yang mau menyuguhkan minuman ia berhenti diambang pintu dapur, melihat suaminya diam saja dipeluk oleh wanita lain dengan mesra dan tanpa ada penolakan sedikitpun, membuat tiba-tiba dadanya terasa sesak. Entah kenapa hatinya selalu mencoba untuk berfikir positif, namun mengingat bahwa ia adalah wanita pilihan mertua untuk suaminya, membuat sakit hati yang ia rasakan bertambah perih.

🍁🍁🍁🍁


Sampai disini dulu yaa...
Kalau kalian masih ingin baca kelanjutannya buruan voment donk di akun ini dan masukkan list library kalian...
Semakin banyak voment, semakin semangat aku nulisnya..
Salam muaacchh 😘😘 dari aku.


Update : 04 Januari 2019
Mojokerto

Maaf, dia bukan anakmu !! (new)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang