22

4.4K 243 44
                                    

Happy reading
.
.
.

🍁🍁🍁


Tiga bulan kemudian...

Kini usia kandungan Viona sudah memasuki 20 week (5 bulan) perutnya sudah terlihat membuncit meski tidak terlalu besar. Adrian mulai membatasi kegiatan Viona karena ia tak ingin melihat sang istri stress akibat kecapekan.

Seperti sekarang ini Viona sedang diantar Adrian menuju kampusnya. Sebenarnya Adrian sudah menyuruhnya untuk mengambil cuti, tapi wanita itu keras kepala dan tak ingin mengambil cuti sebelum mendekati hari-H melahirkan. Apa boleh buat Adrian tak bisa melihat Viona yang terus bersedih jika ia melarang untuk bertemu dengan teman-temannya.

Mobil Adrian telah sampai pada gerbang kampus Viona. Senyum merekah terlihat dibibir wanita itu. Sebelum Viona keluar dari mobil Adrian mencekal pergelangan tangan sang istri.

Viona menoleh, dan Adrian mendekatkan wajahnya pada sang istri.

Cup

Seakan tahu kebiasan manis suaminya yang selalu mencium kening sebelum pria itu berangkat bekerja.

"Kamu hati-hati ya sayang ! Jaga anak kita baik-baik, kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi aku !"

Viona tersenyum ia merasa menghangat karena sikap Adrian yang baginya sangat romantis.
"Iya, aku selalu ingat pesan kamu !"

"Baiklah nanti kalau sudah selesai kamu telfon aku ya ? Sepulang dari kampus aku akan ajak kamu ke suatu tempat."

Viona mengerutkan keningnya.
"Suatu tempat ? Kemana ?"

"Ada deh ? Kalau aku kasih tahu sekarang namanya bukan surprise donk ?" Adrian terkekeh.

Viona mengerucutkan bibirnya.
"Baiklah kalau itu maumu, aku turun dulu ya ?"

"Hati-hati sayang!"

🍁🍁🍁


Setelah kepulangannya dari Eropa tiga bulan lalu, Alexa dinyatakan hamil. Betapa bahagianya Hera, cucu yang selama ini ia idam-idamkan akan segera lahir sebagai pewaris dari keluarga Joshep. Devant senang melihat ibunya terlihat sangat bahagia meski sebenarnya Devant tak mempercayai jika Alexa telah mengandung anaknya. Tapi karena Alexa yang terus meyakinkan suaminya, apalagi ditambah dengan kejadian di malam itu membuat Devant dengan mudah mempercayainya.

Flashback on

Malam itu adalah hari ketiga dimana Devant dan Alexa menginap berbulan madu di Paris. Alexa sudah mempersiapkan rencanya secara matang, dan harus berhasil pada malam ini juga. Ia mulai melancarkan aksinya, menyiapkan brandi berkadar alkohol tinggi serta memakai gaun malam yang transparan, sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Ia membawa minuman itu pada Devant yang sedang duduk di balkon hotel dan menikmati udara malam di Paris. Alexa menaruh nampan pada meja sehingga menimbulkan sedikit bunyi. Devant menoleh, matanya melotot melihat Alexa yang mengenakan gaun malam yang tipis. Sedangkan Alexa, wanita itu menghampiri sang suami merayunya untuk mengikuti kemauannya.

"Minumlah Dev, ini akan membuat tubuhmu terasa segar!" Alexa menyodorkan minuman berwarna biru itu pada suaminya.

"Tidak Alexa, aku tidak bisa meminum itu !" Tolak Devant dengan sebelah tangannya mencoba menyingkirkan gelas itu dari hadapannya.

"Ayolah sedikit saja, kau pasti akan menyukainya !" Tangan kanan Alexa mulai bergelayut manja bahu jenjang.

Akhirnya Devant menurut, tegukan demi tegukan ia tandas. Alexa tersenyum sinis diujung bibirnya. Namun selang beberapa menit pria itu merasakan ada yang aneh. Tiba-tiba kepalanya terasa memberat dan mengantuk. Segera Devant menuju ranjang untuk membaringkan tubuhnya.

Maaf, dia bukan anakmu !! (new)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang