Happy reading
.
.
.Pagi ini Viona terbangun karena lapar, ia merasa tidurnya sangat lama. Baru duduk dan bersandar pada kepala ranjang, ia sudah dikejutkan dengan kejadian yang aneh. Ia membuka selimut tebal itu dan mendapati dirinya tak memakai pakaian serta ada bekas cairan putih di vaginanya. Viona menoleh pada Adrian yang masih tertidur pulas, pria itu hanya bertelanjang dada. Ia memperhatikan ruangan sekitar, pakaiannya dan pakaian milik Adrian berserakan di lantai. Viona cukup dewasa untuk memahami kejadian ini. Suatu hal yang tak ia inginkan terjadi, Adrian sudah berhasil menyentuhnya tanpa seijin darinya. Malu dan marah bercampur menjadi satu. Dadanya terasa sesak serta air mata yang mulai menetes.
Adrian merasa terusik tidurnya karena mendengar suara isakan tangis seseorang. Ia mengucek matanya pelan dan melihat Viona sedang menangis.
"Sayang, kamu kenapa menangis ?" Adrian dengan suara khas orang bangun tidur.Viona masih terdiam, ia terus menangis dan itu membuat Adrian panik.
"Sayang, aku tidak mengerti kenapa kau menangis ?"Viona menoleh pada Adrian dengan kedua tangannya masih memegang selimut yang menutupi tubuh telanjangnya.
"Apa yang telah kamu lakukan padaku Adrian ? hiks ... hiks." Viona dengan raut wajah memerah karena menangis."Ma'afkan aku sayang, a..aku telah melakukan itu pada saat kamu sudah tertidur."
Viona menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Adrian barusan.
"Tega kamu Adrian, aku tidak menyangka kamu akan berbuat sekeji ini, aku tahu aku memang istri kamu tapi kamu sudah berjanji tidak akan melakukannya sebelum aku yang meminta." Viona memalingkan wajahnya. Ia merasakan sesak yang teramat di ulu hatinya.Adrian merasa bersalah, tidak seharusnya ia berbuat seperti itu dan sekarang membuat Viona membencinya.
"Vi ma'af, aku tidak ber__""Cukup, aku tidak mau mendengar alasan apapun lagi, aku benci padamu !" Viona bangkit dengan menggulung selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia menuju kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras.
Blaammm
Adrian berlari menggedor-gedor pintu kamar mandi namun Viona tak mengindahkan.
"Vi ... Viona dengarkan aku, aku bisa jelaskan semuanya !"Sedangkan Viona yang di dalam kamar mandi hanya menangis sambil bersandar pada pintu kamar mandi.
"Hiks ... hiks ... hiks."🍁🍁🍁
Setelah sepuluh menit, Viona keluar dari kamar mandi. Adrian yang berdiri disana segera menghampiri istrinya."Vi, dengarkan aku ! Aku tidak bermaksud seperti itu !" Adrian memegang pergelangan Viona, namun wanita itu menepisnya kasar.
Viona hanya diam dan berjalan ke ruang walk in closed, mengabaikan Adrian yang masih mematung disana. Karena merasa badannya sangat lengket Adrian segera menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya di bawah guyuran air shower.
Viona sudah rapi dengan dress selutut motif bunga-bunga, rambutnya yang basah ia biarkan tergerai bebas serta perutnya yang terlihat membuncit membuat ia terlihat sexy. Ia menuruni anak tangga dan menuju dapur, perutnya yang lapar sudah tidak bisa lagi diajak kompromi.
Harum bau masakan bi Ijah menggugah selera makannya.
"Bibi masak apa hari ini ?" Viona menghampiri bi Ijah di depan kitchen set."Eh non sudah bangun, ini bibi lagi masak capjay kesukaan non."
Viona hanya menganggukkan kepalanya. Namun saat hendak mengambil piring, ekor matanya menangkap sesuatu yang membuatnya penasaran. Ada sebuah botol kecil berwarna putih terletak di sudut rak piring. Viona mengambil botol kecil itu dan menelitinya. Ia mengerutkan keningnya, dari mana obat itu berasal ? Dan kenapa ada disini ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, dia bukan anakmu !! (new)
Romance(21+)[HR #12 dalam dewasa 130419]. KONTEN DEWASA. "Dev, tolong dengarkan aku Dev, aku bisa jelaskan semuanya, ini tidak seperti apa yang kau pikirkan Dev hiks...hiks !!" "Sudahlah Vio, aku sudah melihat semuanya dan kau tak bisa mengelak lagi sekara...