1

12.2K 245 5
                                    

Pagi ini tidak seperti biasa, sinar
matahari sudah menembus tirai
jendela kamarku. Ku sandarkan
tubuhku di kepala ranjang untuk
menyempurnakan nyawaku, sesakali
aku mencari Smartphonku di atas
nakas, sepertinya aku melupakan
sesuatu, ah ya slingbag ku tertinggal
dimobil pria asing itu, bahkan untuk
menanyakan namanya saja aku lupa,
lalu bagaimana aku bisa mencari
barangku yang tertinggal.
Tiba-tiba handphoneku berbunyi,
nomor tak dikenal sedang memanggil
dengan ragu-ragu aku menggeser
tombol hijau.

"Hallo". Terdengar suara pria
disebrang sana.

Aku hanya diam mencoba mengenali
suara itu, tapi sia-sia.

"Kau bisa dengar suaraku kan??"

"iya kau siapa??" Viona tampak
kebingungan.

"Aku yang tadi malam mengantarmu
pulang, apa kau ada waktu aku ingin
mengembailikan tas milikmu!!"

"Ya hari ini aku free, datang saja ke
Cafe sebrang jalan tempat dimana tadi malam menunggu mobilmu !"

"Baiklah..aku tunggu jam 7 malam !"

"Okay!"

Tut...tut..tut..

Sambungan telephone pun terputus.
Sekarang menunjukkan pukul 6.30
malam, dan aku bersiap-siap ke cafe

Sekarang menunjukkan pukul 6.30
malam, dan aku bersiap-siap ke cafe
tempat yang ku sepakati dengan pria
asing itu.

Viona

Entah mengapa aku tak bisa menolak
ajakannya, padahal selama ini aku tak
pernah menerima ajakan pria yang
belum aku kenal selain Adrian.

Adrian adalah tetangga dirumahku yang lama sejak SMP. Saat itu orang tuanya
bertugas di sini jadi mau tak mau ia
juga harus pindah. Sejak saat itu aku
berteman baik dengannya, kemana
pun kita selalu pergi berdua. Memang
usianya tiga tahun lebih tua dariku,
tapi ia sudah dipercaya memegang
sebuah perusahaan cukup ternama di
kota ini. Sudah tiga hari ini Adrian
tidak menghubungiku, ya mungkin ia
sibuk dengan pekerjaannya atau
sedang meeting di luar kota, entahlah
aku tak tau, mengapa aku tiba-tiba
merindukannya ? Yang benar saja.
Kembali lagi ke jaman sekarang.

Viona sudah berada di cafe dimana tempat mereka akan bertemu, ia mencoba menyusuri ke dalam cafe yang bergaya italia serta warna biru yang mendominasi ruangan itu terlihatsangat indah bahkan pengunjung dibuat serasa seperti di dalam kapal selam saja dan pandangan matanya berhenti pada sosok pria asing yang duduk diujung sana.

Devant

"Hay!l" Sapa Viona kikuk dan
membuat pria didepannya
mendongakkan wajahnya.

"Duduklah!!" "Maaf sudah menunggumu lama". "No problem".

Lagi-lagi pria itu bersikap dingin membuat Viona sedikit kesal dan memilih memalingkan pandangannya ke arah sekitar.

"Ini punyamu kan??" Devant menyodorkan tas kecil ke arah Viona.

"Ah iya aku buru-buru jadi aku lupa membawanya !" Viona sambil tersenyum merekah diwajahnya melihat benda kesayangannya kembali lagi, ya karena itu kado ulang tahunnya yang ke-20 dari ayahnya.

"Kau sangat ceroboh, lain kali jangan seperti itu! !"

"Iya ma'af." Viona mengerucutkan bibirnya.

"Baiklah aku harus pergi Viona, masih banyak yang harus aku kerjakan dan iya aku sudah membayar tagihan, kau boleh pesan apa saja." Devant berdiri dan meninggalkan Viona sendiri disana yang masih mematung.

"Huufft...dasar orang aneh, bahkan aku saja belum sempat menanyakan namanya eh dia sudah pergi begitu saja, oh ya ampun!!" Viona mendengus kesal, ia pun meninggalkan cafe itu dan memutuskan untuk pergi suatu tempat yang biasa ia kunjungi.

🍁🍁🍁

Aku duduk dibangku panjang dibawah dilangit cerah dan cahaya lampu yang sangat indah, apalagi banyak anak kecil yang sedang bermain sepertinya aku ingin mengulang masa kecilku dulu yang sangat indah, Aku mama papa dan Viola selalu berlibur bersama. Namun mengingat kejadian beberapa bulan lalu membuat dadaku sesak rasanya, apalagi seseorang kini telah mengancam keselematanku, rasanya tak percaya jika ayahku berhubungan dengan orang-orang kejam seperti mereka, ingin aku menjerit tapi entah mengapa lidah ini terasa ngilu.

"Ternyata kau disini rupanya !!" sapaan itu membuat Viona terkejut.

"Aku tadi kerumahmu mamamu bilang kau sedang keluar, lalu aku chat kau tak membalasnya, kau sedang apa Vio??"

"Maaf aku tak tau jika kau mengirim pesan padaku Adrian!!" Viona menoleh ke Adrian dan masih ada sisa air mata dipelupuk mata Viona, Adrian yang melihat itu langsung mendekat.

"Kau habis menangis Vio? Apa kau ada masalah? Coba ceritakan padaku, mungkin aku bisa membantumu!!"

"Tidak, aku tidak apa-apa!!"

]awab Viona yang berbohong. Maafkan aku Adrian, aku tak bisa menceritakan semua padamu, keluargaku sudah cukup merepotkanmu dan aku tak mau jika terus bergantung padamu, biarlah urusan dengan pria kejam itu aku hadapi sendiri tanpa melibatkan orang lain termasuk kau Adrian, gumamnya dalam hati.

"Kau jangan bohong Viona, aku lihat dari matamu yang merah, seperti kau habis menangis dan mungkin kau
sedang menyembunyikan sesuatu dariku!!" Adrian terus menatap wajah Viona mencari kebenaran disana.

"Tidak, aku hanya merindukan rumah lamaku saja!!" Viona kembali menundukkan kepalanya menyembunyikan kegundahan yang sedang melanda hatinya.

Deg !!

Mendengar perkataan Viona sontak membuat Adrian merasa bahwa dirinya sedang dihantam dengan benda tumpul lalu melemparnya dengan keras. Ia tak sanggup melihat gadis yang ia cintai menangis. Mungkin ia terlalu pengecut untuk mengakui semuanya tapi hati kecilnya selalu berkata bahwa ia sangat mencinta Viona, amat sangat.

Ketika Adrian ingin menyentuh
wajah Viona tiba-tiba terdengar bunyi ponsel, dan itu ponsel milik Viona. Terdapat pesan masuk dari nomor tak dikenal, nomor yang sama ketika tadi pagi melenphonnya. Dan isi pesan itu...

"Maaf tadi aku ada urusan, jadi aku meninggalkanmu sendirian disana, kau tak apa-apa kan??"

Viona mengerutkan dahinya. Ia pun membalas pesan tadi...

"Iya, aku tak apa-apa!!"

"Ohya...aku hampir lupa memperkenalkan diri, namaku DEVANT HANJOSEP ".

"Oke tuan Devant."

Begitulah isi pesan mereka, tanpa

disadari Viona senyum-senyum sendiri tak jelas membaca isi pesan itu dan membuat Adrian dibuat penasaran lalu bertanya..

"Dari siapa?? "

"Oh ini...hanya dari teman baruku saja.

Adrian hanya ber'oh'ria saja mendengar perkataan gadis itu.

TBC

🍁🍁🍁

Sudah aku salin yaa dari akun lamaku Vhivie93

Terima kasih buat kalian yang sudah antusias baca cerita ini.

Update : 06-12-2017
Mojokerto

Maaf, dia bukan anakmu !! (new)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang