11

6.7K 234 5
                                        

Masih pagi, tapi Shakyra sudah berkali-kali mengeluarkan umpatan yang keluar dari bibir mungilnya.

Kenapa? Karna ketika ia hendak membuka gorden kamarnya, di luar sana sudah ada mobil yang terpakir manis di depan rumahnya, Shakyra tau itu mobil siapa.

Ia segera keluar kamar, menuruni anak tangga dengan tergesa.

Matanya menangkap seorang pria yang duduk menonton tv ditemani papanya.

"Kenapa ada dia pah?" Tanya Shakyra, menujuk Ryan. Jangan lupa dengan syok.

Papanya menoleh sebentar lalu bangkit menuju meja makan, "papa sengaja ngundang Ryan buat sarapan bersama"

"Kenapa diundang pah?" Tanyanya lagi dengan merengek.

"Karna di tunangan kamu" ujar Hendra santai.

Shakyra melirik tajam Ryan yang dibalas senyum penuh kemenangan dari pria yang berstatus 'tunangan' nya ini.

Shakyra menyeret kakinya malas, bergabung bersama orang tuanya plus Ryan.

Tak ada percakapan selama sarapan berlangsung. Hendra dan Mira fokus pada makanan mereka, Ryan sibuk memperhatikan gadis di sebelahnya, sedangkan Shakyra sedang menahan tinju agar tak mendarat tepat di wajah tampan  sebelahnya.

"Aku udah selesai" ucapnya.

Shakyra bergegas mengambil tas yang tertinggal dikamar.

"Mah kunci mobil aku mana? Kok gak ada" ujar Shakyra setelah turun kembali.

"Papa yang bilang deh" Mira menyenggol lengan suaminya.

"Shakyra.. mulai hari ini kamu harus di antar jemput sama Ryan"

Jderr.....

Bagai disambar petir, wajah Shakyra mulai memerah menahan amarah.

"Kok gitu sih pah? Aku udah nerima perjodohan ini. Tapi jangan ngatur segalanya kaya gini dong pah" kesal Shakyra.

Hendra menghampiri anak gadisnya itu, "sekali ini aja ya, nurut apa yang papa bilang" Hendra mengelus rambut Shakyra.

Shakyra menghela napas panjang, "kapan sih Shakyra gak nurut sama mama, papa" ucapnya lirih.

Shakyra marah, marah banget malah. Tapi yang namanya perintah orang tua harus di turutin kan.

Hendra tersenyum, "Ryan antar Shakyra ke sekolah ya"

"Iya om" ujar Ryan sopan.

"Yaudah cepet" kata Shakyra tak sabar.

"Aku berangkat dulu, Assalamua'laikum" Shakyra mencium tangan kedua orang tuanya diikuti Ryan.

"Pamit dulu om,tante. Assalamua'alikum"

"Waalaikum salam, hati-hati Ryan. Jangan ngebut" ucap Mira mengingatkan.

Ryan menyusul Shakyra yang sudah berdiri disamping mobilnya.

Ia mengeluarkan kunci, membuka pintu mobil. Menyuruh Shakyra masuk.

"Lo gak kerja?" Tanya Shakyra ketika Ryan mendudukan diri di depan kemudi.

"Abis nganterin kamu, saya langsung ke rumah sakit" ujar Ryan.

Shakyra hanya ber-oh ria lalu kembali pada ponsel di tangannya.

Ia sedang membalas pesan dari Tias.

Namun seketika dirinya membeku, Mendapati wajah Ryan tepat di depan wajahnya. Jantungnya berdetak cepat, napasnya tertahan disertai wajahnya  yang mulai memerah.

I Love You Pak DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang