Sayang

2.7K 157 23
                                    

"Ino, jadilah pacarku."

Untuk beberapa saat Ino terdiam tak bersuara. Kepalanya yang sejak tadi menunduk menatap pasir putih pantai perlahan terangkat. Ino sedikit tercekat kala pandangan mereka beradu, sesuatu dalam dadanya terasa bergemuruh hebat saat mendapati kedua mata biru Naruto yang tiba-tiba terlihat berair.

Ino juga dapat merasakan tangan tan Naruto yang tengah menangkup pipinya mulai bergetar. Dan kejadian saat dimana ia menolak Naruto saat kelas 10 kembali terlintas di kepalanya.

Tangan Ino bergerak pelan, menindih tangan lain milik Naruto yang tengah gemeteran di atas pipinya.

"Naruto... Aku bukan gadis yang baik buat kamu..."lirih Ino.

"Maksud kamu apa, Ino?"

"A-aku gak bisa jelasin, tapi pokoknya aku bukan gadis baik seperti yang kau kira...."Suara Ino semakin memelan.

Naruto mendongkap kedua pipi tirus milik Ino dan mendekatkan wajah nya dengan wajah Ino.

"Ino, lihat aku...."

"Baik atau tidak nya dirimu bukan kau yang menilai nya sendiri, tetapi orang lain....."

"Dan aku Namikaze Naruto sudah menilai, bahkan yakin bahwa kau adalah gadis yang baik, Ino."

"Ta...ta-tapi aku...."

Deg

Belum sempat Ino menyelesaikan kalimatnya. Naruto sudah terlebih dahulu menarik dan membawa tubuh Ino jatuh ke dalam dekapannya.

Antara kaget atau terlanjur menikmati pelukan Naruto, Ino dibuat bungkam seketika. Dinginnya udara malam kala itu seolah hilang. Tak disangka, hangatnya sebuah pelukan dari tubuh yang saling mendekap ternyata bisa sehebat ini.

"Kumohon Ino... Berikan aku kesempatan, aku berjanji tidak akan  mengecewakan mu...."

"Aku tau kau tidak akan mengecewakan ku, tetapi aku takut, akulah yang akan mengecewakan mu."

"Aku tidak akan pernah membuat mu menangis, Ino."

"Aku tau."

"Aku akan membuat mu terus tersenyum."

"Tapi, aku tidak bisa."

"Aku akan melakukan apapun untuk mu."

"Aku...aku...aku akan...."

Cup

Waktu terasa melambat seketika, berbanding terbalik dengan detak jantung kedua insan itu yang kian berpacu. Mata biru Naruto membulat sempurna, ditambah kedua ujung Telinganya yang bersemu.

Keadaan Ino juga tak jauh berbeda dengan Naruto. Bedanya, dalam hatinya Ino terdapat bertempuran batin. Ino merasa bingung dengan dirinya sendiri, otaknya berkata tidak namun hati dan tubuhnya berfikir dan bergerak berlawanan.

Ciuman itu sungguh singkat. Hanya persekian detik bibir mereka bertemu dan saling menyentuh sesaat, kemudian kembali terlepas detik berikutnya.

"Ino... a-apa ini artinya—"

"Apa yang kulakukan tadi belum cukup sebagai jawaban untukmu" Potong Ino

"Tidak, aku rasa itu sudah cukup."balas Naruto seraya kembali membawa Ino kedalam pelukannya.

Ino memutuskan untuk menerima Naruto. Lupakan soal ancaman Sasuke, belakangkan urusan janin haram dalam perutnya. Persetan dengan semua itu, Ino ingin melupakan semuanya dulu untuk saat ini. Yahh, Saat ini dan beberapa waktu kedepan biarlah Ino untuk egois.

"Jangan mengingkari semua janji yang kau ucapkan tadi..."lirih Ino dalam pelukan Naruto.

Naruto mempererat dekapanya pada Ino sebelum akhirnya kembali bersuara.

I'm Still Here/NaruinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang