Senja

147 11 1
                                    

Kisah ini menceritakan sosok seorang wanita polos miskin yang mengingkan material dengan cara yang cepat dan instan. Hanya dengan berbekal makeup, dress, tubuh yahud, dan senyuman manis dia sudah mendapatkan apa itu yang dinamakan uang.

Uang. Secarik kertas untuk proses pembayaran. Secarik kertas yang mampu merubah orang yang baik menjadi orang yang buruk. Secarik kertas yang mana bila diperlihatkan seluruh orang di dunia seperti terhipnotis berkata "aku mengingkan itu untuk merubah hidup ku." Secarik kertas yang mampu membuat gadis ini menjadi pelacur dengan grade A leluconnya.

Senja dibentuk untuk memuaskan hasrat kaum lelaki. Dibuat untuk memuaskan rasa dahaga akan adegan ranjang yang tidak bisa di dapatkan dari pasangannya. Beberapa pelanggan pernah berkata kepada wanita ini, bahwa pasangannya kurang memuaskan, bahwa pasangannya tidak cantik sepertinya, atau bahkan katanya pasangannya hanya untuk mempertahankan kekayaan keluarga turun temurun.

Banyak hal yang telah dialami Senja. Saat ini dia sedang menatap di sebuah cermin kamar mandinya. Dengan memejamkan mata dia berkata "sampai kapan?" Maksudnya, sampai kapan dia akan hidup seperti ini? Wanita murahan dengan belahan yang di ekspos dan paha mulus yang siapa saja bisa menjamahnya.

Air mata memwakilkan sebuah doa. Banyak air mata yang sudah jatuh menetes ke pipinya. Begitupun dengan doa dan harapan yang dia kubur dalam-dalam.

Hingga, suatu malam dia bertemu dengan jawaban doanya. Seorang lelaki yang terlampau sangat baik, bila Senja bisa dia hanya akan memanfaatkan uangnya untuk kepuasannya. Tapi karena terlalu baik, Senja tak bisa melakukannya. Baginya dia terlalu baik untuk dihancurkan. Dia membantu banyak hal untuk Senja yang gadis ini sendiri rasa tak ada manusia seperti ini selain dirinya.

"Aku terlalu kotor, aku terlalu naif , aku terlalu brengsek, aku terlalu murahan, aku hanya psk pinggir jalan"

Setiap kali Senja melihat lelaki itu, dia membentengi dirinya dengan slogan hidupnya. Berharap, dia tak akan jatuh hati kepadanya. Berharap, bahwa lelaki ini akan menemukan wanita hebat yang bisa menyanyangi, membimbing, dan selalu berada di sisinya. Senja terlalu kotor untuknya, bahkan air paling suci pun tak akan mampu membersihkan beribu-ribu dosa yang telah dia perbuat.

Apa yang membuat Senja jatuh hati? Ketulusan. Apa yang dilakukan oleh pria itu menaklukan slogan dirinya. Dia mencintainya.

Kembali bercermin, kini sang gadis melihat bayangnnya sendiri. Satu dia, satu Senja. Disana terjadi pergolakan yang hebat. Zia adalah Senja. Dan Senja adalah Zia. Walaupun nama mereka berbeda tapi mereka adalah satu orang yang sama dengan kepribadian yang berbeda. Senja sebagai penggoda. Zia sebagai anak yang baik, kawan yang baik, dan sosok yang baik.

Membasuh wajahnya dengan air lalu menghela nafas. Berharap pergolakan ini segera berlalu. Jauh di dalam hatinya dia mencintai lelaki itu. Tapi bayangan akan Senja yang selama ini melekat pada hidupnya tak bisa pergi begitu saja.

"Apa yang kamu pikirkan" Senja bertanya kepada Zia yang berada di depannya.
"Aku berpikir bagaimana caranya agar aku bisa terlepas dari mu."
"Kamu tidak aku bisa melepaskan diri ku. Begitupun aku tak akan melepaskan dirimu."
"Kenapa? Apa mau mu? Aku ingin berubah! Aku ingin hidup yang normal."
"Normal? Pernakah dalam seumur hidup mu kamu hidup yang normal? Ibu mu hanyalah seorang pemabuk yang kabur dari rumah lalu menelantarkan mu. Lalu satu-satunya sahabat mu mati kemudian ayah mu. Kamu sendirian. Hanya ada aku yang bersama mu. Itukah normal?"
"Jangan pernah mengganggu ku lagi!"
"Aku tak pernah mengganggu mu sayang, kamu yang terlampau memikirkan aku hingga aku muncul dihadapan mu."
"Untuk apa aku memikirkan mu! Kamu itu pendosa!"
"Ingat Zia! Aku adalah kamu dan kamu adalah aku! Kita adalah sama dan kita adalah satu! Kita itu tim!"
"Aku hanya ingin terlepas dari sosok mu. Seluruh orang memandang ku seakan-akan mereka akan memakan tubuh ku."
"Bukankah seharusnya kamu berbangga hati? Banyak wanita di luar sana berharap tubuh dan paras seperti mu. Kamu harusnya bangga."
"Tidak aku tidak bangga dengan itu, aku ingin mereka menatap ku dengan tatapan yang tulus."
"Tulus? Kamu punya satu Zia. Dia ada disekitar mu."

Tin....tin....
Bunyi klakson mobil mengagetkan gadis ini. Waktu menunjukkan pukul 10 malam. Siapa yang mengebel dengan mobil semalam ini. Kemudian, keluar lah gadis ini dengan menggunakan gaun tidur yang kainnya terbuat dari kain satin kemudian memakaikan kimono untuk sedikit menutup bagian darinya.

"Arch? Kamu ngapain?"
"Kamu udah nganter Gio hari ini dan kamu juga belum makan. Makan ini."
"Apa ini?"
"Makanan favorit mu. Dan....emm Zi. Maaf permisi." Pria itu melepas jaket jeans hitamnya dan memakaikan di tubuh mungil Zia.
"Haha, tubuh mu seperti tenggelam. Kocak!!" Archie tertawa terbahak-bahak melihat jaket jeans itu terlalu besar untuk gadisnya.
"Ih, ini bukan kali pertama aku memakai jaket mu. Kamu kenapa memakaikannya pada ku."
"Sesuatu yang bagus harus di simpan rapat-rapat agar orang lain tak mencurinya. Kamu milik ku" Ucap Archie yang kemudian masuk kembali ke mobil dan melaju untuk pulang.

"Bagaimana aku bisa tidak mencintai mu."

Hai readers, maaf ya kalo ceritanya kedikitan😭I do my best buat cerita ini. Please kasih vote dan jangan lupa share ke temen-temen kalian cerita ini ya. Satu vote sangat berarti terimakasih😘 and happy holiday and happy new year *walaupun telat*

Zia atau SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang