Cuaca hari ini cukup cerah, sedikit cahaya matahari tampak, namun suasananya tidak cukup menyengat kulit manusia. Hembusan angin terasa sejuk, membuat bulu-bulu halus dibagian tangan terasa bergidik lembut. Setidaknya cukup untuk membuat kita mengantuk, merebahkan badan dan sekilas menutup mata sembari menyusun puzzle mimpi-mimpi kita.
Matanya juga masih terpejam, hanya terdenger deruan nafas melalui selang oksigen yang menyangkut di lubang hidungnya. Wajahnya masih sama seperti biasa. Indah. Bentuk mukanya, tulang pipinya dan bibirnya masih juga sama seperti hari-hari biasanya. Perbedaannya, dia tidak membuka matanya. Apa dia akan bangun hari ini? Atau nanti sore? Atau nanti malam?
Zia memandang wajah kekasihnya sembari melihat ke luar jendela bagaimana keadaan disana. Seperti mendongengkan cerita kepada kekasihnya tentang hari ini, tentang keadaan diluar sana yang mungkin kekasihnya itu ingin tahu.
"Lima. Pagi ini, ada lima burung bertengger di jendela mu."
Zia sedang menatap ke arah jendela sambil memegang tangan Archie dengan eratnya. Berharap hari ini juga, pria itu akan membuka matanya dan berkata hallo lagi padanya.
Sudah dua hari ini laki-laki itu tidak membuka matanya, seperti dia ingin terjebak dalam dunia mimpi yang semua orang tidak akan mengetahui apa yang dia impikan. Seolah-olah, tak ada satu orang pun yang menunggunya untuk terbangun. Egois.
Air mata itu mulai terlihat, beribu bahasa tersirat dalam setiap tetesan yang wanita itu keluarkan. Gadis ini berderu pelan dengan berusaha menyeka air matanya sendirian menggunakan kemeja lengan panjangnya. Berapakalipun di seka, tak akan berhenti air mata itu, kecuali bila pria di depannya ini terbangun. Sebegitu egoisnya lelaki ini, Zia baru mengetahuinya.
Aliran udara dan bau obat-obatan memenuhi ruangan persegi itu, keheningan yang terdengar atau suara burung yang satu persatu pergi meninggalkan pepohanan. Tiada suara hiruk pikuk kendaraan yang biasanya memenuhi kota itu. Adapun suara, tak akan mampu membuat hati dan hari-hari wanita ini membaik, jangankan untuk membaik, bergetar pun tidak.
Banyak kata yang ia ingin ucapkan untuk lelaki ini. Banyak rindu yang ia inginkan untuk dibagi kepadanya. Banyak rasa bersalah yang ia ingin tebus padanya.
"Aku akan menunggu." Sambil berusaha menahan air mata, wanita itu berkata dengan badan yang tegap sambil menatap lelakinya.
"Berapa tahun pun aku akan menunggu kamu terbangun, jadi jangan tinggalkan aku. Jangan dulu. Kamu masih memiliki banyak impian, banyak teman, ada keluarga di samping mu, banyak orang menanti mu. Jika memang Tuhan ada, biarkan aku yang mengganti kesadaran mu atas kesadaran ku. Aku ingin kamu hidup, mencintai seseorang, memiliki mungkin empat atau lima orang anak? Haha" Ucapnya dengan sedikit tertawa dan menangis. "Kemudian memiliki banyak cucu atau sampai cicit, dan tinggalkan dunia ini dengan perasaan bahagia. Aku ingin bahagia mu." Sambungnya.********************
Gio berjalan di koridor lantai ruang VIP, kemudian melihat Nikki berdiri di depan ruangan tempat adiknya di rawat.
"Kenapa tidak masuk?" Tegur Gio kepada Nikki.
"Tidak, ada wanita itu. Dia siapa?" Nikki belum sempat bertanya tentang Zia kepada Gio saat Archie dirawat.
"Duduklah." Ajak Gio duduk di depan ruangan adiknya itu."Wanita itu pacar Archie, namanya Zia. Aku tidak tau spesifikasi mereka bertemu, tapi aku tahu bahwa Archie sangat mencintainya. Dia benar-benar mencintainya. Untuk kali pertama aku melihat Archie menggunakan kekuasaannya sebagai dokter dan anak seorang pemilik rumah sakit untuk membantu seseorang. Untuk pertama kalinya, Archie ingin hidup. Dia pernah berkata padaku, jika dia selamat dia akan terus menemani wanita itu sepanjang hidupnya. Mungkin dia tidak ingin menyesal seperti aku dan papa lakukan. Meninggalkan orang yang kita sendiri sadar bahwa kita mencintainya tapi tidak berjuang untuk melakukan apapun. Dan wanita itu, dia sangat mencintai Archie pula, terlihat sorot matanya dia bahwa dia merasa tidak pernah cukup baik untuk siapapun di dunia ini, bahkan untuk Archie. Tapi cinta, keegoisan, tamak, dan rela berubah jika mungkin bisa bertumbuh lebih baik, membuat wanita ini semakin menguatkan diri untuk dirinya. Intinya, mereka adalah takdir. Gua tau, lu suka sama Archie dari kecil, tapi gua harap dengan penjelasan ini, lu bisa mengalah dengan perasaan lu yang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zia atau Senja
Teen FictionDia Zia atau Senja? Yang mana saja tak masalah. Asal orang yang sama. Orang yang aku cinta.