Warning!!!!
Typo bertebaran 😂♥♥♥
Hari kedua di bulan Januari. Cewek itu masih memberengut sebal. Harusnya kemarin dia merayakan pergantian tahunnya dengan jalan-jalan. Bukan berdiam diri di rumah, mengamati dua kakaknya asyik dengan kembang api. Iya, Rasyel akui baik Dava maupun Abyan sangat hobi menyalakan kembang api dibandingkan membeli petasan yang harganya fantastis. Lebih aman katanya. Dan belum sempat dia merasakan tahun baru dengan berekreasi, kini sudah waktunya masuk sekolah. Kembali pada aktivitasnya sebagai seorang pelajar. Belum lagi besok adalah HUT Kusuma Bangsa. Otomatis Rasyel tidak akan punya waktu untuk membaca novel-novel miliknya.
Mengingat acara sekolahnya itu, mood Rasyel sedikit membaik. Setidaknya satu minggu liburannya kemarin, dia habiskan untuk waktu yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan berdiam diri dengan menikmati drama korea koleksinya. Dan hari ini, cewek itu akan kembali sibuk dengan segala macam kegiatan. Rasyel melirik sekelilingnya. Masih beberapa siswa yang datang. Mungkin karena masih terlalu pagi. Rasyel tidak lupa kalau hampir sebagian murid Kusuma Bangsa datang ke sekolah mepet dengan jam masuk.
Cewek itu kembali mengayunkan kakinya bergantian. Menikmati paginya di sekolah dengan mood yang campur aduk. Ingatannya tertarik saat Ketua Osis mengatakan nanti sore seluruh panitia juga pengisi acara harua menginap di sekolah. Didampingi beberapa guru tentunya. Dan Rasyel lupa membawa baju gantinya untuk besok. Sebuah baju batik khas Osis angkatannya. Sedikit terdengar aneh memang, tapi Rasyel suka dengan seragam tugasnya itu.
Kepalanya mendongak, menatap awan putih yang menyelimuti langit pagi ini. Menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ketenangan yang sangat Rasyel dambakan selama ini. Tanpa teriakan Olivia sang sepupu, kekonyolan jingga sang teman, atau keusilan dari Jevan. Senang sekali hatinya. Berbanding terbalik dengan suasana hati seorang Ashila. Cewek yang dikenal lebih pendiam dari pada yang lainnya ini sama sekali tidak bernafsu berangkat sekolah. Padahal dia tahu bel masuk akan segera berbunyi, tapi sengaja dirinya lama duduk di halte bus depan sekolahnya. Harinya tidak begitu baik setelah melakukan latihan beberapa hari lalu. Selain karena dilarang sang ayah untuk kembali bermain musik dan menyanyi, Ashila juga sedikit iri dengan kedekatan Jevan dan Rasyel.
Ashila berdiri, membenahi letak tasnya juga penampilannya. Hari ini dia harus menjaga suasana hatinya. Untuk acara kumpul dan doa bersama nanti malam, maupun untuk acara besarnya besok. Ya, setidaknya untuk acara sekolahnya dia tidak boleh dalam suasana hati yang buruk. Tepat seperti perkiraannya, setelah kakinya menginjak gerbang, bel masuk berbunyi. Mau tidak mau dirinya harus melangkah masuk ke dalam kelas. Menampilkan senyumnya yang sangat jarang dia lakukan di depan banyak orang. Ashila si cantik yang dikenal polos tapi sangat sombong. Padahal aslinya tidak begitu. Ashila hanya berjaga-jaga agar tidak mudah dimanipulasi oleh orang yang dia kenal. Setidaknya sifat polosnya yang bak anak-anak itu tidak mudah dilihat orang lain.
" Hai Ashila. " Cewek itu hanya tersenyum. Memilih terus melangkah ke dalam kelasnya tanpa membalas ucapan say hallo dari salah satu murid cowok. Ashila tidak suka. Dia hanya akan menjawab sapaan basa-basi itu dari Revan atau Jevan. Kakak-adik yang dekat dengan dirinya. Ralat, khusus Revan yang dekat dengannya. Karena Jevan sangat sulit didekati atau pun diajak mengobrol. Baik secara langsung maupun lewat chat.
Pembelajaran di kelas dilalui Ashila tanpa minat. Pikirannya masih saja tertuju pada Jevan dan Rasyel. Sempat dia berpikiran kalau Rasyel berbohong. Kebohongan soal cewek itu pacarnya Jevan atau bukan. Dan Ashila ingat kalau Rasyel mengatakan bukan pacarnya Jevan. Jam istirahat berbunyi. Menandakan pelajaran yang baru saja dia lewati tanpa minat ini selesai. Cewek ini pergi ke kantin. Sampai di sana matanya tak berhenti mengbasen satu per satu meja, apakah masih ada yang kosong atau tidak. Dan Ashila menemukannya. Berjalan ke sana setelah memesan satu porsi soto ayam dan teh manis hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Seventeen //PAA(2)
Teen FictionSi ganteng yang menyukai si manis. Si manis membenci si ganteng tapi tetap menjadi teman baiknya. Si manis juga menyukai si pandai. Si pandai yang sudah menjadi pacar si cantik. Si cantik yang menyimpan rasa pada si ganteng. Cerita masa putih abu...