1 | First Day

36 5 0
                                    

I come back.

Selamat membaca cerita abal-abal ini.

Go.....Go.....Go.....Let's Go...

(づ ̄ ³ ̄)づ

♥♥♥

Rambut panjangnya terikat rapi menjadi dua bagian dengan pita warna kuning yang menghiasi setiap kuncir. Sesekali gadis remaja itu membenahi penampilannya. Hari pertama ke sekolah baru membuatnya sedikit senang tapi juga tidak begitu sedih. Sebelumnya sang bunda memang berjanji akan ikut mengantarnya ke Sekolah Menengah Atas yang terkenal bagus ini. Tapi di menit-menit terakhir bundanya mengatakan tidak bisa mengantar. Dengan terpaksa gadis manis ini berangkat dengan ayahnya yang lagi-lagi harus menjadi sebuah kesialan baginya. Ban mobil ayahnya bocor. Dan gadis remaja itu terpaksa naik Bus Trans Semarang agar bisa sampai di sekolahnya. Belum lagi jarak dari halte bus sampai ke sekolahnya masih harus memakan waktu sekitar lima belas sampai dua puluh menit dengan jalan kaki. Menyebalkan bukan.

Setelah dirasa penampilannya rapi seperti saat di rumah, gadis remaja ini kembali melangkahkan kaki masuk lebih jauh ke dalam sekolahnya. Beruntung dia tidak terlambat. Karena dari yang dia dengar sekolahan ini sangat ketat akan peraturan. Dan mungkin, gadis ini harus membelikan sesuatu bagi bundanya nanti karena apa yang dikatakan bundanya sesuai dengan fakta. Sekolahan ini sangatlah asri, lebih sejuk dari sekolah menengah pertamanya di Bandung. Banyak pepohonan sepanjang jalan trotoar yang menghubungkan gerbang sekolah sampai ruang kelas.

Mata hitam bulatnya memandang sekeliling. Mencoba mencari bangku taman untuk dirinya duduk. Bukannya dia tidak tahu di mana kelasnya untuk Masa Orientasi Peserta Didik, hanya saja gadis ini tidak terbiasa langsung masuk ke kelas. Kebiasaannya menikmati hembusan angin di pagi hari akan tetap dia lakukan di sini. Di tempat baru ini.

Ketemu. Batinnya senang. Langkah kakinya semakin cepat menuju ke bangku taman berwarna coklat itu. Duduk di sana dan sesekali tersenyum pada beberapa guru yang lewat, petugas kebersihan sekolah atau seniornya yang lewat. Tangannya bergerak membuka tas. Mengambil sebuah novel karya Dee Lestari. Novel kesukaannya yaitu Perahu Kertas.

" Permisi, aku numpang duduk di sini ya. "

Gadis remaja tadi hanya melirik sekilas ke arah suara yang meminta izin tadi. Gadis lain seusianya ternyata. Kedua gadis remaja itu saling melempar senyum. Tidak ada percakapan berlebih diantara keduanya. Sampai bel sekolah berbunyi. Menandakan bahwa jam pelajaran segera di mulai.

" Ayok ke lapangan. Semua murid baru, kumpul di sana. "

Kedua gadis remaja itu melihat sosok remaja laki-laki yang berbicara di depan keduanya. Gadis remaja yang tadi meminta izin duduk di bangku langsung tersenyum. Bangkit dari duduknya dan berjalan bersama remaja laki-laki tadi.

" Rasyel. Aduh aku cariin juga. Ayo kumpul. "

Gadis remaja dengan segala kesialannya di hari pertama sekolah yang bernama Rasyel itu menutup novelnya cepat. Memasukkan ke dalam tas tanpa memperhatikan apakah bukunya sudah benar berada dalam tas atau belum. Berlari menghampiri saudara sepupunya yang tadi memanggil.

" Datang jam berapa sih ? Aku capek tahu nunggu di depan ruang Tata Usaha. "

Rasyel hanya meringis mendengar ucapan sepupunya. Memang semalam dirinya memberi kabar pada sepupunya itu kalau mereka akan satu sekolah. Mengingat keduanya juga seumuran. Berbeda dengan Rasyel, sepupunya justru berubah cemberut setelah mengatakan kekesalnnya pada Rasyel.

Sweet Seventeen //PAA(2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang