VII

1.5K 272 31
                                    

Hari ini sesuai janji, aku dan Godt pergi makan di kedai ramen. Aku bersyukur keluargaku dan Godt tidak membahas lagi musibah yang menimpahku beberapa hari kemarin.

Karena kejadian kemarin, aku masih takut berdekatan dengan orang-orang sekitarku. Hanya kedua orangtua ku dan Godt yang aku percayai saat ini.

Tae juga tak terlihat lagi dihadapanku, aku meminta kedua orang tuaku untuk tidak membiarkannya bertemu denganku. Aku sangat takut dan membencinya.


"Eu.. Tee, kau ingin pesan apa?" Aku membulak balikkan buku menu dan mulai memilih-milih ramen yang tersedia.


"Hmm. Buta kara ramen dengan pedas level lima dan olcha dingin krap..." ucapku.

"Au. Nanti kau bisa sakit perut Tee. Kau memesan level maksimal. Level 2 saja aku sudah sekarat.." omel Godt.

"Aku suka pedas! Dan aku mau level maksimal!" Kekehku dan akhirnya Godt mengalah.

"Eu. Baiklah. 2 Buta kara ramen, satu level 5 dan yang satu lagi level 1. Minumnya dua olcha dingin.." ucap Godt kepada pelayan.


Setelah menunggu sekitar 10 menit, makanan kami akhirnya datang juga. Aku menatap berbinar ramen dihadapanku, baunya sangat harum dan membuatku semakin bersemangat untuk menyantapnya.


"Pelan-pelan Tee. Toko ini buka hingga tengah malam kok.." ucap Godt seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nyamm. Imnui enayamk sekawli nyam nyam.." Godt tertawa menanggapi perkataanku.

Setelah menghabiskan setengah ramenku, tiba-tiba aku teringat akan mimpiku. Aku mengigit bibir bawahku seraya mengaduk-aduk makananku. Aku ingin bertanya tentang hal itu padanya, namun aku terlalu malu dan ragu.

"Ada apa Tee? Kenapa melihatku seperti itu na?" Ia menatapku dengan khawatir.

"Au. Aku ingin bertanya khap.."

"Apa yang ingin kau tanya kan?" Ia mengambil gelasnya dan meminum olchanya.

"Apakah hmm aku akan hamil?"

"UHUK. UHUK.." Godt hampir memuncratkan olchanya dari dalam mulutnya, kini ia tengah tersedak karena kaget mendengar pertanyaanku. Aku menjadi merasa bersalah.

Godt menepuk-nepuk pelan dadanya. Wajahku memanas dan memerah karena malu.

"Maaf..." lirihku.

"Hei. Kenapa kau meminta maaf? Aku hanya sedikit kaget saja mendengar pertanyaan mu Tee..." balasnya setelah merasa lega dari sedakannya.

"Aku.. hmm.. aku sering bermimpi sejak pertama kali berada disini.." aku memutuskan untuk menceritakan semua mimpi yang pernah terjadi padaku.

"Awalnya aku bermimpi tentang serigala yang akan memangsaku, mimpi itu terus menerus datang kedalam mimpiku. Lalu...." aku menarik nafas dan membuangnya secara perlahan.

"Aku bermimpi tengah menggendong anak-anak serigala. Mereka sangat lucu. Hanya saja.... tiba-tiba didalam mimpiku seorang pria datang dan bilang jika pups itu adalah anakku dan anaknya..." entah mengapa aku merasa emosional sekali saat menceritakan mimpiku pada Godt. Aku bahkan tidak bernafsu lagi meneruskan makanku.


"Tee. Jujur aku tidak tahu na. Aku hanya tahu jika perempuan dan pria omega Werewolf saja yang bisa hamil. Aku tidak tahu tentang manusia berjenis kelamin laki-laki. Aku sendiri saja masih belum bisa menerima sepenuhnya jika aku ternyata seorang Werewolf.." Godt meraih salah satu tangan ku dan mengelus punggung tanganku.


MY WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang