III

2.1K 281 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Entah mengapa aku melukis serigala ini secara tiba-tiba. Sejak aku terbangun dari mimpi ketigaku akan serigala, aku duduk dihadapan kanvas ku berada lalu melukisnya.

Aku ingat bagaimana serigala itu menatapku, tatapan tajam namun terasa hangat secara bersamaan.

Aku tahu ini bodoh, tapi aku merasakan rindu teramat dalam pada serigala dihadapanku. Tanganku menyentuh lukisan ku seakan aku tengah membelainya.




Kakiku melangkah ditengah hutan rimba. Aku berusaha mencari jalan keluar dari hutan ini. Rasanya aku sudah berjalan terlalu jauh namun tetap saja aku tak melihat satu orang pun lewat dihadapanku.

Aku beristirahat sejenak dibawah pohon jati besar dan bersandar pada batang besar dan kokohnya.

"Ggrrr.. Ggrr..." tubuhku menegang saat mendengar geraman seekor binatang. Dadaku berdegub kencang dan berharap suara itu bukan berasal dari binatang buas.

"Ggrrr..." aku membuka mulut ku dan tak bisa berbicara apapun, seakan suaraku tersangkut dikerongkonganku. Tubuhku bergetar saat serigala besar itu semakin mendekatiku dan aku tidak bisa lari kemanapun. Aku benar-benar terperangkap disini.

TES

Aku membulatkan mataku saat ia meneteskan air matanya dihadapanku. Jarak kami begitu dekat dan entah keberanian dari mana, aku meraih wajahnya dan mengelus bulu-bulunya.

Serigala itu membaringkan kepalanya dipangkuanku dan menggerakan kepalanya seakan-akan memintaku untuk mengelusnya.

Dengan hati-hati aku mengelus bulu-bulu halusnya hingga ia tertidur dipangkuanku.





TOK TOK


"Tee, kau sudah bangun belum? Ini sudah siang sayang.." suara ibukku menyadarkan ku dari lamunanku akan mimpiku semalam.

"Cai Mae.. Tee sudah bangun. Tee akan kebawah setelah mandi.." jawabku tanpa membukakan pintu untuk ibukku.

"Baiklah. Mae tunggu dibawah. Makan siang untukmu juga sudah siap na.."

"Ok Mae.."

Aku mengangkat lukisan serigalaku lalu menaruhnya disamping tempat tidurku, aku mengambil kain putih lalu menutupinya. Entah mengapa aku tidak ingin melihat lukisan itu lagi tapi sisi lain aku tidak tega untuk membuangnya.


------------------------------------------------------------------

Godt mengajakku ke air terjun didekat rumah tetua. Ia bilang jika air terjun itu adalah tempat favorite nya. Aku membawa serta peralatan lukis ku agar bisa sekalian mengerjakan tugas kuliahku. Baru beberapa hari aku masuk kuliah, namun tugasku banyak sekali.

MY WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang