VI

1.7K 261 21
                                    

'Tee, Phi sangat mencintai mu krap..'

'Maafkan Phi krap..'


'Phi tidak bisa hidup tanpa Tee. Tolong jangan pergi na..'


'Tee.. Phi mohon..'




Aku membuka kedua mataku dengan paksa. Suara-suara dalam mimpiku terasa begitu nyata dan aku sangat takut hingga sehingga aku berusaha bangun dari mimpi itu.



Saat aku bangun, yang aku rasakan adalah seluruh tubuhku terasa sangat sakit terutama bagian bawahku. Aku takut jika bergerak sedikit saja akan ada tulangku yang remuk. Bahkan tubuhku basah oleh keringat, aku seperti telah berlari berpuluh-puluh kilo jauhnya.


"Tee.." tubuhku bergetar saat mendengar suara yang sama seperti didalam mimpiku. Aku menengok kearahnya, ia tengah tidur terduduk seraya menumpu kepalanya diatas tangannya yang terlipat diatas kasurku. Aku tak bisa melihat wajahnya tapi aku tahu siapa pria ini.



Aku tersentak saat tiba-tiba salah satu tangannya menggenggam tanganku seraya mengigaukan namaku. Tanpa sadar aku menangis. Aku terlalu takut untuk bergerak. Aku takut ia akan bangun dan kembali menyakitiku.


'Aku mohon siapapun tolong aku..'


"Tee. Kau sudah sadar na?" Ia terbangun dan menatapku dengan khawatir.


"Aaarggghhh!! Maeeee!!!! Tolongggg!!" Aku meringkuk kearah pojokan kasur seraya berteriak histeris. Aku melihatnya tersenyum menakutkan seakan-akan ia akan menyerangku lagi.



"Astaga! Tee. Tenanglah.." ibuku datang dan langsung memelukku. Aku menangis seraya menyembunyikan tubuhku dalam pelukkan ibukku.



"Tae lebih baik kau keluar dahulu.." aku tidak tahu siapa wanita yang menyuruh monster itu untuk keluar, tapi dalam hati aku berterima kasih padanya.


"Sayang. Tenang na. Lihat lukamu berdarah lagi.." ibukku mengelus pundakku. Ia tengah menangis sekarang.



"Mae. Tee takut. Hiks. Dia... mahluk itu..." tubuhku menengang dan terdiam kaku saat kejadian-kejadian menyeramkan itu menghampiri ingatanku.




"Tee.. Tee.. Sayang. Lihat Mae kha. Mae ada disini. Tee jangan takut na.. Dokter Pang bagaimana ini?"


"Khun Nat baringkan Tee kha.. Biar aku memeriksanya dan merawat lukanya.." aku hanya diam saja saat ibukku membaringkan tubuhku. Salah satu tanganku masih menggenggam erat penggelangan tangannya seraya menangis dalam diam.


"Tee kha. Aku akan memeriksa mu na.." aku hanya diam saja saat dokter Pang mulai memeriksaku dan merawat lukaku.


Aku tidak tahu apa yang kurasakan sekarang. Berbagai pertanyaan muncul didalam otakku tapi aku terlalu takut untuk mengetahui jawabannya. Bahkan aku merasa jijik dengan tubuhku. Aku pria tapi aku diperkosa oleh seorang pria, dan pria itu bukan manusia.



Kenapa semua ini terjadi padaku? Apakah aku orang jahat hingga harus mendapatkan karma seperti ini?



Seharusnya aku tidak berada disini, seharusnya aku tetap di Chiang Mai, seharusnya aku sadar lebih cepat saat aku mendapatkan mimpi-mimpi aneh itu.




"Terimakasih telah melahirkan mereka sayang. Aku benar-benar merasa bahagia.."



DEG



Keringat dingin mulai mengalir diwajahku. Aku mengingat dengan jelas jika aku pernah bermimpi akan melahirkan seorang anak serigala. Aku menggelengkan kepalaku dengan panik.



MY WOLF Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang