Secara tiba tiba,, tubuh Jisoo tergeletak lemas di dalam dekapan sang ibu. Membuat wanita paruh baya itu panik tak karuan.
Dia baru ingat. Seorang Kim Jisoo tak boleh merasa tertekan atas apapun.
Wanita paruh baya itu segera membawa Jisoo ke rumah sakit. Dia begitu panik. Pasalnya,, baru saja tiga hari yang lalu Jisoo keluar dari ruang rawatnya. Namun sekarang harus kembali.
Dia begitu cemas. Dia tak dapat berhenti mondar mandir di depan pintu UGD itu. Seorang perawat keluar dari ruangan putih itu.
"Perawat,, bagaimana keadaan putriku?" Eomma Jisoo bertanya dengan panik.
"Dia masih kritis. Detak jantungnya sedikit melemah. Berdoalah, nyonya. Kami akan berusaha semampu kami." Lalu perawat itu pergi meninggalkan wanita paruh baya yang masih berdiri kaku.
Dia menelungkupkan wajahnya di telapak kedua tangannya. "Tuhan,, selamatkanlah putriku. Aku mohon,, hanya dia satu satunya keluarga yang kupunya saat ini."
Seorang laki laki dengan pakaian perawat datang dan duduk di samping Eomma Jisoo. Menyodorkan dua kembar tisu dan tersenyum ramah.
Nyonya Kim atau Eomma Jisoo langsung menoleh.
"Putrimu masih selamat. Dokter telah berhasil menyelamatkannya. Dia akan segera dipindahkan ke ruang inap. Tapi kesadarannya masih belum kembali, nyonya."
"Telah membentang dengan biru langit jelaga ini. Menampilkan jutaan kebebasan dan ketenangan yang sulit untuk diraih."
.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/172813733-288-k571418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Longing and Leaving||Jinsoo|| [END]
RomanceStory ketiga dari BTS & Blackpink couple. [Complete] Tentang kisah sederhana dari seorang perawat dan pasien. Tentang saling melengkapi. Dengan waktu yang memanjang (longing), dan meninggalkan (leaving).