See about you

527 71 0
                                    

Mereka telah sampai. Untung saja, hujan menderas disaat Jisoo telah berada di teras rumahnya.

Jin kembali menyimpan sepeda merah milik Jisoo.

Dia datang kesini dengan menaiki bus kota. Pulangnya pun sama.

"Jisoo, aku pulang dulu. Dah!!!" Jin berteriak dari balik derasnya hujan.

Jisoo melambaikan tangannya, lalu dengan cepat, dia berlari menghampiri Jin. Hal ini membuat pemuda itu juga mendekati Jisoo, hanya berjaga agar Jisoo tak berlari lebih jauh.

"Kenapa kau berlari ke sini, Jisoo?"

"Aku hanya ingin bilang terima kasih. Terima kasih karena telah mengajakku berjalan jalan hari ini. Aku sangat senang. Bolehkah aku memelukmu, Jin? Aku sangat merindukanmu." Jin mengangguk lalu memeluk Jisoo dengan erat.

Mereka bersama diantara derasnya hujan.

Tanpa mereka sadari, seseorang tengah menatap mereka dari dalam. Dirinya tersenyum.

"Jisoo, cepat masuk. Nanti kau sakit." Perintah Jin sambil melepas pelukan mereka.

"Baiklah. Terima kasih, Jin!" Jisoo lalu berlari menuju teras rumahnya.

Entah kenapa,, hatinya terasa begitu senang dan hangat sekarang.

Saat dia masuk, sang eomma menatapnya dengan datar.

"E..eomma, maaf karena aku hujan hujanan." Jisoo menunduk takut.

"Tak apa. Cepatlah mandi. Eomma sudah menyiapkan air hangat untukmu." Nyonya Kim tersenyum. Ini sedikit membuat Jisoo merasa lega.

"Baik, eomma."

Saat Jisoo berjalan, sang eomma kembali berdecit.

"Apa perawat itu yang membuatmu berlari dan hujan hujanan?" Jisoo terpaku. Terdiam.

Gadis itu sedikit membalikkan tubuhnya. Jantungnya kembali berdebar saat mendengar ucapan tentang Jin.

"T..tidak eomma. Sudahlah, aku mau mandi." Jisoo berjalan dengan cepat.

Nyonya Kim tersenyum simpul. "Anakku telah dewasa. Masa masa indah."
.
.
.
Malam ini,, malam yang sunyi di rumahku. Aku berdiam sendiri di atas ranjang. Menatap selembar foto yang kutemukan kemarin.

Kim Seokjin.

Nama yang telah lama mengisi hidupku.

Teman, sahabat, dan... ah lupakan.

Aku begitu senang karena hari ini, Jin kembali membuatku tersenyum. Aku telah begitu lama menunggunya. Belasan tahun.

Dia kembali sekarang. Kembali membuat senyum terpatri dari sudut bibirku.

Saat dia pergi meninggalkanku dahulu, itu adalah hari yang sangat buruk untukku. Dimana aku mengejar mobil yang dia pakai, lalu dadaku terasa begitu sakit. Dan akhirnya, aku divonis mengidap gagal jantung.

Aku selalu menunggu kedatangan dirinya. Dia bilang, dia akan mengunjungiku. Namun nyatanya tidak. Belasan tahun, aku berharap jika dia akan menepati ucapannya.

Kembali mengetuk jendela kamarku, menangkapku jika aku hampir terjatuh, dan banyak hal manis lainnya.

Ketika dia menuliskan nama kami di bawah stickman yang aku buat, itu merupakan masa yang begitu indah. Masa masa kecil yang terkadang selalu ingin membuatku tertawa.

Dia sering membawa makanan saat bermain bersamaku. Dia sering menyuapiku, menghapus noda di sudut bibirku. Padahal saat itu, usia kami masih kecil.

Dan aku rasa,, Jin sangatlah tampan sekarang. Terlebih saat aku menatapnya tadi. Saat hujan turun, sebuah pelukan hangat membuatku tenggelam di dalamnya. Merasakan sejuta kenyamanan yang telah lama tak aku rasakan.

Membuatku merasa bersyukur, karena masih ada orang disampingku. Menguatkanku, dan membuatku tersenyum.

Aku gugup? Tentu saja. Tatapan Jin membuatku hanyut di dalamnya.

Dua hari ini, aku selalu memikirkan tentangnya. Tentang pelukannya, dan wajah tampannya.

Apa aku menyukainya? Entahlah. Aku tak tahu,,
.
.
.

Longing and Leaving||Jinsoo|| [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang