emosi yang memuncak

2.2K 135 11
                                    


"Tahan dia" Teriak Megumi pada Hasan dan Takashi. Kei saat ini berusaha masuk rumah sakit dengan cara  mendorong tubuhnya agar bisa menerobos jalan yang menghalanginya.

Lihat tangannya yang sudah memegang granat. "Kau gila hah? " Saat ini mereka berada di area gang sempit dekat area rumah sakit.

"Tenangkan dirimu Kei, kemarikan granat itu" Takashi berusaha menenangkan Kei. Hasan sendiri sangat ketakutan melihat orang yang memegang granat di tangannya.

"Tenangkan dirimu, mereka yang di sana tidaklah bersalah dan tidak seharusnya kau melampiaskan pada mereka. Pikirkan perasaan mereka yang akan kau rugikan." Kei melirik pada Hasan, melihat pria itu dia jadi teringat Hani, bagaimana kondisinya saat ini? Mengapa ada orang yang mau menculiknya? Dia pun memberikan granat itu perlahan pada Takashi.

"Aku memanggilmu bukan untuk menghancurkan rumah sakit yang akan segera kau tempati." Cibir Megumi berbanding terbalik dengan Hasan. "Dasar gila." Kei mengabaikan ucapan adiknya itu.

"Sebaiknya kita pergi dari sini, aku muak melihat rumah sakit itu" Kei pergi di ikuti dengan yang lain.

Masuk kedalam mobil Dartz Kombat T98 SUV,  mobil yang dirancang anti peluru oleh Rusia.

Mobil ini sering ada di bengkel Shino tapi yang sering membenarkan mobil ini Chio. Seorang gadis manis yang menyukai berbagai mesin mobil.

Hasan melihat banyak senjata di kursi belakang bahkan ia sedang duduk di samping SABR, senapan sniper modern yang dirancang dengan akurasi yang tinggi untuk menembak dari jarak jauh dan juga senapan taktis yang bisa digunakan dalam pertempuran jarak dekat. Apakah ini tidak terlalu berbahaya? 

"Kali ini kau akan menyerang siapa? " Tanya Megumi yang diabaikan oleh kakaknya. Dia Mendecih tidak suka karena diabaikan.

"Mengapa bisa? " Kei menatap spion mobilnya melihat Takashi yang hendak berbicara yang mengerti maksud Kei.

"Kau bisa tanyakan pada dia." Tunjuk Takashi pada Hasan. Meneguk ludahnya dengan kasar, ia tidak tahu harus berbicara dari mana.

"Tidak usah kau jelaskan aku sudah tahu" Kei membaca pesan di ponselnya, terdapat foto Hani yang sedang tak sadarkan diri dengan seorang perempuan yang selama ini ia kira perempuan baik-baik. "Kau harus melihat ini" Ponsel itu pun di ambil oleh Takashi. Mereka terkejut siapa perempuan yang berada disamping Hani.

"Sungguh sempit dunia ini" Komentar Kei. Sedangkan Takashi dan Hasan mencoba mempercayai jika itu kebohongan.

"Itu tidak mungkin, Agnes tidak mungkin berkerja sama dengan para penjahat itu" Hasan menggeleng dengan mantap menolak kebenaran itu.

"Kau itu naif sekali yah, tak heran kalian bersaudara. Kalian mudah sekali percaya dengan jalang itu"

"Jaga ucapanmu! " Takashi tidak Terima jika Agnes dihina seperti itu. Pasti Agnes memiliki alasan sehingga berbuat seperti itu. Megumi yang tidak mengerti apa-apa hanya menonton drama mereka.

"Yang seharusnya dicurigai itu kau! Bukannya kau yang seharusnya di penjara?" Kei hanya tersenyum miring mendengar hal itu sedangkan Megumi tertawa terbahak-bahak. Kei masuk penjara? Paling lama 1 minggu itupun dia masuk penjara saat ketahuan melakukan pelecehan. Kakaknya saat itu sangat bodoh karena mabuk, dirinya tidak sadar jika barnya telah dikepung polisi.

"Kau melaporkan dia kepolisi?" Takashi mencoba memastikan bahwa Hasan tidak melakukannya. Dijawab anggukan ragu-ragu oleh Hasan. "Aku setuju karena kau berusaha untuk menangkap penjahat." Takashi melirik Kei. "Tapi kau salah jika melaporkan seorang Yakuza pada polisi biasa."

Kau Yang Diperuntukkan Bersama KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang