dia datang

2.8K 176 9
                                    

Pagi yang cerah, cahaya masuk melalui jendela kamar yang dibuka oleh Hani mengusik tidur Agnes. Semalam Agnes menginap di toko roti Hani memakai kamar Hani untuk beristirahat bersama sang pemilik.

Hani yang memang sudah terbangun sebelum fajar hadir sudah selesai membuat roti baru untuk dijual. Dirinya tidak ingin merepotkan Agnes, Hani tau Agnes pasti letih setelah membantu dirinya membereskan kekacauan semalam.

Tapi tanpa ia sengaja dirinya malah membangunkan Agnes yang sedang asik dengan mimpinya.

"Ohayou Hani." Sapa Agnes pada Hani yang sedang melipat selimut.

Hani membalasnya dengan senyuman.

"Hmmm sungguh wangi, apa kau sudah membuat rotinya?" Tanya Agnes sambil mengendus-endus aroma dari bawah.

"Iya sudah ku buat tapi tidak banyak, kemarin kita belum sempat berbelanja untuk bahannya lagi." Jelas Hani yang mendapat anggukan paham dari Agnes.

"Sebaiknya kau mandi, aku akan menunggumu di bawah " Hani melangkahkan kaki jenjangnya meninggalkan kamar tersebut.

Menunggu Agnes yang sedang membenahi diri. Banyak pelanggan yang datang pagi ini. Dirinya sungguh membutuhkan bantuan, tidak mungkin ia berteriak pada Agnes agar cepat.

Sudah setengah jam tapi Agnes belum juga turun. Hani kewalahan saat pelanggan berterusan datang.

"Biar ku bantu." Seorang pria dengan jas hitamnya datang menghampiri Hani berdiri tepat disampingnya.

Hani yang terkejut memundurkan beberapa langkah. Pria itu, pria yang semalam melukai Takashi. Hani tidak mengenal pria itu tapi yang paling Hani tidak tahu adalah buat apa pria itu kemari? Apakah dia akan membuat kekacauan lagi?

Hani yang panik segera menjauhi pria itu dia mengambil jarak sangat jauh. Dia memilih untuk di depan kasir saja dan membiarkan pria itu disana.

Matanya menatap ke trotoar jalan, depan tokonya penuh dengan mobil dan tidak mungkin itu milik para pelanggannya. Karena pelanggannya saat ini sudah mulai berkurang dan Hani tidak melihat diantara mereka yang membawa mobil. Semua pelanggannya rata-rata anak sekolahan dan para lansia.

"Arigato." Ujar Hani pada seorang siswi yang telah menyerahkan selembar uang padanya.

Menghitung jumlah uang yang saat ini ada mesin kasirnya itu. Dirinya harus mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan Takashi. Saking terlalu sibuknya menghitung, Hani tidak menyadari jika pria itu telah datang menghampirinya.

Praank

Hani terkejut melihat pria itu terjatuh pingsan dan yang membuat dirinya lebih terkejut lagi adalah siapa yang telah membuat pria itu pingsan.

"Agnes." Hani melihat Agnes yang sedang memegang penggorengan dengan gemetar.

"Kau tidak apa Hani? Apakah dia melukai mu?" Agnes panik saat melihat pria itu ada di sini apalagi saat melihat pria itu yang secara diam-diam jalan mendekati Hani. Pikiran Agnes sudah bermacam-macam. Apakah Hani akan diculik? Atau akan ditembak mati?

"Aku tidak apa." Agnes mendesah lega mendengar hal itu.

Tap
Tap

Seluruh manusia yang tadi berada di dalam mobil itu seketika keluar dan masuk kedalam toko roti.

Menodongkan pistol pada Agnes dan Hani. Dua diantara mereka menghampiri pria yang telah pingsan itu siapa lagi jika bukan Kei sang ketua Yakuza.

"Kiyoshi-Sama." Mereka hendak mengangkat Kei.

Plak

Kei menepis tangan anak buahnya itu, dirinya tidak pingsan hanya sedikit pusing saja dan membiarkan dirinya berbaring sebentar dilantai yang dingin itu.

Kau Yang Diperuntukkan Bersama KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang