berlanjut

1.3K 90 98
                                    

Sampai pada perkarangan rumah Rusel, mereka di sambut ramah oleh anak buahnya Rusel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai pada perkarangan rumah Rusel, mereka di sambut ramah oleh anak buahnya Rusel. Tentu keramahan ini perlu di khawatirkan. Naluri sebagai seorang Yakuza membuat Kei harus terus memegang pistolnya.

Hanya karena ada Ayako para anak buah Rusel bersikap ramah padanya. Kei harus bertahan hingga anak buahnya yang lain yang sedang menyusulnya datang. Kei kalah jumlah dengan mereka yang sedang berojigi pada Ayako.

Buat jaminan, tangan Ayako dia borgol dengan tangannya agar sewaktu-waktu tidak akan ada yang berani menyakiti dirinya.

Mendengkus kesal saat dia masih harus menunggu Rusel datang padahal rumahnya tidak begitu luas dibandingkan mansion Kei.

"Sepertinya Nii-san sedang menjemput perempuan itu." Ujar Ayako sambil memijat kakinya dengan tangan kirinya.

Kei melirik kaki Ayako yang membengkak dia pun mengalihkan pandangannya pada salah satu anak buah Rusel yang menatap Ayako dengan khawatir.

"Itu ayahnya bukan." Bisik Kei.

Ayako melotot tidak percaya bahwa Kei mengetahui siapa ayah dari anaknya ini. Kakanya sendiri pun tidak tahu. Apakah Kei akan mengancam dirinya dengan menggunakan pria yang dia cintai itu.

"Apa rencana mu?" Desis Ayako.

"Cukup membawa Hani pulang."

"Hanya itu?" Tanya Ayako tidak percaya, ayolah Kei saat ini sudah berada di dalam kandang singa. Apakah dia tidak ada rencananya lain? Seperti melumpuhkan lawan yang bisa dia hadapi atau menghancurkan tempat ini. Sebelum keadaan terbalik menjadi Rusel yang menyerang Kei.

"Tergantung, Jika Rusel membahayakan Hani maka seluruh antek-antek Rusel akan ku habisi. Termasuk kau! Ah sepertinya melihat Rusel menderita merupakan hukuman yang pantas sampai dia mengharapkan kematiannya sendiri."

"Apakah tidak akan ada belas kasihan padaku? Aku pernah menjadi teman mu." Ayako berujar sedih, dia dulu pernah hampir saja jatuh cinta pada Kei. Tapi saat seseorang hadir yang menjadi pengawal pribadinya membuat dia berlainan hati.

"Aku bahkan hampir lupa namamu. Jika ingin ku ingatkan kembali bahwa kita hanya menjadi teman seranjang dalam satu malam."

Lucu rasanya saat Kei mengingat hal itu, bercinta dengan adik musuhmu sendiri?

"Ya kau benar jika kita dulu tidak satu kursus bahasa Jerman maka kita tidak akan pernah saling mengenal."

"Tidak sulit bagiku untuk mengetahui kau." Ujar Kei dengan angkuhnya.

.
.
.
.
.
.

Hani yang saat ini berada di belakang Agnes dan Rusel hanya berjalan dengan mengambil jarak 1 meter dari mereka. Hani merasa asing dengan Rusel dan juga Agnes.

Ingin menasehati Agnes agar tidak terlalu dekat dengan Rusel tapi malah Hani yang ketakutan karena tanggapan Agnes yang malah memarahi dirinya. Apakah Hani salah menasehati Agnes? Dirinya hanya tidak ingin Agnes salah pergaulan apalagi dengan Mafia ini.

Kau Yang Diperuntukkan Bersama KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang