dentoj, aku tahu. mungkin salah menandai waktu, lingkari tanggal merah jambu di kalendar biru. kalendar birahimu libur selain hari minggu. (31) aku kesepian di tengah dipan papan berlubang dan berderit-derit sumbang. (32) seperti cintaku yang kau kandaskan di kamar-kamar Jumat nikmat. (33) kadang aku dadak menjerit, rasai muslihat terjepit. tapi rahasia selalu memerahkan warna kecupannya di dada, (34) surga terasa makin murah meriah saja.
[]
keningku kerut lima, (35) agama terbata-bata. sempurna tubuhmu nyembul putih di hitam mata, jelalat napsu ke iga biru. (36) peluk aku cinta, sampai remuk cahaya purna, sanggul jalanku nuju ke atas moksa.
[]
(37) kepalan tanganmu di dadaku, betapa granat, kubiarkan gairahku terlaknat (38) dengus napasku sempit hampir sumbat. (39) saat kau pejamkan mata, aku mulai meraba, pinggir dunia di pantai bibirmu yang meracau cumbu.
[]
(40) aku tergeletak, ditodak-todak ombak, tak sampai ke dasar mana pun, tiba-tiba tenggelam di bawah pusarmu. ouh!Bumi Kualu Damai, 6 Jan 2019
YOU ARE READING
Dentoj
Romance#55 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #82 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #79 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #104 in Puisi (Jan, 29th of 2019) #7 in Sastra (Jan, 29th.of 2019) #26 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #124 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #133 in Lokal (F...