Dentoj, aku mengamati apa pun yang ada di tubuhmu. Bahkan bulu-bulu yang tumbuh di kedalaman malumu. Aku jatuh cinta padamu, sebab tak ada keajaiban lain yang mampu kurindu kecuali apa-apa yang ada padamu. (88) Sayang, apakah rasamu masih biru? Seperti pertamakali laut kecupmu kau dermagakan ke keningku? (89) tak ada yang lebih indah sayang, selain menjadi ikan amis yang menyisiki kawin ke lubuk jantungmu. (90) aku tak ingin kita lepas dari senggama, dan pestaporia. Agar kita bebas menjadi makluk apa saja, dan menggenggam surga. (91) katamu kita harus hati-hati sebelum bercinta, kataku kita hanya butuh satu hati untuk bercinta, jangan mendua. (92) di dadamu telah kutanam menara puja, untuk kupanjat kapan saja. Kau terdiam, membiarkan aku menguasaimu hingga remuk redam. (93) luar biasanya engkau yang tabah menunggu, dan aku adalah makluk lapar yang ingin memakan segalamu; tanpa memakamkan cinta.
2019
YOU ARE READING
Dentoj
Roman d'amour#55 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #82 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #79 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #104 in Puisi (Jan, 29th of 2019) #7 in Sastra (Jan, 29th.of 2019) #26 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #124 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #133 in Lokal (F...