Di situlah aku terpaku, duduk di pelana tubuhmu yang legit candu, sementar umurku dan umurmu jadi napas waktu, yang amis dan bikin seluruh ular cemburu. Cinta kita memang lesap dari mata pemburu, meski kita takut tak kenal waktu. Dengan roda-roda goda, kita menggelinding menciptakan bola. Di dalam pilin lidahmu, aku berubah-rubah warna. Turun katamu, aku turun, turun katamu, aku turun lagi, hingga rahasiamu mengunggun napsu, aku takkan pernah memunggungimu. Takkan kubiarkan gairahmu tumpah, seperti aku menjaga merah lukaku. Tubuhmu penuh tato peluh..
2019
YOU ARE READING
Dentoj
Romance#55 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #82 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #79 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #104 in Puisi (Jan, 29th of 2019) #7 in Sastra (Jan, 29th.of 2019) #26 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #124 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #133 in Lokal (F...