Dentoj, adakah jalan kembali ke degup jantungmu, saat keraguan dan keheningan berebut membunuh otakku dan melumuti keningku? (97) aku mulai percaya, cinta kita kesementaraan belaka, asas kepentingan semata. Karena kurasa aku kau perkuda seperti pemerkosa, bajingan dan brutal. (98) maka tidakkah semestinya kehilangan kabarmu adalah awal kebangkitan hidupku yang baru? Apakah aroma tubuhmu yang tak beraroma itu harus kembali ke ujung lidahku? (99) kecupan tak lebih kecap asin yang kelewat dianggap pertanda, bahwa pernikahan di antara kita hanya neraka menyerupai surga. (100) cukuplah, katup hening kita mengeja dan mengejan biji dan bakal buah kolera.
2019
YOU ARE READING
Dentoj
Romance#55 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #82 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #79 in Puisi (Jan, 17th of 2019) #104 in Puisi (Jan, 29th of 2019) #7 in Sastra (Jan, 29th.of 2019) #26 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #124 in Lokal (Feb, 20th of 2019) #133 in Lokal (F...