c h a p t e r 6

2.3K 479 18
                                    

(a/n) :  PG 15
warning! mengandung konten eksplisit

# kepedulian yang
tertunda #


yoonbin mengantarku pulang ke gedung apartemenku.

dia mengantarku hingga sampai ke depan pintu apartement ku yang bertuliskan nomer 22.

"na, lo masuk dulu baru gue pergi."

aku menatapnya penuh binar memelas, aku tak menginginkan yoonbin pergi.

bertindak sebelum berpikir, begitulah aku saat ini yang tengah menggandeng lengan yoonbin.

"jangan pergi," cegahku padanya.

"gue ga akan pergi--"

aku hampir memekik kesenangan.

"--sampai lo masuk. baru gue pamit abis itu."

"kalo gitu aku ga mau masuk! aku mau sama kamu!"

otakku sudah pindah di punggung.

kenapa aku mengatakannya? tak tau malu sekali.

"ck, yaudah. gue bakal mampir bentar abis itu pulang."

yoonbin lalu menyuruhku membuka pintu apartemenku, aku pun memasukkan passcode yang belum kuubah sebelumnya.

"abis ini jangan pake tanggal ulang tahun gue na, lo harus ubah passcode nya, oke?"

yoonbin berceletuk tapi aku hanya terkekeh kecil lalu menyentuh dadanya dengan telunjukku, mengetuk-ngetukkannya di sana dengan genit.

"aku cuma bisa nginget kamu doang, ga mau ubah passcode nya," ucapku diiringi kikikan.

yoonbin tak menggubrisku, berlalu begitu saja duduk di sofa dengan santainya.

aku mengambil tempat di sebelahnya, menempel, menggelayut manja layaknya kucing pada majikannya.

"na, udah gausah ndusel mulu."

aku menggeleng-geleng lalu memeluk yoonbin dari samping.

"na lepas ga?"

"ga mau!"

aku menolak untuk melepas pelukanku meski yoonbin masih berusaha terlepas dariku.

"ck. mau lo apa sih?!", yoonbin meninggikan nada bicaranya.

aku hanya mengeratkan pelukanku padanya, aku takut kalau dibentak seperti itu.

"na, udahlah... kita udah putus dan gue udah punya nancy--"

"stop! kamu ga boleh ngomong gitu!"

"ga boleh gimana sih? udah jelas-jelas kita ga ada hubungan apa-apa, lo harusnya--"

perkataan yoonbin terpotong begitu saja saat bibirku membungkam bibir penuhnya.

aku menarik tengkuknya kuat dan melahap bibir kenyal yoonbin.

rasanya sudah lama sekali aku tak mencicipi rasa ini.

yoonbin memegang kedua bahuku berusaha melepas tautan ini, tapi aku dengan tenagaku memeluk kuat leher yoonbin.

sementara aku masih mempertahankan posisi dan tautan di bibir ini, akhirnya yoonbin menyerah dan memilih ikut dalam permainan.

dia melonggarkan cengkramannya pada bahuku dan menerima lumatan di tiap centi bibirnya, bahkan ia mulai membalas.

aku merindukan ini.

saat aku ingin mengajaknya lebih jauh yoonbin dengan sekali hentak melepas tautanku secara paksa.

rocket [ ha yoonbin ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang