"Gue kesel banget sama si Rey, ngapain juga tadi dia nongol kan?" Dhea masih saja mengoceh dan merutuki Rey
Selama Dhea mengoceh panjang lebar tak satu pun didengarkan oleh Khanza yang hanya berjalan dengan tatapan kosong
"Za, lo kenapa bengong?" Dhea menggoyang kan bahu Khanza karena melihat dia tak merespon ucapannya
Khanza kaget saat Dhea menggoyang kan bahunya "ah nggak kok dhe, kita jadi ke kantin?" Tanya nya balik
"Iya jadi" lanjut Dhea
"Entah mengapa saat gue liat Rey perhatian sama lo tadi ngebuat mood gue hancur dhe, seakan akan gue sedang disakiti"batin Khanza dan matanya selalu memperhatikan Dhea yang sedari tadi mengoceh dan Khanza hanya menanggapi dengan dengan senyuman
"Ya ampun gue mikir apa sih?" Batin Khanza lagi, kini sepertinya dia sedang berperang dengan batinnya
"Lo mau pesan apa Za?" Dhea beranjak ingin pergi ke stan penjual
"Gue jus alpukat aja dhe" jawab Khanza
"Oke" Dhea mengacungkan jempol nya
Saat matanya menyusuri setiap sudut kantin, tak sengaja manik matanya bertabrakan dengan manik mata Rey yang sangat dingin. Khanza seakan tidak ingin melihat ke arah lain, tapi dia juga tidak mungkin memandang lelaki itu secara terang terangan seperti ini
Dhea yang sampai dimeja tambah bingung saat melihat Khanza yang melamun, dia berfikir kalo sahabat nya itu pasti sedang punya masalah "Za, nih jus nya"
"Eh dhe, lo sejak kapan disini?" Tanya Khanza terkejut
"Seabad yang lalu" balasnya
"Udah tua dong" Khanza malah terkekeh saat melihat Dhea melotot kan matanya
Kalian tau nggak kalo sebentar lagi para most wanted akan tanding basket dilapangan
Yang bener lo?
Iya karna gue denger bentar lagi bakalan ada rapat
Rezeki banget dong kita, bisa cuci mata
Hahaha iya iya bener tuh
Ke lapangan sekarang yuk biar dapet berdiri didepan
Kuy
"Yes, bentar lagi nggak ada guru. Gue bisa ngabisin nonton film nih" Dhea langsung antusias mendengar perbincangan siswi yang tak sengaja lewat
"Lo mau nonton film?" Khanza bertanya saat Dhea lagi senyum senyum
Dhea mendongak melihat ke arah Khanza "iya kenapa emang nya Za?"
"Padahal gue mau nonton mereka main basket" Khanza tertunduk lesu
"Iya deh iya, gue temenin" Dhea akhirnya mengalah
"Yeyyy makasih dhe" Khanza langsung senang saat mengetahui itu, dia juga tak tau kenapa bisa sebahagia itu
Dhea sebenarnya bingung tapi dia ikut tersenyum karena sahabat nya itu bisa sebahagia itu, sudah lama Dhea tak melihat senyum itu di wajah Khanza
🍁🍁🍁🍁🍁
"Wow! Mereka keren banget ya dhe" Khanza berteriak heboh saat melihat mereka mendrible dan menshoot bola basket
"Hmmm" Dhea hanya berguman karena sejujurnya dia sudah bosan kalo yang mainnya mereka mereka aja, siapa lagi kalo bukan Rey, Juna, Daniel dan Raka
Dhea malah sibuk melihat ponselnya, menscrol sosmed dan membuka youtube
Tapi tiba tiba ada yang mendorongnya ke samping " Dhe awas" Dhea terjatuh sedangkan Khanza langsung pingsan
Khanza lah yang mendorongnya tadi agar tidak terkena bola
"Za, bangun" Dhea langsung memangku kepala Khanza dan menepuk lembut pipinya
"Dhe lo nggak papa kan?" Rey langsung berlari ke arah Dhea dan semua orang juga berkerumunan
"Gue nggak papa, lo bisa kan gendong Khanza ke UKS? Dia tadi nolongin gue dari lemparan bola itu" Dhea berbicara dengan nada sangat khawatir
Rey hanya mengangguk dan langsung menggendong Khanza ala bridal style dan membuat semua siswi berteriak histeris karena sang pangeran es menggendong seorang cewek
Sedangkan Dhea menyusul tepat dibelakang mereka, dia sangat khawatir terjadi sesuatu pada Khanza
Rey menidurkan Khanza diatas brankar dan berencana untuk pergi tapi hati kecilnya mengatakan untuk tinggal karena Dhea belum sampai disana
Akhirnya Rey memutuskan untuk duduk dan menunggu hadis itu sampai Dhea datang
Melihat ada pergerakan, sontak membuat Rey bangun dari duduknya
"Lo udah siuman?" Katanya dingin
Khanza mengerjap ngerjab beberapa kali untuk menyesuaikan intensitas cahaya terhadap dirinya dan mengetes apakah yang dilihat nya beneran Rey
"Sorry gue tadi nggak sengaja" lanjutnya
"Iya nggak papa kok, oh ya lo tadi yang bawa gue kesini?" Pertanyaan itu ketika lolos dari mulut Khanza
"Iya, Dhea yang minta. Satu lagi thanks udah nyalametin Dhea" Rey masih berbicara dengan datar dan menetap dengan dingin
Entah mengapa jantung Khanza berpacu dengan cepat, seperti hilang kendali
"Jantung gue kenapa ya? Apa karna kena bola tadi? Masak efeknya gini amat?"Batin Khanza
"Dhea udah dateng, jadi gue permisi" Rey melangkah kan kakinya untuk pergi tapi terhenti saat Khanza kembali angkat suara
"Rey, makasih" ucapnya dengan senyuman sedangkan Rey cuma mengangguk
"Za, lo nggak papa kan? Mana yang sakit? Atau lo pusing? Lo bisa jalankan? Jangan bilang lo hilang ingatan?" Khanza langsung di bom dengan berjuta pertanyaan
"Dhe kalo lo nanyak kayak gitu, bisa sekarat gue"
"Kan gue khawatir Za" Dhea melakukan pembelaan
"Itu mah lebay bukan khawatir" sahut Khanza lagi
"Hehehe berlebihan yak?" Dhea malah cengengesan sendiri
"Oh ya gue bawain minuman, lo minum dulu nih" Dhea menyodorkan sebuah air mineral pada Khanza
Setelah meneguk hingga tinggal setengah, Khanza mulai merasa lega karena sedari tadi sebelum pingsan dia udah haus "thanks ya dhe" Khanza menujukkan air nya
"Ya udah lo istirahat lagi gih, gue duduk di sofa itu nungguin lo" setelah mengatakan itu Dhea langsung duduk
Khanza memejamkan matanya, tapi tidak tertidur. Malah dia membayangkan wajah seseorang yang berputar putar di kepalanya
"Kok gue kepikiran Rey terus sih? Sebenarnya apa yang terjadi sama gue?" Batin Khanza
Bukannya menghilang, sekelebat bayangan wajah Rey makin terbayang dan membuat dia menggeleng gelengkan kepalanya dan kejadian itu tak luput dari pandangan Dhea
"Lo masih pusing ya Za?" Dhea bertanya karena Khanza terus terusan menggeleng gelengkan kepalanya
"Nggak kok, gue cuma nggak bisa tidur aja" Khanza membuka matanya sebentar lalu memejamkan nya lagi
Malam semua untuk para readers
Cerita pendek kan?
Aku cuma punya ide segini soalnya
Sorry Sorry✌ yaJangan lupa vote and comments
By humairaliska
Rabu, 09/01/2019
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERE [TAMAT]
Teen Fictionbagi dhea kebahagiaan orang disayanginya adalah prioritas nya, sehingga membuat dia mengorbankan kepentingan nya dengan tulus hati sama hal nya dengan rey yang mementingkan kebahagiaan sahabat kecilnya dhea sampai mereka terjebak dalam sebuah rasa y...