"Gimana kemaren pas Rey nganter lo? Kalian pasti banyak ngobrol kan? Lo udah buat dia nyaman kan Za?" Baru saja Khanza datang dia sudah di bom pertanyaan oleh Dhea
"Nggak semua" jawab Khanza singkat setengah males
"Gue nggak ngerti sama omongan lo, terlalu di padetin jadinya nggak jelas" cerocos Dhea yang menggaruk garuk kepala nya yang tak gatal itu
"Cara lo salah dhe, gini ya dhe gue itu liat dengan jelas kalo dia itu nggak nyaman kemaren. Jangankan banyak bicara, gue bilang makasih aja nggak dijawab" Khanza memalingkan wajahnya dari hadapan Dhea kedepan
Dhea hanya bisa menepuk jidatnya karena Rey selalu seperti itu pada semua cewek kecuali dirinya
Dhea mengakui kalau kemarin dia salah langkah, untuk menyuruh Rey mengantarkan Khanza
"Oke, untuk itu gue anggap meleset dari ekspektasi" Dhea menghela nafas berat dan berharap Khanza tidak marah karna itu
"Trus sekarang kita gimana?" Tanya Dhea lagi
"Kita beri dia waktu buat ngenal gue, lagi pula gue kan anak baru dan bahkan masih asing untuk dia" jelas Khanza memberikan kemudahan untuk Dhea berfikir
"Hmm lo benar, yang harus kita lakukan adalah membuat dia nyaman akan kehadiran lo, right?" Tanya Dhea
Khanza mengangguk dengan antusias saat mendengar ucapan Dhea tadi
"Dhe, lo dipanggil bu Mira" tiba tiba syerli datang dan menghampiri meja Dhea dan Khanza
"Ngapa lagi sih tuh guru?" Dhea berdecak kesal dan segera bangkit
"Gue pergi dulu ya Za"
Dhea akhirnya menghilang dibalik dinding pembatas kelas
Dhea langsung ke ruang guru walau dirinya setengah kesal tapi tak mungkin dia menolah perintah bu Mira, ingat bu Mira adalah guru killer yang merangkap jadi wali kelas nya
"Permisi bu, tadi ibu panggil saya ada apa ya?" Dhea berbicara sesopan mungkin salah bicara malah jadi sasaran kemarahan lagi
"Oh kamu sudah sampai ini nih saya mau nuruh kamu ambilin hasil ulangan kemarin. Tolong dibagikan ya" bu Mira Menyuruh setumbuk kertas sejumlah siswa di dalam kelasnya
"Iya buk akan saya bagiin, ada lagi buk?" Tanya Dhea memastikan agar dia tidak berputar putar dua kali disini
"Nggak ada kok, makasih ya" balas bu Mira lembut
Sebenernya bu Mira ini lembut orangnya tapi karena sering menghadapi anak bandel makanya keliatan serem pas marah marah tidak jelas
Di perjalanan kembali ke kelas Dhea sibuk melihat lihat kertas tadi, ingin melihat siapa yang dapat nilai tertinggi dan berapa hasil yang dia dapat kan
Bruuuuk
Di belokan Dhea menabrak sesuatu, dipikiran nya sedang bertanya apakah dia tidak habis belok tadi sampai harus nabrak dinding?
"Lo nggak papa kan?" Suara itu menginterupsi Dhea agar mendongak
Betapa kesalnya dia saat melihat siapa itu
"REY.." Dhea berteriak tak habis pikir ternyata dia lah orangnya
"Sini gue beresin" Rey langsung berjongkok dan mengutip semua lembaran kertas itu sedangkan Dhea masih berdiri dengan wajah kesalnya dan melipat tangannya di dada
"Nih" Rey menyerah kan lembaran itu tadi dan tak dihiraukan oleh Dhea
Rey menghela nafas gusar saat menghadapi Dhea yang ngambek seperti anak kecil itu
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERE [TAMAT]
Teen Fictionbagi dhea kebahagiaan orang disayanginya adalah prioritas nya, sehingga membuat dia mengorbankan kepentingan nya dengan tulus hati sama hal nya dengan rey yang mementingkan kebahagiaan sahabat kecilnya dhea sampai mereka terjebak dalam sebuah rasa y...