Setelah pengakuan Khanza tadi malam, Dhea merasa bingung sendiri. Dia sangat bahagia tapi juga merasa tak enak hati
Dia tak tahu kenapa hatinya bisa seperti itu, seakan akan ada hal buruk yang siap menanti
"Gue nggak boleh berfikir begitu, yang penting sekarang gue harus cari cara supaya mereka bisa deket" Dhea bermonolog sendiri dan mondar mandir dalam kamarnya
Dia keliatan seperti orang linglung, sebentar bentar duduk di kasur, sesaat kemudian dia berdiri dan pindah lagi duduk di sofa
Cekrek..
Pintu kamar Dhea berdecit dan menampilkan El di balik pintu
Dhea yang sedang mondar mandir pun berhenti dan melihat ke arah pintu
"Apaan bang?" Tanya Dhea
"Dipanggil bunda tuh" jawab El singkat, "oh ya tadi lo ngapain mondar mandir?" Lanjutnya
"Nggak ada"
"Nggak usah bohong lo, gue liat tadi. Lo lagi ada masalah?" El bertanya seolah sedang menginterogasi Dhea
"Apaan sih lo bang nggak jelas amat, udah ah gue mau ke bawah dulu" Dhea tak mau melanjutkan percakapan karna tak akan ada ujung dan tidak bakalan ada penyelesaian juga
Akhirnya Dhea menghampiri bunda yang ternyata ada di belakang rumah tepatnya di taman kecil yang menjadi tempat favorit bunda setelah dapur
"Ada apaan bun?" Seketika wajah lesu Dhea tergantikan karna kehadiran seorang yang sudah lama tak ditemui nya
"Tante Vika?" Dhea terkejut saat melihat wanita paruh baya itu dan Vika langsung merentangkan tangan nya untuk memeluk Dhea
"Aduh tante kangen loh sama kamu, udah lama kamu nggak ke rumah" tante Vika yang nyatanya adalah momy nya Rey melepaskan pelukan
"Dia itu belakangan ini sibuk sendiri, apalagi ketemu sama sahabat nya lagi. Jadi ya main terus deh" bukan Dhea yang menjawab tapi malah Runi, bundanya Dhea
Sedangkan Dhea hanya tersenyum untuk membenarkan perkataan bundanya itu
"Ih nggak papa kali, masih muda harus nikmatin ya kan?" Vika tersenyum penuh arti pada Dhea
"Runi, nggak terasa ya anak anak kita udah gede" Vika mengelus pucuk rambut Dhea dengan lembut
"Iya Vik, perasaan baru kemaren Rey, El dan Dhea masih kita gendong gendong" Runi ikut terkekeh saat bernostalgia dengan masa lalu
"Oh ya tante! Rey mana?" Dhea sengaja mengalihkan pembicaraan itu agar tidak terlalu panjang
"Biasa dhe, dia itu sibuk main basket di kompleks sebelah" Jelas Vika pada Dhea yang sudah sangat tau hobi cowok yang satu itu
Baginya basket sudah mendarah daging, sejak kecil dia sudah mengilai olahraga yang satu itu. Didukung pula oleh dady nya Rey yang jadi kapten basket dulu pas masih SMA
"Ya udah masuk dulu yuk, kita ngobrol lagi di dalam" ajak Runi pada Vika dan Dhea
"Tante mau minum apa, biar Dhea bikinin" tawar Dhea
"Teh aja deh"
"Bunda juga ya dhe" pinta bunda
"Oke sip" Dhea mengacungkan jempol nya dan langsung berlalu ke dapur
Mereka banyak berbincang bincang selama di ruang tamu. Mulai dari fashion, resep kue dan masakan hingga hal hal yang receh bahkan gosip
Biasa lah perempuan kalau udah ketemu, apalagi kalau sudah dekat sekali seperti gini
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERE [TAMAT]
Teen Fictionbagi dhea kebahagiaan orang disayanginya adalah prioritas nya, sehingga membuat dia mengorbankan kepentingan nya dengan tulus hati sama hal nya dengan rey yang mementingkan kebahagiaan sahabat kecilnya dhea sampai mereka terjebak dalam sebuah rasa y...