31. In Memoriam

531 42 0
                                    

"Kalo lo ngerasa pusing langsung bilang yah?" Rey melihat ke belakang sebentar sedangkan Dhea hanya mengangguk

Rey langsung melajukan motornya di atas rata rata tapi sesekali tetap menanyakan keadaan Dhea di belakang

Motor Rey memasuki pekarangan rumah sakit tempat tujuan mereka tadi

Dhea langsung berlari tanpa menunggu Rey memarkirkan motornya dulu

Dia melewati lorong lorong rumah sakit dan mencari ruangan Arkan yang lumayang jauh dari depan

Saat dia sudah sampai di depan ruangan itu ada satu brangkar yang di selimuti kain putih keluar dari sana, di belakang nya di ikuti oleh Syerly dan  keluarga nya Arkan

Dhea mematung di tempat, bibir nya kaku tak bisa mengucapkan apapun

"Dhe...." Syerly langsung menghampiri saat sadar Dhea sudah datang

"Ini siapa... Syer? Ngomong ini siapa?" Dhea berbata bata saat mengucapkan kata itu

"Ini Arkan dhe..."lirih nya

DEG!

Air mata secara refleks turun membasahi pipi Dhea yang sedari tadi berdiri mematung

"Nggak! Ini nggak mungkin!" Dhea mengangkat kedua tangannya agar Syerly tak memegangi nya

Dhea berjalan mendekati brangkar itu dan membuka kain penutup nya

Udara seakan menipis di tempat ia berdiri sekarang, lututnya melemah dan tak kuat untuk berdiri

"Kak! Kak Arkan! Aku kesini buat kakak loh" Dhea menggoyang tubuh kaku nan dingin Arkan di depannya

"Dhe... Arkan udah nggak ada!" Syerly memeluk Dhea dari belakang tapi langsung di tepis olehnya

"Arkan udah pergi sayang" kini mama nya Arkan ikut mendekati Dhea

Rey yang baru saja datang langsung terkejut saat melihat Dhea menangis dan berdiri di samping  Syerly

"Lo kenapa dhe?" Tanya Rey

Dhea terus saja mendekap mulutnya agar tidak menangis dengan kencang sehingga membuat Rey semakin bingung

Rey melihat ke arah brangkar yang jelas disana terdapat Arkan yang sudah pucat pasi

Tanpa aba aba lagi Rey langsung mendekap Dhea erat dan menenangkan nya

"Udah lo harus ikhlas yah!" Rey mengelus rambut Dhea dan dia mulai sedikit tenang sekarang

"Maaf! Apakah jenazah nya bisa di bawa pulang sekarang?" Salah satu perawat mendatangi mereka dan meminta izin untuk membawa jenazah Arkan

"Iya silahkan" papa Arkan langsung turun tangan menangani semua itu

Mereka semua ikut mengantarkan jenazah ke rumah Arkan

"Lo kuat kan duduk di motor gue?" Tanya Rey khawatir melihat Dhea yang sudah sangat lemah karena sedari tadi menangis

"Gue kuat kok" Dhea langsung naik ke motor Rey dan tak berbicara lagi

Rey langsung melajukan motornya ke rumah Dhea dulu untuk ganti baju dan membersihkan dirinya baru setelah itu berangkat lagi ke Rumah Arkan

Sesampainya disana sudah banyak siswa dan guru dari SMA Cahaya yang melayat

Mereka membaca yasin dan keluarga beserta kerabat menjalankan kewajiban muslim kepada muslim lainnya

Setelah di dimandikan dan dikafankan, kini saatnya dimakamkan di TPU setempat

SINCERE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang