Emerald terburu-buru keluar dari mobil dan berlari memasuki gerbang tinggi Sky International High School—mengabaikan tangan Jade Penumbra, kakaknya yang terulur minta disambut lalu dicium.
"Dasar adik durhaka!" teriak Jade menarik kembali tangannya menatap kepergian sang adik dengan miris.
Langkah Emerald terhenti, netranya menatap bangunan bercat biru dan bertingkat di depannya. Bukan karena teriakan Jade dia melakukannya, melainkan gadis berambut panjang itu ingin menetralkan jantungnya yang mendadak berdegup kencang.
Tarik nafas buang, dilakukannya berkali-kali hingga beberapa siswa yang melewatinya mengirimkan tatapan julid.
Salahnya apa coba? dia bukan selebgram yang bernafas saja salah.
Emerald segera melangkahkan kakinya. Karena terlalu semangat, sosok yang berada disampingnya harus merasakan tabrakan dari bahunya.
Emerald menoleh, menangkupkan kedua tangan di depan dada.
"Maaf lagi buru-bu—"
Gadis itu refleks menggantung ucapannya dengan bola matanya membulat terkejut. Sekarang, jantungnya bukan lagi berdetak cepat. Melainkan sudah jatuh menggelinding ke usus besar.
Di hadapannya, seorang cowok beperawakan tinggi atletis. Wajah oval yang dibingkai garis rahang agak tegas. Beberapa helai rambut menutupi dahi dan alis hitamnya. Hidungnya mancung, bermata sipit dengan bibir tipis berwarna merah muda. Sangat tampan dan bersinar diantara yang lainnya didominasi kulitnya yang putih cerah.
Dia, Regulus Carmine Sky, cowok yang satu tahun belakangan ini menghuni hatinya, didambanya bersama seluruh siswi SIHS. Sayangnya benteng tinggi yang dipasang cowok itu terasa mustahil untuk ditembus, diberi celah pun sangat sulit.
Ya ampun, mubazir banget kalau orang seganteng ini nggak jadi daddy dari anak-anak gue! untunglah, bibirnya tidak nakal hari ini untuk berucap. Kata itu hanya tertahan di hati dengan perasaan menggebu-gebu.
Merasa diperhatikan secara terang-terangan, mata sipit Carmine yang biasanya menatap datar dan dingin itu berubah menjadi tajam. Tatapannya mengintimidasi, namun reaksi Emerald justru salah tingkah hingga menundukkan kepalanya.
"Gak kuat, mana tahan," Emerald menjerit tertahan sambil menggigit bibir.
Sekilas, Emerald mendengar desisan keras dari bibir Carmine sebelum melihat ujung sepatunya yang menghilang di hadapannya.
Ampun, desisannya bikin meleleh!
Emerald menatap punggung Carmine. Bahkan aroma sandalwood dan musk dari cowok itu masih menempel di sekitar indra penciumannya. Bahkan baunya pun membuat dia terhanyut.
Terlebih wajah tampan yang biasanya dilihat dari kejauhan kini disaksikan dalam jarak sedekat tadi. Bagaimana tidak terngiang-ngiang dalam ingatannya coba.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ES
Teen FictionSIHS SERIES 1 "Layaknya es, kamu dingin dan sulit untuk disentuh." START : 10 Januari 2019 END :