12. Keraguan

36 12 2
                                    

Pencet dulu "⭐" votenya. Gratis kok, dijamin😉

<Happy Reading>

×××

Perasaan memang membingungkan, antara harus berjuang untuk mendapatkan atau berhenti ditempat sebelum merasakan dikecewakan.

×××

"ALDAN!!! JERRY!!! ikut bapak ke ruang kepala sekolah," teriak pak Tono setelah merasa keadaan sudah mulai mereda karena kehadiran Aurel.

"Lo pikir gue akan berhenti gitu aja Al?" Jerry tersenyum licik.

Aldan tidak membalasnya karena Pak Tono sudah mendekat. Dia menuju ke ruang kepala sekolah bersama dengan Jerry. Tidak sedikit siswa lain yang mengikuti mereka berdua dari belakang.

Aldan dan Jerry sudah masuk ke dalam ruang kepala sekolah dan segera duduk di kursi depan kepala sekolah. Disana juga ada beberapa guru yang sebagian tidak dikenal oleh Aldan namun sangat dikenal oleh Jerry. Mereka adalah para guru BP.

"Bapak sangat kecewa dengan kalian berdua," Pak Kepala Sekolah mulai angkat bicara.

"Sekolah kita ini terpandang sangat bagus diluar. Jika sifat kalian seperti ini tidak pantas disebut dan dikenal sebagai warga SMA Bhakti. Malu-maluin," imbuh Kepala Sekolah. Sedangkan Aldan dan Jerry hanya bisa menundukkan kepala.

"Bapak akan kasih kalian tindakan yang tegas agar tidak mengulangi hal ini lagi. Kalian bapak skors selama satu Minggu, dan selama satu minggu akan dikasih tugas oleh guru pelajaran kalian. Kalian yang minta tugas bukan guru yang ngasih tugas," jelas pak Kepala Sekolah tanpa basa-basi. Beliau hanya menginginkan sekolah ini selalu mendapat nama baik karena muridnya tidak nakal dan tidak bandel.

Aldan langsung bangkit dari duduknya, "Permisi pak," ucap Aldan yang beranjak pergi dari ruang kepala sekolah.

Seperti dikomando, semua siswa yang ada di pintu bergeser saat Aldan lewat. Tatapan sinis Aldan mengundang perhatian yang menarik bagi sebagian siswi.

Aldan melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang sepi. Suara derap kakinya yang cepat pun dapat terdengar dengan keras. Pandangan Aldan tidak berpindah, dia hanya menghadap lurus kedepan tidak peduli jika tiba-tiba ada batu didepannya. Kini dia sudah berada dimana tempat tujuannya.

"Lo harus kerumah gue nanti," suara berat dan datar dari Aldan sukses membuat orang yang berada tidak jauh dari posisinya itu mendongakkan kepala.

"Ngapain?" Tanya orang itu.

"Gak usah khawatir. Gue jemput."

Tanpa berkata apa-apa lagi Aldan berbalik hendak meninggalkan tempat itu. Tapi langkahnya tetap bisa dihentikan.

"Aldan!!!"

"Kita bicarain nanti. Gue nggak ada waktu."

"Gue gak mau ada...."

"Jangan jadi pengecut."

"Oke, gue minta maaf sama Lo. Dengan ini sudah selesai, jangan libatkan gue lagi."

"Bukan salah lo Rel."

"Lo maunya apa sih. Oh, gue tau. Lo dikasih hukuman sama Kepala Sekolah dan lo mau gue tanggung jawab? Oke gue tanggung jawab asal ini yang terakhir."

"Gue diskors. Lo mau ngikut juga?"

Aurel tampak berpikir tentang kalimat itu. Apa jadinya dia jika diskors. Apa kata Ayah dan Bundanya.

ILLEGIBLE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang