Sebelumnya Terimakasih buat yang masih setia baca sampai sini. Terus ikutin kisah Aldan dan Aurel ya😊
<Happy Reading>
×××
Semoga suka bingkisannya, sama yang ngasih juga gak papa
×××
Minggu pagi ini berbeda dengan minggu-minggu pagi sebelumnya. Semenjak Aurel pindah rumah ke Jakarta, biasanya Aurel menghabiskan hari libur hanya untuk tidur, main game dan bermain gitar dikamar. Namun kali ini dia tidak bisa bangun kesiangan apalagi menghibur dirinya dengan bermain game atau bermain gitar. Sudah lima belas menit dia bolak-balik didekat ranjang dengan menggigit bibir bawahnya menandakan dia sekarang sedang khawatir.
Aurel terus memandangi ponsel yang ada digenggamannya. Masalah utama yang membuat dia khawatir adalah pesan yang terkirim di ponselnya itu. Dari tadi Aurel mengetik sesuatu untuk membalas pesan itu tapi dihapus lagi dan batal mengirim. Dan hal itu dilakukan berulang kali.
Aldn
Minggu pagi gue ke rumah lo"Mau apa sih kerumah gue segala." Aurel mengacak-ngacak rambutnya. Itu adalah pesan yang dikirim Raffa kemarin dan baru dibuka Aurel pagi tadi setelah Aurel shalat subuh. Dan pesan itu lah yang menyebabkan Aurel tidak bisa tidur lagi setelah shalat subuh.
Toktok. Suara pintu kamar Aurel berbunyi. "Nduk ada temennya yang datang," teriak Bi Inah dari luar kamar.
"Hah, mampus gue belum mandi juga. Pagi banget ini aja masih jam delapan."
"Buruan keluar atuh neng," Raini masuk ke dalam kamar.
"Iya Bun Aurel mandi dulu, Bunda suruh nunggu aja bentar," Aurel berlari menuju ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.
Bunda Aurel keluar kamar bersama dengan Bi Inah dan menuju ke ruang tamu untuk menemui teman Aurel yang baru datang.
Sudah lima belas menit berlalu. Dia meraih handuk kecil di cantolan kamar mandi untuk mengeringkan rambutnya. Aurel melangkah keluar dari kamar mandi dan begitu terkejutnya dia melihat seseorang yang sudah duduk di ranjangnya.
"Syerin?" Ucap Aurel pelan tapi sukses memecahkan lamunan Syerin.
Aurel berjalan mendekat ke Syerin. Aurel melihat Syerin tidak seperti biasanya. Dia terlihat sangat buruk, matanya sembab dan ada goresan di pergelangan tangan kirinya. Aurel menyimpulkan pasti ada sesuatu yang terjadi pada Syerin.
Aurel duduk disamping Syerin dan memegang tangan bekas goresan itu.
"Rel," panggil Syerin dengan suara serak dan mulai meneteskan air mata.
Sedetik kemudian Syerin memeluk Aurel dengan erat dan dibalas pelukannya oleh Aurel. Aurel bingung masalah apa yang sedang terjadi dengan Syerin. Syerin tak henti menangis didekapan Aurel. Aurel masih diam karena mungkin dengan menangis, Syerin bisa menjadi lebih tenang. Perlahan Syerin melepas pelukannya dan berhenti menangis.
"Gue ganggu lo ya Rel?"
Aurel menggeleng.
"Gu--ee--bii-biingung Rel," tangis Syerin kembali meledak.
"Gu-- ee --gak--"
"Lo tenangin dulu pikiran lo. Baru bisa cerita," potong Aurel.
Aurel menuntun Syerin menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan, seperti apa yang biasa Aurel lakukan untuk menenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGIBLE [On Going]
Romance[Sedetik waktumu bersamaku, itulah satu dari kenangan yang kamu ciptakan untukku. Dan itulah alasan mengapa aku menjadi seorang yang gagal dalam membaca kenyataan.] ILLEGIBLE [Tak Terbaca] Aldan dan Aurel. Bukan Bad boy dan bukan Bad girl. Mereka di...