Mencoba Tenang

333 11 5
                                    

"Selama ini aku hanya liat di film-film, sekarang aku malah kuliah disini beneran."

Terpancar kebahagiaan dari wajah Bejo. Pipi chubby nya semakin membulat. Senyumnya begitu lepas. Ia memandangi Alif. Alif pun mengerti apa yang sedang ia rasakan.

Hari ini begitu terik matahari, namun suhu tetap terasa dingin. Alif terus menggunakan jaket yang selalu ia bawa dari awal keberangkatannya. Tidak hanya Alif, kebanyakan teman dari tempat asalnya itu menggunakan jaket dan syal yang melingkar di leher mereka. Memang, mereka datang disaat musim dingin akan tiba.

Banyak sekali mahasiswa di kampus itu. Tidak hanya dari Eropa, bahkan dari seluruh benua. Salah satunya Alif dan teman-temannya yang menjadi salah satu kebanggaan kampus mereka. Lingkungan kampus itu terlihat sangat akrab. bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa yang saling bercengkrama di taman kampus. Mereka semua membaur tidak hanya dengan teman asal negaranya. itulah yang akan dilakukan Alif dan teman-temannya hari ini, mereka semua akan mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Dalam audiotorium besar itu semua mahasiswa baru yang datang dikumpulkan. Mereka diberikan pengarahan dan pemaparan singkat tentang tempat kampus baru mereka ini. Sebelum akhirnya mereka disebar ke jurusan masing-masing.

Masih seperti kemarin, Ratna selalu mendekat kepada Alif. Begitu juga Alif, tidak bisa lepas jauh dari Bejo. Mereka duduk saling bersebelahan dan Alif berada di posisi tengah diantara mereka bertiga. Semua mahasiswa sedang sibuk fokus dengan arahan yang diberikan pada dosen yang ada di kampus itu. Sedangkan Ratna tak henti-henti bercerita kepada Alif sambil berbisik. Ia berusaha untuk tetap tenang dan fokus, tanpa menghiraukan Ratna yang dari tadi bercerita. Wanita itu seperti tidak memikirkan apapun. Dia tidak sadar bahwa kemarin ia membuat Alif terus-terusan berfikir semalaman atas pernyataannya.

"Ishh Alif..."

Ratna sambil menarik-narik lengan jaket Alif.

"Ratna diam dulu, nanti kita dimarahin karena berisik."

Ia memanyunkan bibirnya, merasa kesal karena Alif tidak meresponnya. Bejo daritadi benar-benar memperhatikan. Tatapannya lurus kedepan, seperti ia tidak sadar bahwa kedua orang disampingnya sedang bersuara.

"Heyy..."

Seorang wanita berambut pirang sebelah Ratna memberi nya isyarat untuk diam.

"Hhhh, sorry."

"Tuh kan, aku bilang juga apa."

"Abis kamu gak ngerespon aku sih."

"Ya kan kita lagi di dalam ruangan, Ratna. Gak enak didengar yang lain."

"Ya tapi kan aku pelan Lif ngomong nya."

"Ya tetep aja Ratna, ruangan ini tertutup, orang-orang pada diam, bisa-bisa suara kamu menggema nanti."

Tanpa mereka sadari, tiba-tiba ruangan itu menjadi hening, semua mata tertuju pada Ratna dan Alif. Mereka menjadi pusat perhatian karena suara mereka yang mengganggu perkuliahan. Akhirnya mereka berdua diminta untuk keluar ruangan oleh dosen itu.

"Alif, maafin aku..."

"Yaudah, mau gimana lagi..."

Ratna merasa tidak enak dengan Alif. Karenanya Alif juga menjadi disalahkan.

"Ke taman aja yuk."

"Aku disini aja deh. Kamu duluan aja."

"Kamu marah ya Lif sama aku?"

"Enggak kok. Ehh aku permisi sebentar yaa mau ke toilet."

Alif meninggalkan Ratna sendiri depan ruangan itu. Sebenarnya ia merasa risih, ia merasa tidak enak dilihat orang lain hanya berdua dengan Ratna. Alif segera mencari toilet yang ada di kampus itu. Ia hanya mencuci mukanya, lalu pergi menuju taman seorang diri.

Alif : Hafizh's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang