° Sekolah

633 85 16
                                    

Pagi itu pagi yang cukup sibuk, sebab setelah dua hari belakangan mereka libur, kini sudah harus kembali sekolah.

Termasuk Wonyoung yang kini tengah sibuk menyisir rambut panjangnya.

Tok...tok...tok...

Wonyoung mengangkat kepalanya, kemudian berjalan menuju pintu kamarnya. Penasaran siapa yang mengetuk pintunya sepagi ini.

"Wony, udah siap?"

Wonyoung tersenyum kecil mendengar Jiheon memanggilnya 'Wony'. Dia sudah punya panggilan baru rupanya.

"Eh, belum Kak, eh maksudku Jiheon. Sebentar lagi" ujar Wonyoung gelagapan sendiri.

"Iya. Gapapa, santai aja" ucap Jiheon.

Dengan cepat, Wonyoung menyelesaikan sisiran rambutnya, lantas menyambar tas nya dan langsung keluar kamar.

"Yuk"

Dan kemudian kedua gadis itu berjalan menuruni tangga.

Setelahnya mereka berangkat ke sekolah.

Wonyoung, Jiheon dan Woojin berangkat bersama naik angkutan kota. Atau singkatnya angkot. Karena mereka bertiga belum mempunyai kendaraan sendiri, seperti penghuni lainnya.

Sampai di sekolah, Wonyoung benar-benar ga bisa nutup mulutnya.

Ini sekolah apa Mall? Gede banget!!

Melupakan keterkejutan Wonyoung, gadis itu tetap berjalan mengikuti Jiheon dan Woojin sampai ke kelas.

"Wony duduk di samping Yuna, ya" ujar Jiheon menunjuk bangku kosong di samping seorang gadis.

Wonyoung mengangguk.

Untuk Jiheon sendiri, dia sudah duduk di samping Yujin. Sedangkan Woojin duduk di samping Kangmin.

Tak lama, bel masuk kelas berbunyi, dan seorang guru memasuki kelas mereka.

"Guan, aku mau ngomong" ujar Jinsol saat keduanya sedang menyantap jajanan kantin.

"Hm?" tanya Guanlin, matanya tetap fokus pada layar ponselnya, dan tangannya sibuk mengaduk es jeruknya.

"Liat mata aku dulu bisa ga sih?!" Jinsol mulai jengkel dengan sikap Guanlin.

"Kenapa Sayang?"

Suka meleleh aja Jinsol tuh kalo Guanlin udah manggil Sayang:"(

"Engga jadi" alhasil, Jinsol hanya bisa menunduk seraya melanjutkan makannya.

"Tuh kan kebiasaan" Guanlin kembali memainkan ponselnya.

Tidak lama kemudian, datanglah Jeongin bersama teman sebangkunya, Choerry.

"Bagi minum Bro, aus" dengan santainya, Jeongin merampas gelas es jeruk Guanlin.

"Beli sendiri Njing!" Guanlin memukul pelan kepala Jeongin.

"Sepet banget itu muka, kenapa Mba?" tanya Choerry yang sudah duduk di samping Jinsol.

"PMS itu" Guanlin yang menjawab.

Gimana Jinsol ga tambah kesel coba?

"Nih, Ri, abisin" Jinsol menyerahkan mangkuk baksonya yang isinya tinggal setengah.

House of Maknae(s) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang