° Tanggung Jawab

446 56 5
                                    

"Jiheon, mau bareng sama aku ga?" tawar Doyoung yang kebetulan sedang keluar dari rumah bersamaan dengan Jiheon.

Jiheon pun menoleh ke arah Doyoung dan Wonyoung yang ada di sampingnya secara bergantian, "Terus Wony sama siapa?"

"Oh iya Kak, astaga lupa ngasih tau. Semalem Wony diajakin Haru buat berangkat bareng," jawab Wonyoung.

"Oh, jadi ini tinggal nunggu Haru jemput?" tanya Jiheon.

Wonyoung mengangguk pelan.

Dengan begitu Jiheon dapat mengiyakan ajakan berangkat bareng dari Doyoung.

Agak canggung bagi Jiheon, karena baru kali ini gadis itu berangkat bareng cowo naik motor. Karena ia sudah terbiasa naik angkot sama Woojin.

"Duduknya miring aja kalo susah," ujar Doyoung yang melihat Jiheon kesusahan mau naik ke motor Doyoung.

Jiheon mengangguk dan mengikuti intruksi Doyoung.

"Nih pake buat nutupin kaki kamu," ujar Doyoung memberikan jaketnya kepada Jiheon. Jiheon cuma ngangguk manut aja, udah speechless duluan diperlakukan begitu sama cowo.

"Pegangan ya," tanpa disuruh dua kali, Jiheon kedua tangan Jiheon langsung berpegangan pada pinggang Doyoung.

Setelah itu, Doyoung langsung menyalakan motornya dan tancap gas.

Sesampainya di sekolah, didepan kelas Jiheon langsung ditarik sama Yujin ke deket toilet untuk diintrogasi.

"Kok lo bisa berangkat sama Doyoung?!" pertanyaan pertama yang dilayangkan oleh Yujin itu membuat Jiheon sedikit terkejut, ditambah tatapan mata Yujin yang sebelumnya tak pernah Jiheon lihat.

"Ehm, anu, sekarang Jiheon sama Doyoung kan satu rumah,"

Kini jawaban Jiheon tak kalah mengejutkan dari pertanyaan Yujin, "WHAT?! Serumah?"

Jiheon langsung gelagapan, "Eh, anu, eung, bukan serumah yang kaya gitu, satu kosan lah intinya, ya satu kosan,"

Yujin bernapas lega, "Gila, gue kira lo ada apa apa sama Doyoung,"

"Ya engga lah, eh, emang kenapa gitu kok Yujin tiba tiba nanya gitu?" tanya Jiheon.

"Engga, gue kaget aja. Lo ga pernah keliatan berangkat bareng sama cowo selain Woojin tiba tiba berangkat bareng Doyoung kan bikin gue shock ya," jawab Yujin.

"Ooh, engga kok, Jiheon sama Doyoung engga ada apa apa, cuma ya karena sekarang tinggalnya bareng, jadi tadi Doyoung nawarin berangkat bareng," jawab Jiheon.

Yujin mengangguk paham, "Iya iya, gue ngerti kok," jawabnya, "Eh, kan lu deket tuh ya sama Doyoung, bisa bantuin gue ga?"

Jiheon mengangguk pelan, "Bantuin apa, Yujin?"

"Bantuin gue biar bisa deket sama Doyoung. Bisa?"

Jiheon langsung tersenyum jahil, "Oohh, Yujin naksir sama Doyoung ya ternyata,"

Yujin langsung salting, "Hehe, udah, pokoknya lo bisa bantu gue kan?"

Jiheon mengangguk, "Bantuin gimana? Nyuruh Doyoung tinggal bareng sama Yujin gitu?"

"Yee, bukan yang kayak gitu Surti,"

"Ya, terus yang kayak gimana?"

"Kaya gimana aja deh, yang penting gue bisa deket sama Doyoung,"

Jiheon mengangguk pelan, "Yaudah deh, nanti Jiheon pikirin,"

Yujin tersenyum lebar dan memeluk Jiheon, "Terbaik emang temanku yang satu ini,"

House of Maknae(s) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang