° Obrolan Malam

729 87 1
                                    

Malam itu bakal jadi malam pertama bagi Wonyoung tidur tanpa orang tua. Selama ini, sejauh apapun gadis itu pergi, pasti selalu bersama orang tuanya.

Dan, malam itu juga menjadi malam pertama bagi Wonyoung makan bersama orang-orang yang baru ia kenal belum 24 jam lamanya.

Ya, malam itu malam spesial, karena Bu Yoona memasak banyak dan ikut serta di meja makan untuk menyambut kedatangan penghuni baru, Wonyoung.

Memang sudah tradisi dari dulu, jika ada penghuni baru, Bu Yoona akan menyiapkan makan spesial untuk seluruh penghuni rumah.

Suasana di meja makan malam itu jelas ramai sekali, dari Woojin dan Jiheon yang berebutan piring sampai Samuel dan Somi yang memperdebatkan lebih enak ayam goreng atau ayam bakar. Dan itu semua membuat pusing kepala.

Tapi, Wonyoung menikmati susana seperti itu. Itu pengalaman pertama baginya yang melihat keadaan suasana ruang makan seramai ini. Tidak seperti di rumahnya, yang saat makan hanya terdengar suara dentingan sendok dengan piring.

"Anak-anak, Bunda mau bicara sebentar" ujar Bu Yoona—yang biasa menyebut dirinya bunda—menginterupsi seluruh keributan di meja makan. Anak-anak serentak menoleh ke arah Bu Yoona.

"Mau ngomong apa, Bun?" tanya Jinsol.

"Hari ini kan kita kedapatan teman baru, udah pada kenal semua, kan?"

Semua serentak mengangguk.

"Bohong Bun, Jisung belom kenal" ujar Yeojin yang melihat Jisung ikut mengangguk.

"Halah, lu juga belom kan" Lucy menyikut Yeojin.

"Yaudah, yang belom kenalan, bisa kenalan nanti"

Jisung dengan pelan menyoraki Yeojin yang duduk di seberangnya.

"Wonyoung, gimana perasaannya begitu masuk sini?" tanya Bu Yoona menoleh kearah Wonyoung yang duduk di sebelahnya.

Wonyoung tersenyum kecil, "Wonyoung senang kok, di sini, Wonyoung jadi punya banyak temen"

Bu Yoona ikut tersenyum, "Oh, bagus lah. Semoga betah ya di sini. Wonyoung udah lihat kamarnya?"

Wonyoung mengangguk. Tepat sore tadi, begitu Bu Yoona datang, beliau langsung menyiapkan kamar untuk Wonyoung yang sebelumnya adalah kamar tamu. Karena kamar tamu sangat jarang terpakai, maka Wonyoung dapat menempatinya.

Kembali lagi ke meja makan.

Kali ini, suasana meja makan terlihat lebih hening dari sebelumnya, karena anak-anak sudah sibuk menyantap makanannya.

Bahkan Jinsol yang biasanya cerewet, saat makan suara napas pun tidak terdengar.

Hening, sampai Guanlin berdiri dari duduknya. Makanan dia udah habis. Kemudian Wonyoung menyusul.

"Wonyoung, kalau udah habis makannya langsung cuci di belakang ya" ujar Bu Yoona.

Wonyoung mengangguk dan mengikuti Guanlin.

Wonyoung pun hanya bisa diam melihat Guanlin mencuci piringnya. Dia tidak berani melangkah mendekat karena jantungnya sudah berdebar tidak karuan.

"Siniin" suara berat Guanlin bagai menghentikan detak jantung Wonyoung.

"I-iya, Kak" tanpa bisa menolak, Wonyoung pun memberikan piringnya kepada Guanlin.

"Lin, sekalian lah" ujar Jeongin yang tiba-tiba masuk ke dapur menyodorkan piringnya pada Guanlin.

"Cuci sendiri" Guanlin membalas singkat.

Detik itu juga Wonyoung baper :"

Guanlin cuma mau nyuciin piringnya :)

"Gak balik kamar Won?" pertanyaan Guanlin membuyarkan lamunan Wonyoung tentang lelaki itu.

"I-iya Kak, ini mau ke kamar" jawab Wonyoung.

Kemudian Guanlin pun berjalan keluar dapur, begitu juga Wonyoung.

Wonyoung masuk ke kamarnya dan bersiap untuk tidur.

Namun, belum selesai Wonyoung menyiapkan tempat tidur, ada orang yang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk aja. Ga di kunci kok"

Dengan begitu, terbukalah pintu kamar Wonyoung yang menampilkan tiga orang gadis yang sudah memakai piyama.

"Hai Wonyoung!" sapa Jinsol diikuti dua gadis di belakangnya.

"Hai Kak" balas Wonyoung.

"Udah mau tidur?"

"Sebenarnya sih iya. Tapi aku belum ngantuk" jawab Wonyoung.

"Kalo gitu kita ngobrol di balkon yuk" ajak Jinsol.

Wonyoung mengangguk setuju dan mengikuti ketiga gadis itu.

"Oh iya, Won ini si Lucy sama Yeojin mau kenalan" ucap Jinsol menghentikan aksi sikut-sikutan yang dilakukan kedua gadis yang dimaksud.

Wonyoung mengangguk dan tersenyum, "Wonyoung"

Yeojin yang terlebih dahulu membalas uluran tangan Wonyoung, "Yeojin"

Dan kemudian Lucy menyusul, "Lucy"

"Ada satu lagi sebenarnya yang belom kenalan tapi dia ga mau" ujar Yeojin.

"Si Jisung ya?" tanya Jinsol.

Yeojin dan Lucy mengangguk.

"Yaudah. Ntar Wonyoung juga tau sendiri kok yang mana orangnya"

"Yang tinggi bukan sih? Selain Kak Guanlin sama Kak Seonho" tanya Wonyoung.

Ketiga gadis itu mengangguk.

"Iya dia emang tertinggi ketiga di rumah ini" jawab Lucy.

"Oohh" Wonyoung mengangguk.

"Gimana perasaannya Won? Tinggal di tempat baru" tanya Jinsol.

"Senang sih. Walau ini pertama kalinya buat aku dengan begitu aku harus beradaptasi, tapi aku senang. Dapat teman baru"

"Udah ada gebetan belum?" tanya Yeojin dengan ekspresi jail.

Wonyoung tertawa dan mengangguk kecil.

"Eh, serius?!" tanya Lucy.

"Siapa Won?" tanya Jinsol.

Wonyoung tersenyum malu. Belum mau menjawab.

"Kejadiannya kek si Yeojin tuh, baru dateng kesini langsung naksir Jisung" ujar Lucy.

"Eh, lu juga monyet. Ga ngaca" sungut Yeojin.

"Ga mau ngasih tau nih?" mengabaikan dua orang yang sama sama suka Jisung itu, Jinsol bertanya lagi pada Wonyoung.

"Tapi Kakak jangan kasih tau siapa-siapa ya?"

Jinsol mengangguk guna meyakinkan Wonyoung.

"Sebenarnya aku mulai suka sama Kak Guanlin"

"Ha?!" seru Yeojin dan Lucy bersamaan. Jinsol hanya bisa diam dan tersenyum kecil.

"Ooh" Jinsol mengangguk pelan pada akhirnya, "Kenapa suka sama Kak Guanlin?"

Sementara Lucy dan Yeojin tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Kak Guanlin itu ganteng, terus juga baik. Tadi aja piring aku di cuciin sama Kak Guanlin" cerita Wonyoung yang tidak merasakan atmosfer yang berbeda diantara dirinya dengan ketiga gadis itu.

"Iya sih, dia emang baik, walau keliatannya dingin banget, tapi aslinya dia baik" sahut Jinsol.

"Kak, Won, kita ke kamar duluan ya" pamit Yeojin mewakili Lucy.

"Ah, iya. Kita ke kamar juga yuk, Won" ajak Jinsol.

"Ayo"

Dan akhirnya, mereka berempat kembali ke kamar masing-masing.

House of Maknae(s) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang