° UAS

536 85 19
                                    

Tidak terasa sudah satu minggu Wonyoung tinggal di rumah Bu Yoona. Selama seminggu itupun tidak ada masalah serius yang dialami.

Namun masalah itu muncul diakhir pekan. Memang resiko bagi Wonyoung yang pindah sekolah di penghujung semester. Membuat dirinya langsung menemui yang namanya Ujian Akhir Semester.

Setelah kenaikan kelas dan dinyatakan akselerasi ke kelas 1 SMA, Wonyoung mengidap penyakit yang mengakibatkan dirinya harus rawat inap dan pemulihan selama beberapa bulan.

Itulah sebabnya ia terlambat masuk ke SMAnya.

Dan karena itulah Wonyoung kini harus belajar keras menyusul materi yang telah dipelajari sejak awal semester.

"Untung aja Wony pinter," Ujar Jiheon ketika dirinya dan Wonyoung sedang belajar bersama di ruang tengah.

Woojin mah santai, baca besok pagi juga udah bisa jawab semua. Makanya sekarang dia asik aja nontonin tv.

"Eh, enggak kok, Kak Ji," Wonyoung tersenyum canggung.

"Kalo ga pinter kan ga mungkin Wony akselerasi," ujar Jiheon.

Wonyoung cuma bisa garuk kepalanya sambil ngelanjutin tulisannya. Ia kini tengah menyalin catatan Jiheon dari semester awal.

Sedangkan Jisung, Samuel, Yeojin, Lucy dan Seonho juga sedang sibuk belajar di ruang tengah.

Tapi lebih mirip tawuran sih daripada belajar bareng.

Habis rameeee banget. Bikin Wonyoung sama Jiheon langsung pindah ke ruang tamu.

Jisung yang dari tadi curi-curi pandang ke arah tv yang lagi ditonton Woojin bikin Yeojin otomatis langsung ngelempar bantal sofa yang tepat kena muka Jisung.

"SANA NONTON AJA GA USAH BELAJAR BIAR BEGO!!" teriak Yeojin.

"SALAHIN YANG NYALAIN TV LAH!!" balas Jisung.

"Ya bukan salah gue lah, orang gua nonton buat gue sendiri. Salah sendiri ga bisa jaga mata," cibir Woojin bikin Jisung dongkol.

"Kurang ajar lu!" seru Jisung mengepalkan tangannya.

"WOOJIN MATIIN TV NYA!!! MENTANG MENTANG RANGKING SATU MULU LO GA BELAJAR!" teriakan Jinsol dari kamar Guanlin itu bikin Woojin auto matiin tv nya dan pindah ke kamarnya.

Ga ada yang berani sama Jinsol kalo udah di tegur gitu. Lebih baik langsung dilaksanakan daripada kena pukul sapu atau ember.

Setelah berjuang keras selama dua malam, akhirnya Wonyoung dapat menyusul materi yang sudah dipelajari dari awal semester. Memang benar kata Jiheon,Wonyoung memang pintar.

Dan hari ini, tibalah saatnya UAS.

Fakta bahwa semuanya ngerasa gugup pas mau UAS itu ga bisa dibantah. Termasuk bagi Wonyoung sekalipun. Sekuat apapun, orang pasti punya kelemahan masing masing kan:)

Untungnya, jam pertama UAS berhasil Wonyoung lewatkan dengan mudah, walau masih ada perasaan takut salah di dalam dirinya.

"Wony!! Ke kantin, yuk!" ajak Jiheon dan Yujin.

Wonyoung tersenyum dan mengangguk, kemudian mengikuti kedua gadis itu pergi ke kantin.

"Gila, pala gua mau pecah ngerjain soal fisika tadi," oceh Yujin seraya mengaduk mie ayamnya.

"Iya tuh, mana Jiheon lupa rumus tadi," keluh Jiheon.

"Wony pasti bisa jawab semua ya?" tanya Yujin.

Wonyoung sontak menggeleng, "Mana ada? Aku karang semua tadi jawabannya," kemudian nyengir.

"Wajar sih, kita kan cuma belajar sendiri dari modul," ucap Jiheon.

Yujin mengangguk setuju, "Pak Yesung aja cuma dua kali masuknya,"

Wonyoung memelototkan matanya, "Serius?"

Yujin dan Jiheon kompak mengangguk.

Wonyoung pun ikut mengangguk paham seraya berpikir, bukan salah aku berarti kalau nilai fisika ku jelek.

Setelahnya, mereka kembali fokus pada makanannya.

"Won, kayaknya di meja yang lima langkah dari meja kita, ada yang merhatiin lu deh," ujar Yujin mendekatkan wajahnya ke arah Wonyoung, berbisik.

Mata Wonyoung perlahan melirik ke arah yang Yujin maksud.

Tepat di meja yang Yujin maksud, ada 3 cowo yang duduk di sana dan salah satunya ada Haruto.

Kemudian, Wonyoung menoleh kebelakang, dan berbisik ke Yujin, "Apaan, dia merhatiin Kak Hitomi itu disana,"

Yujin menggeleng, "Engga ih, jelas jelas tuh si Haruto merhatiin lo,"

"Ga Kak Yujin, aku ga mau—"

"Di minum ya,"

Kemudian disusul tatapan—gua bilang juga apadari Yujin.

Wonyoung menatap tanpa berkedip susu strawberry di hadapannya. Kemudian beralih menatap punggung lelaki yang berjalan menjauh dari mejanya.

"Ciee, Wony punya penggemar nih!" seru Jiheon.

Wonyoung kini mengedipkan matanya berkali-kali, "Maksudnya apa?!"

"Buat lu itu, minum aja,"

Dengan pikiran yang masih belum bisa mencerna apa yang terjadi, Wonyoung mengambil susu kotak itu dan memasukkannya ke dalam kantung baju seragamnya.

Siang siang pulang sekolah gini, enaknya melipir ke cafè dulu sebelum ke rumah. Buat mendinginkan pikiran yang panas habis bergulat sama soal ujian, sekaligus ngisi perut.

Lebih enak lagi kalo perginya bareng mas pacar.

Eh iya lupa, kan Somi jomblo:)

Walau jomblo juga, dia ga sendirian kok minum di cafènya, ada Daehwi—sahabatnya sejak kecil—yang setia menemani Somi kemana aja.

"Gimana lu sama si Yuri Yuri itu?" tanya Somi kemudian menyerutup strawberry milkshake nya.

"Gimana apanya?" tanya Daehwi seraya mencomot waffle nya.

"Perkembangannya lah, lo jadi nembak dia ga?" jelas Somi.

Daehwi menggeleng, "Anaknya lagi deket sama Euiwoong. Gua ga berani macem macem kalo udah sama ketua osis,"

"Halah, cemen lu, ketua osis kan juga manusia," tangan Somi tergerak buat mencomot waffle milik Daehwi.

"Tapi kalo udah berurusan gua juga males, mending pasrahin aja lah, jadi jomblo juga ga jelek jelek amat kok," jelas Daehwi menarik gelas milkshake Somi dan meminumnya.

"Sayang cuy, lo yang udah pdkt dua tahun, masa kalah sama dia yang baru deket?" balas Somi.

"Udah lah, biar aja. Sama lu aja gua udah ngerasa lebih dari cukup kok,"

"Ha?"














◇◇◇

Ha? Ehehe

House of Maknae(s) [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang