"Jadi kalian berdua sama-sama dari Busan?" tanya Dahlia, ibunya Jenny saat mereka sedang bersantap siang di salah satu restoran barbecue.
Dahlia
Alice diam-diam tersenyum geli melihat mata Cindy dan Hana yang berbinar melihat setumpuk daging yang disajikan di meja sebelah mereka. Tidak habis pikir olehnya bagaimana Cindy yang sebelum ikut kemari sudah menghabiskan sebungkus ramyeon, masih berselera untuk makan besar. Tanpa sengaja, Alice bertukar pandang dengan Jenny dan mereka menahan senyum—tahu apa yang dipikirkan oleh satu sama lain.
"Iya, rumah kami bersebelahan di Busan. Keluargaku masih tinggal di sana," jelas Hana dengan sopan. "Ajumma ternyata orang Korea juga. Aku kira orang tua Jenny dan Alice orang asing."
Kedua sudut bibir Dahlia terangkat. "Kedua orang tuaku berdarah Korea, tetapi sejak lahir aku di Amerika. Bisa dihitung dengan jari berapa kali aku ke sini. Aku dan suamiku besok sudah kembali lagi ke Amerika."
Hana memasang wajah kecewa. "Sayang sekali. Padahal, aku berharap Ajumma akan lebih lama berada di sini. Kali berikutnya Ajumma dan Ahjussi berkunjung ke Korea, luangkan waktu untuk berlibur bersama kami juga," kata Hana lagi.
Hana
Alice menyadari gadis ini supel dan ramah. Dia membuat lawan bicaranya merasa senang dan betah mengobrol dengannya. Di sisi lain, Cindy sejak tadi terus memandangi tiga pria—yang sepertinya pekerja kantoran—sedang memakan bulgogi dengan lahap. Dia bukan memandangi ketiga pria tersebut, melainkan makanan yang mereka santap. Alice berani bersumpah, dia sempat melihat setitik air liur terbit di sudut mulut gadis bertubuh kurus tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
All These Little Things
General FictionSiapa yang mau dilahirkan menjadi 'anak haram'? Alice tentu tidak menginginkan terlahir dengan predikat tersebut. Namun, kelahirannya yang terjadi di luar nikah, mau tidak mau membuatnya dipandang sebagai 'anak haram'. Saat ibunya meninggal, tekad...